Rabu, 09 Desember 2015

Serangan Fajar Ciderai Pemilukada



Pemilukada yang digelar pada hari Rabu tanggal 9 Desember 2015 secara serentak dilakukan di seluruh Indonesia, sehingga hari tersebut dapat dikatakan sebagai hari yang “panas” dari berbagai gelombang pesta demokrasi. Pasalnya, pemilukada yang digelar itu tampak tidak sesuai dengan harapan banyak orang lantaran banyaknya calon kandidat yang selalu melenceng dari aturan yang telah digariskan oleh penentu kegiatan.
Sebab banyak calon yang selalu melakukan money politik untuk memuluskan ambisinya untuk menduduki kursi bupati dan wakil bupati di masing-masing daerah. Sebab detik-detik penjoblosan para calon ini, maka tim sukses juga ikut sibuk membagikan uang kepada masyarakat dengan alasan uang tersebut sebagai pengganti atau ongkos/biaya transportasi menuju tempat penjoblosan.

Jadilah Pemilih Cerdas



Pesta demokrasi tahun ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia, sehingga dilakukan libur nasional untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang jauh dari tempat pemilihan untuk kembali ke daerahnya sebagai orang yang dapat memberikan suaranya pada pemilukada. Pasalnya, pemilukada tahun ini lain dari biasanya sebab dihelat secara serentak sehingga tidak ada lagi potensi kecurangan yang bisa terjadi. Wajar saja jika pada hari Rabu Tanggal 9 Desember 2015 merupakan hari bersejarah bagi calon-calon pemimpin masa depan.
Sebab pemilihan yang berlangsung ini tidak lain untuk mencari sosok pemimpin yang bersih, cerdas dan mampu mengakomodir apa keperluan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemilukada kali ini sangat dan harus dihargai agar tidak terjadi lagi hal-hal yang dapat merusak citra pesta demokrasi ini. Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa “Jadilah Pemilih Cerdas” untuk menentukan pemimpin masa depan. Sebab tanpa partisipasi masyarakat yang benar-benar bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan Negara ini, maka itu tidaklah berarti menyumbangkan suaranya pada pemilukada. Sebab yang dibutuhkan disini adalah orang atau pemimpin yang tidak melalaikan amanahnya yang diberikan oleh masyarakat.

Selasa, 01 Desember 2015

Menjaring Pemilih Pemula dalam Pilkada



Pesta demokrasi tidak lama lagi akan digelar. Bahkan pemilukada yang dihelat secara serentak ini pada sebelas kabupaten/kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal membuat para calon memutar otak untuk memenangkan pilkada. Betapa tidak, jika semua kontestan ini merasa di atas angin lantaran simpul-simpul suara sudah dikunjungi untuk melakukan kampanye dan bahkan sudah mendapat apresiasi dari masyarakat terutama para tokoh masyarakat itu sendiri, sehingga wajar jika mereka merasa yakin akan bisa meraih apa yang dicita-citakan.
Mereka semua merasa yakin bahwa dengan adanya dukungan tokoh masyarakat pada dirinya itu membuat lebih percaya diri. Akan tetapi perlu diketahui bahwa tokoh masyarakat ini yang berkunjung di daerahnya semuanya diterima dan diperlakukan dengan baik, tinggal bagaimana keputusan akhirnya itu yang harus diperhatikan. Karena tidak semua kantong-kantong suara itu bisa dipercaya seratus persen dukungannya kepada salah satu kandidat.

Jika Aturan Memiskinkan Nelayan (Catatan tentang UU 23 Th 2014)



Setiap warga negara selalu mendambakan adanya perbaikan ekonomi sehingga kebutuhan rumah tangganya dapat terpenuhi. Apalagi saat perekonomian di tanah air tergolong biasa-biasa saja. Meski banyak yang beranggapan bahwa pemerintah selalu ingin melihat masyarakatnya hidup serba berkecukupan atau perekonomian mereka meningkat. Tidak salah jika pemerintah selalu ingin meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga pemerintah pun berupaya untuk memenuhi kebutuhan itu dengan cara menuangkan peraturan atau Undang-Undang guna memberikan yang terbaik.
Seperti halnya dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang diyakini dapat memberikan yang terbaik kepada masyaarakat. Apalagi kalau kita menyimak pasal 31 ayat (2) yang berbunyi penataan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk; (a). mewujudkan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, (b). mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, (c). mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, (d). meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan, (e). meningkatkan daya saing nasional dan daya saing daerah, (f) memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya daerah.

Kamis, 26 November 2015

Gendang Dua dan Piala Adipura



Setiap orang selalu menginginkan sebuah tempat yang tidak terkontaminasi dengan kuman. Sebab kapan seseorang berada pada daerah yang kotor itu berarti banyak faktor yang bisa terjadi pada diri manusia, sehingga kebersihan itu pun harus dinomor satukan. Baik itu pada lingkungan rumah maupun pada daerah dimana kita berada. Pasalnya, kebersihan itu menjadi mutlak bagi setiap orang apalagi kalau di lingkungan kota dimana kita berdomisili. Seperti halnya dengan Kota Makassar yang selama ini sudah “perang” dengan sampah.
Wajar saja jika sampah ini menjadi “momok” bagi kebersihan kota, sehingga pihak Pemerintah Kota Makassar (pemkot) memprogramkan suatu tempat sampah yang disimpan pada pinggir jalan. Tempat sampah tersebut dinamai “gendang dua” karena bentuknya menyerupai gendang meski terlihat “telanjang” karena memang harus disiapkan kantong plastik warna hitam sebagai wadah untuk sampah rumah tangga.

Peraturan yang tidak Solutif (Catatan tentang UU No 23 Th 2014)



Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tanah air dan khususnya yang berdomisili di daerah pesisir, maka pemerintah pun tidak henti-hentinya merancang atau membuat peraturan guna meminimalkan kemiskinan di tanah air. Betapa tidak, jika saat ini banyak masyarakat yang terkesan hidupnya pas-pasan sehingga kebutuhan keluarganya terkadang sangat sulit dipenuhi, meski mereka bekerja sekuat tenaga.
Wajarlah jika pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dimana kewenangan sudah diataur sedemikian rupa, sehingga peraturan ini dianggap cukup membuat masyarakat awam kembali “bingung”. Apalagi undang-undangnya tidak pernah diuji publik/disosialisasikan sehingga keraguannya pun cukup membuat “resah” untuk memberikan atau berpihak kepada masyarakat kecil.

ISIS dan Tragedi Paris



Belakangan ini berbagai peristiwa terjadi dimuka bumi ini, baik itu masalah jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal laut hingga peristiwa penembakan oleh kelompok teroris. Pasalnya, teroris menjadi ancaman bagi suatu Negara karena sifat dan kekejamannya tidak pikir panjang. Mereka langsung melancarkan aksinya tanpa ada rasa prikemanusiaan. Meski diakui bahwa tragedi semacam ini bukanlah suatu kebetulan belaka tapi memang sudah disiapkan atau sudah menjadi target oleh kelompok tertentu untuk membuat onar dan kekacauan di suatu negera. Begitu pula halnya yang terjadi di Kota Paris, Prancis baru-baru ini. Pembantaian manusia yang tidak bersalah ini sehingga memunculkan berbagai tanggapan, ada yang mengungkapkan bahwa itu teroris yang didalami kelompok ISIS dan berbagai tanggapan lainnya.

Rabu, 11 November 2015

Mencermati Dampak Pelonggaran Izin Miras



Banyaknya tindakan kriminal yang terjadi akhir-akhir ini membuat masyarakat resah. Pasalnya, pelaku begal yang kerap “menghabisi” korbannya jika memiliki peluang, kesempatan dan waktu sehingga tidak heran jika suasana “Kota Daeng” pada malam hari terasa sangat “angker”. Begal yang tertangkap oleh petugas itu tidak segan mengakui bahwa dirinya telah mengkonsumsi minuman keras (miras) dan narkoba sehingga mereka tidak segan-segan melakukan aksinya di tengah jalan.
Oleh karena itu, adanya wacana untuk memperlonggar izin miras ini menjadi fenomena tersendiri dalam menata perekonomian ke depan. Memang diakui bahwa kebutuhan akan minuman keras bagi wisatawan manca negara itu sangat diperlukan sehingga tidak ada masalah jika diberikan toleransi. Namun, pemberian toleransi itu harus dilihat dulu apakah izin ini berlaku untuk seluruh supermaket di Indonesia ataukah hanya terbatas.

Perlukah Debat Cabup ?



Pesta demokrasi di tanah air yang tidak lama lagi akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia, sehingga didahului dengan kegiatan debat calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Debat ini diperuntukkan kepada masyarakat untuk melihat visi dan misi masing-masing calon yang disiarkan langsung oleh televisi agar masyarakat yang tidak sempat menghadiri secara langsung lokasi debat bakal ditonton lewat televisi. Hal tersebut untuk melihat bagaimana skill yang dimiliki calon bupati dimasa datang. Sebab bupati itu harus bisa memberikan solusi bila terjadi hal-hal yang kurang diinginkan di tengah masyarakat.
Akan tetapi debat kali ini pun terkesan kurang efektif lantaran bukannya untuk memberikan masukan atau program kerja yang akan dilaksanakan nantinya, tapi kesannya hanya pintar beretorika sehingga calon lainnya dapat melihat bahwa si “A” itu bisa. Padahal, kalau dipikir debat ini tidak perlu dilakanakan karena masing-masing calon sengaja untuk menguji dan bahkan bisa “menelanjangi” lawan debatnya sehingga tepuk tangan pun menggema di ruangan debat.

Rabu, 04 November 2015

Belajar dari Penegakan Hukum Perikanan Pangkep



Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) adalah salah satu kabupaten yang terletak di utara Kota Makassar, dimana wilayah Kabupaten Pangkep terdiri dari beberapa kecamatan kepulauan  dengan 115 pulau. Luas laut 11.464.44 km, luas pulau kecil 35.150 ha dan garis pantai 250 km sehingga perlu mendapat perlindungan dan pengawasan dari berbagai ancaman pengrusakan.
Melihat banyaknya pulau yang tersebar itu dan bahkan ada pulau dekat dengan Pulau Jawa, sehingga perairannya cukup potensi untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yang ada di daerah itu terutama warga pesisir.

Akankah Walikota Menutup Tempat Prostitusi ?



Perkembangan Kota Makassar sangat cepat sehingga harus dibarengi dengan kecepatan berfikir atau menata agar kota ini tampak indah dan menarik wisatawan. Apalagi “Kota Daeng” merupakan salah kota termacet di Indonesia sehingga ini menjadi perhatian bagi semua pihak. Pasalnya, jalan-jalan kota yang terkesan sempit itu bila dibandingkan dengan volume kendaraan yang setiap harinya bertambah, sehingga tercipta kemacetan dimana-mana pada jam-jam tertentu.

Perlukah Dilakukan Pencopotan Kepsek ?



Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi semua orang terutama bagi anak muda, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Semua itu harus dimulai pada bangku sekolah sebagai wadah untuk melangsungkan proses belajar mengajar antara siswa dan gurunya. Tanpa ada keduanya tentunya pengetahuan bagi anak-anak ini tidak akan bisa bertambah.
Hal tersebut harus dibarengi dengan rasa aman dan ketenangan yang mereka rasakan. Akan tetapi jika proses belajar mengajar tidak disertai dengan rasa aman karena adanya gangguan dari dalam maupun gangguan dari luar, maka itu tidak akan bisa berlangsung sesuai dengan harapan semua seorang, terutama bagi orang tua yang masih ada anaknya duduk di bangku sekolah.

Dakwah Pemuda Efektif Redam Peredaran Narkoba



Pemuda sebagai generasi penerus bangsa sangat berperan dalam mengawal bangsa ini ke depan. Pasalnya, pemuda merupakan generasi yang dipersiapkan untuk mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini. Sebab peran pemuda dalam memberikan dakwah atau pencerahan kepada pemuda lainnya itu sangat efektif dalam berbegai sudut pandang. Karena pemuda sangat dibutuhkan dimasa akan datang.
Olehnya itu, hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahunnya itu sangat memberikan inovasi dan inspirasi sebab tanpa adanya pemuda masa lalu, maka pemuda masa kini tidak akan pernah ada. Karena itu, pemuda dalam menjalani hidup di negeri yang dikenal dengan negara hukum, maka semua pihak harusnya menghormati hukum tersebut tanpa ada permainan didalamnya. Sebab selama ini peran hukum di mata masyarakat terkadang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku sebab adanya oknum tertentu yang bisa menyetir aturan hukum itu sendiri, sehingga peran pemuda diharapkan bisa menegakkannya.

Minggu, 25 Oktober 2015

Narkoba, “Surga” Pembawa Maut



Narkoba sudah banyak beredar di tengah masyarakat sehingga pemakai atau penggunanya juga sudah tergolong banyak. Buktinya banyaknya razia yang digelar oleh aparat kepolisian telah menjaring, mulai dari pemakai, pengedar hingga Bandar. Bahkan operasi yang digencarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan juga memberikan dampak yang luar biasa. Pasalnya, operasi yang dilakukan bukan hanya di hotel-hotel berbintang tapi juga di rumah-rumah kos yang tergolong elit. Hasilnya pun mencengankan karena banyak anak remaja dan orang dewasa yang terjaring sehingga ini menunjukkan bahwa narkoba di daerah ini sudah tidak terkendali.

Lingkaran Setan Pemberantasan Begal



Meski begal sudah mendapat sorotan dari berbagai kalangan, sehingga begal ini sudah dianggap sangat meresahkan masyarakat. Sebab bukan hanya aksinya yang dilakukan di kota tapi juga di pasar-pasar di kabupaten sehingga ini sangat mengganggu aktifitas masyarakat.
Akan tetapi begal ini tampaknya tidak akan menyerah dengan aksinya itu, walaupun petugas kepolisian sudah menjaring beberapa begal yang didominasi oleh pelajar atau anak dibawah umur ini. Mereka rata-rata melakukan begal hanya untuk besenang-senang. Bahkan ada begal yang didor akibat melawan petugas. Ironisnya, ada begal merupakan anak dari salah satu dokter yang ada di Kota Makassar, padahal seharusnya anak tersebut tidak perlu terlibat dalam kelompok begal karena melihat orang tuanya yang memiliki profesi seorang dokter.

Konsumsi Narkoba Permulus Jalan Menuju Kuburan



Meski diketahui bahwa narkoba merupakan salah satu obat yang sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia secara illegal atau tanpa melalui resep dokter. Sebab sekarang ini nama narkoba sudah tidak asing lagi di tengah masyarakat, tapi melainkan narkoba itu sudah sering didengar dan bahkan sudah ada yang akrab dengan nama tersebut.
Jadi narkoba ditengah masyarakat sudah menjadi populer terutama bagi kurir, bandar dan pemakai. Sebab narkoba yang merupakan obat-obatan berbahaya bagi kesehatan manusia apalagi  kalau sudah kecanduan. Tapi semua itu terkesan sudah tidak mempan lagi bagi pemakai karena sudah ketagihan. Apalagi narkoba memang memiliki atau memberi efek kecanduan bagi para penggunanya. Sehingga siapa saja yang sudah mencobanya sekali, maka itu sudah dapat dipastikan bahwa akan mencari lagi.

Senin, 05 Oktober 2015

Keteledoran Petugas atau Jamaah Bandel (Catatan tercecer tentang Tragedi Mina)



Menunaikan ibadah haji di Mekkah merupakan impian semua ummat muslim di dunia, namun tidak semua impian itu seketika terwujud. Pasalnya, naik haji bagi warga Negara Indonesia masih jauh dari harapan karena adanya antrian yang begitu panjang hingga tiba pada gilirannya. Harapan itu selalu dinanti dan ditunggu bagi orang yang sudah mendaftar tapi karena keadaan atau aturan yang menghendaki harus antri.
Akan tetapi, setelah tiba gilirannya untuk berangkat maka bersyukurlah mereka. Namun karena kehendak yang maha kuasa selalu berkata lain, sehingga jamaah haji tahun ini mendapat musibah. Hal itu tidak terpikirkan oleh Jamaah Calon Haji (JCH) ketika berada di tanah Suci Mekah, sehingga dipikirannya mungkin beranggapan bahwa tidak ada musibah yang terjadi di tanah suci lantaran Allah telah menghindarkannya. Akan tetapi musibah tersebut tetap ada dan terjadi bagi ummat muslim yang lagi melaksanakan kewajibannya. Musibah yang pertama adalah jatuhnya Crane yang menelan ratusan korban jiwa. Sedangkan musibah kedua adalah Tragedi Mina  yang juga tidak kalah hebatnya dalam merenggut nyawa bagi JCH ini.

Penurunan BBM Bukan Solusi Selamatkan Ekonomi



Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan yang tidak bisa tidak ada di tengah masyarakat. Pasalnya, BBM ini perannya sangat penting bagi kehidupan rakyat Indonesia, terlebih bagi pengusaha yang ada. Sebab BBM ini ibarat “nyawa” sebuah mahkluk di muka bumi ini, sehingga tidak boleh sembarang “mengorek” karena itu dampaknya sangat besar yang dirasakan oleh masyarakat.
Olehnya itu, adanya wacana tentang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menurunkan harga BBM ini demi untuk menyelamatkan ekonomi di negeri ini. Kebijakan tersebut diambil guna memberikan bantuan kepada masyarakat secara nyata. Sebab kalau BBM ini diturunkan maka semua orang bisa menikmatinya. Akan tetapi perlu diketahui bahwa adanya kebijakan tersebut sangat bagus dan perlu didukung oleh semua pihak, tapi kita juga tidak serta merta langsung mengamininya sebab BBM itu sangat peka terhadap perekonomian di tanah air.

Rabu, 30 September 2015

Hukuman Bagi Pelaku Illegal Fishing di Pangkep



Sulawesi Selatan memiliki panjang garis pantai sekitar 1.973,7 km dengan luas perairan laut 45.574,48 km2, yang terdiri dari 3 kawasan yakni Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone, serta memiliki hamparan pulau-pulau kecil dalam kawasan kepulauan Spermonde. Hal ini merupakan salah satu potensi yang cukup besar bila dikelola dengan baik, sehingga ke depan dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar.
               Akan tetapi, potensi tersebut tidak bisa dikelolah dengan baik jika masih ada oknum atau masyarakat yang kurang menghargai lingkungan dengan melakukan berbagai cara yang tidak terpuji dalam menangkap ikan, sehingga ikan hasil tangkapannya itu tergolong merusak ekosistem perairan. Padahal kalau dilakukan dengan cara yang baik tentunya bisa berkesinambungan dimasa akan datang.

Dicari Kepala Daerah Peduli Perikanan Kelautan



Pesta demokrasi atau pemilukada yang tidak lama lagi digelar di Sulawesi Selatan (Sulsel), merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu masyarakat. Pasalnya, pesta demokrasi ini yang secara serentak dilaksanakan di  10 kabupaten Kota di Sulsel membuat pihak penyelenggara harus kerja ekstra. Penaggungjawab pilkada ini tidak lain adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten/kota sehingga segala sesuatunya harus sepengetahuan mereka terutama bagi proses kampanye.

Senin, 21 September 2015

Hukuman yang Pantas untuk Begal



Meski diketahui bahwa Kota Makassar  merupakan salah satu kota termacet di Indonesia, sehingga ini juga membuat masyarakat merasa jenuh setiap kali melintasi jalan-jalan protokol. Belum lagi truk yang dikenal sebagai “truk pembunuh” ini juga “menguasai” jalan raya sehingga masyarakat pun dibuat deg-degan akibat banyaknya pengendara motor yang jatuh korban.

Kamis, 17 September 2015

Ketika Batu Bernilai Ekonomis Mulai “Redup”



Beberapa bulan terakhir ini, masyarakat dilanda “demam” batu, sehingga pedagang dan pembeli batu muncul bagaikan jamur di musim hujan. Persoalan batu memang sudah lama dikenal. Bahkan dulunya dikenal dengan zaman batu. Tapi sekarang di era modern ini batu kembali berjaya dan bahkan sudah menjadi pembicaraan khusus di tengah masyarakat, baik di warung kopi (warkop), di kantor, di pos ronda atau pun ditempat-tempat umum lainnya. Mereka selalu berbicara masalah batu, sehingga potensi bebatuan di daerah ini cukup menjanjikan. Apalagi kalau batunya memang memiliki nilai jual tinggi.
Tidak heran jika beberapa pameran batu yang diselenggarakan beberapa instansi baik intansi pemerintah maupun swasta, sehingga batu yang kurang dilirik masyarakat berbubah menjadi batu yang bernilai ekonomis yang tentunya dapat dinikmati oleh masyarakat di daerah ini.

Revisi Perwali Truk, Perlukah ?



Kasak-kusuk tentang mobil truk yang beroperasi di Kota Makassar pada jam sibuk atau siang hari menjadi problem tersendiri di tengah masyarakat. Pasalnya, truk ini menjadi “momok” yang ditakuti masyarakat terutama bagi pengendara sepeda motor. Sebab sudah banyak yang jatuh korban akibat digilas atau diserempet mobil truk sehingga digelari sebagai “truk Pembunuh”. Bahkan ada sopir truk ini mengemudikan mobilnya dengan terburu-buru atau ugal-ugalan di jalan raya sementara pengendara jalan lainnya tidak dihiraukan.

Masa Depan Makassar Cerah Catatan Pelaksanaan Asean Mayors Forum



Makassar dikenal sebagai kota yang kerap menyajikan berita-berita kriminal di media cetak dan elektronik, sehingga terkenal sebagai daerah yang “tidak” aman bagi siapa saja yang akan memasukinya. Namun perhelatan even-even nasional dan internasional telah membuktikan bahwa Makassar yang dicap rawan akan perkelahian itu mulai “redup” dan bahkan cerah dimata masyarakat nasional dan internasional. Buktinya, beberapa waktu lalu pelaksanaan Mukhtamar yang digelar di kota ini juga membuktikan bahwa Kota Makassar bisa menjamu tamunya dan menjaga keramahan bagi siapa saja yang bertandang di daerah ini.

Pelaksanaan Haji, Terus Bermasalah



Ummat Islam di seluruh dunia terutama Indonesia akan melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah bagi yang telah memenuhi syarat atau ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah.  Wajar saja jika tahun ini sudah tiba waktunya untuk berangkat ke tanah suci Mekkah untuk melakukan ibadah. Meski orang yang memenuhi syarat dan tiba waktunya untuk melaksanakan ibadah haji, mereka tidak luput dari berbagai macam halangan. Mulai dari saat pendafataran yang menunggu urutan yang cukup lama. Bahkan ada yang puluhan tahun baru dapat giliran untuk melaksanakan ibadah haji.

Menjaga Kelestarian Rajungan



Indonesia memiliki wilayah pesisir cukup luas sehingga berbagai potensi yang ada di dalamnya menjadi anugerah bagi masyarakat khususnya yang berdomisili di daerah pesisir. Meski diakui bahwa daerah pesisir memang dapat menghidupi keluarga bagi nelayan. Wajar saja jika para petani nelayan ini memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di laut. Seperti halnya dengan rajungan atau biasa juga disebut kepiting rajungan yang menjadi salah satu andalan bagi masyarakat.

Mengatur Perdagangan Krustase !



Wilayah pesisir yang dimiliki negeri ini cukup luas sehingga berbagai potensi yang terdapat didalamnya menjadi anugerah bagi masyarakat khususnya yang berdomisili di daerah pesisir. Walaupun diakui bahwa daerah pesisir memang bisa menghidupi keluarga bagi nelayan. Wajar saja jika nelayan ini memanfaatkan sumberdaya alam tersebut, seperti halnya dengan rajungan atau biasa juga disebut kepiting rajungan yang menjadi salah satu andalan bagi masyarakat.
Rajungan yang mendiami laut ini menjadi peluang yang sangat baik bagi masyarakat untuk mendapatkan uang dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarganya. Saat ini masyarakat yang pekerjaan sehari-harinya menangkap kepiting dengan menggunakan “rakkang” dan jaring, sehingga hasil tangkapannya pun tergolong lumayan.

Perda RTRW Kota Makassar



Sulawesi Selatan memiliki panjang garis pantai sekitar 1.973,7 km dengan luas perairan laut 45.574,48 km2, yang terdiri dari 3 kawasan yakni Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone, serta memiliki hamparan pulau-pulau kecil dalam kawasan kepulauan Spermonde. Hal ini merupakan salah satu potensi yang cukup besar bila dikelola dengan baik, sehingga ke depan dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar.
               Untuk itu, potensi pesisir yang bisa menghasilkan sesuatu itu sangat besar, namun potensi pesisir yang ada di pantai losari menjadi “perseteruan” antara pemerintah dan para penimbun atau orang yang menguasai lahan tersebut tanpa ada dokumen yang sah. Seperti halnya pengusaha yang mengklaim hampir seluruh pesisir pantai losari dikalim adalah miliknya. Bahkan proses tersebut masih berlangsung tapi apa lacur, pembangunan di kawasan tersebut tetap berjalan.
            Hal ini mungkin karena aturan tentang wilayah peisisr belum ada sehingga para pemodal berlomba untuk membangun daerah tersebut. meski aturan diabaikan karena memang belum tampak di permukaan. Akan tetapi baru-baru ini Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar resmi disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) yang dilakukan oleh DPRD Kota Makassar melalui sidang paripurna DPRD  di Ruang Paripurna DPRD Makassar. Adanya perda RTRW ini sehingga daerah atau wilayah pesisir Makassar sudah bisa menata kembali wilayahnya. RTRW mengatur tata ruang secara umum dan secara khusus akan dimasukkan dalam ranperda RDTW (Rencana Detail Tata Ruang).
Kalau kita amati dan mengikuti perkembangan yang ada bahwa pembuatan perda RTRW ini cukup memakan waktu yang tergolong lama. Bahkan tidak kurang dari tujuh tahun dibahas oleh anggota dewan baru ada keputusan tentang RTRW Kota Makassar. Nah, sekarang sudah ada aturannya sehingga siapa saja bisa berpedoman kepada RTRW tersebut. jangan sampai perda ini hanya dibuat dan menjalankannya hanya panas-panas tahi ayam.
Memang diakui bahwa pada saat pertama kali diberlakukan semuanya harus patuh dan tidak boleh ada yang melanggar, tapi lama-kelamaan perda tersebut hanya “pajangan” saja lantaran semua orang yang berkepetingan di daerah pesisir tidak akan melihat atau memedomani lagi, sehingga terkesan perda dibuat hanya untuk memenuhi kriteria sebagai kota yang memiliki wilayah pesisir.
Olehnya itu, perda yang baru saja disahkan ini sangat membutuhkan banyak pengorbanan mulai dari tim yang dibentuk hingga kepada penggunaan anggaran. Jadi kalau sudah ada perdanya, maka aturan itu harus dijalankan dengan baik dan tegas tanpa memilih merek. Jika sudah melanggar aturan maka tidak segan-segan melakukan penindakan karena kalau orang seperti ini diloloskan atau diberikan kebijakan, maka itu sangat bertentangan dengan aturan dan bisa-bisa mempermainkan aturan yang telah dibuat itu.
Bisa dibayangkan kalau membuat satu perda (RTRW) membutuhkan waktu kurang lebih tujuha tahun lamanya, maka itu perlu dipikirkan ke depannya. Sebab jangan sampai perda ini tidak berjalan mulus sesuai dengan harapan banyak orang. Bisa perda ini dipermainkan kalau orang yang banyak duit, maka apa saja bisa dilakukan demi untuk mencapai tujuan tertentu. Apalagi penegakan hukum kita di tanah air terkesan bisa diatur dan bahkan bisa “dibeli” sehingga sebagian masyarakat tidak terlalu percaya lagi dengan produk hukum di negara ini.
Wajar saja jika semua aturan yang dibuat itu  masih penuh dengan tanda tanya. Apakah berjalan dengan mulus atukah hanya sepintas. Yang jelas sudah ada produknya sehingga tidak dicap lagi sebagai daerah yang tidak memiliki aturan. Apalagi kawasan Center Poin of Indonesia (CPI) sudah dikenal oleh masyarakat dan disitupula banyak terjadi pelanggaran yang tidak sesuai dengan atura yang ada.
Meski perda telah selesai dibuat tapi yang menjalankan aturan itu perlu dipertanyakan dengan baik. Jangan sampai aturan yang telah dibuat hanya “pajangan” saja sehingga yang berbuat salah tetap berjalan dengan santainya. Apalagi daerah ini sangat memungkinkan untuk melakukan pengembangan di wilayah pesisir, apalagi jika pembangunannya itu menyentuh rakyat kecil yang selama ini masih terkesan dipinggirkan. Pasalnya, masyarakat yang berdomisli di daerah pesisir  masih sering disebut sebagai masyarakat yang tergolong miskin, sehingga perlu perhatian dari pemerintah untuk mengatasi julukan tersebut.
Jika dilihat kawasan pesisir Kota Makassar, khususnya kawasan CPI yang kini dalam pengembangan kawasan untuk kepentingan masyarakat, tapi itu sebenarnya harus tetap merujuk kepada aturan yang ada. Jangan sampai dilakukan pengembangan tapi disisi lain banyak kerugian yang ditimbulkan terutama bagi masyarakat yang berdomisli di daerah itu.
Muncul pertanyaan bahwa apakah hanya kawasan tersebut satu-satunya bisa dikembangkan. Padahal sejak dulu daerah tersebut cukup bagus dalam pemandangan masyarakat luar karena daerah ini terutama pinggir pantai yang sudah dikenal dengan ”kursi tepanjang di dunia”. Akan tetapi kalau sudah ada bangunan yang terdapat di luarnya, maka itu sudah pasti bahwa penghalang pandangan sudah jelas terjadi dan itu tidak bisa dipungkiri bahwa pantai losari sudah melenceng dari keasliannya.
Padahal, kalau dilihat dimana wisatawan manca negara selalu mencari tempat-tempat yang asli dalam menikmati keindahan alam yang ada. Tapi kalau sudah direklamasi maka itu sudah jauh bergerser dari apa yang diharapkan itu.
Olehnya itu, adanya RTRW ini, maka daerah pesisir bisa diselamatkan dari kehancuran sebab kalau ada perda tapi tidak dipedomani, maka itu sama saja jika perda itu mubassir. Padahal, dibuatnya perda ini diperuntukkan untuk menata kawasan pesisir yang kerap dijadikan pengrusakan oleh orang-orang yang memiliki banyak modal.
Mudah-mudahan, perda RTRW ini bisa berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan lagi dalam melakukan penegakan di kawasan pesisir. Semoga !

ISIS, Ekonomi, dan Kekerasan



Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju sehingga apapun kejadian di dunia seketika dapat langsung diketahui. Perkembangan itu menujukkan bahwa hampir tidak ada jarak lagi antara negara yang satu dengan negara lainnya. Wajar saja jika semua orang tidak bisa lagi disembunyikan mengenai perkembangan yang terjadi di dunia.

“Ayo Kerja” Pada HUT RI ke-70 Tahun, Perlukah ?



Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan (HUT) RI ke-70 yang dilaksanakan setiap tahunnya, sehingga masyarakat selalu riang dan gembira menyambut dan menyaksikan perayaan tersebut. Pasalnya, setiap digelar peringatan ini masyarakat selalu membuat kegiatan dalam berbagai bentuk permainan agar acaranya semarak dan banyak penontonnya.

Akankah Ekspor Tiga Kali Lipat Terwujud ?



Wacana gerakan peningkatan ekspor tiga kali lipat yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo di Makassar belum lama ini merupakan angin segar bagi pengusaha di bidang ekspor impor. Pasalnya, ekspor hasil bumi ini sangat menjanjikan jika penanganan dan pengolahannya dilakukan secara professional.
Bahkan ekspor tiga kali lipat ini sepertinya masih jauh dari harapan sebab kalau dilihat secara ril dilapangan, dimana hasil bumi masih sangat sedikit dan bahkan tidak memenuhi kuota untuk ekspor sehingga peningkatan ekspor tiga kali lipat ini tergolong hanya retorika belaka. Namun, jika hal itu tetap terwujud, maka itu suatu prestasi yang membanggakan karena selama ini ekspor masih terkesan jalan ditempat dan tidak ada peningkatan. Malah sebaliknya yaitu terjadinya penurunan.

Poligami Bagi PNS, Perlukah ?



Manusia merupakan ciptaan tuhan yang paling sempurna diantara ciptaan lainnya. Bahkan semua ciptaannya itu berpasang-pasangan sehingga tidak ada lagi yang hidup sendiri. Begitupula dengan manusia yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan, sehingga bisa hidup bersama membangun satu keluarga setelah menjalani persyataran yaitu menikah. Namun demikian, pernikahan bagi orang terkadang tidak puas dengan hanya satu pasangan, sehingga tidak heran jika ada orang yang menikah lebih dari satu kali dan bahkan ada yang berkali-kali melangsungkan pernikahan.

Mempertahankan Cagar Budaya



Perkembangan suatu daerah atau kota biasanya diukur dengan kemajuan pembangunan yang ada. Seperti pembangunan gedung-gedung bertingkat atau pencakar langit termasuk hotel-hotel berbintang. Sehingga siapa pun yang memimpin kota tersebut tentunya ingin melihat kotanya maju tak terkecuali dengan rumah-rumah yang mewah. Semua itu menunjukkan adanya kemajuan dalam perkembangan kota termasuk tingkat perekonomian masyarakat.
Sebab biasanya orang menilai suatu daerah jika banyak rumah mewah dan gedung tinggi, sehingga dianggap bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan.  Padahal itu bukan satu-satunya tolok ukur majunya suatu daerah karena masih banyak yang lain dan bisa menjadi penilaian bagi orang luar.

Dilema Perparkiran Kota Makassar



Banyaknya jumlah kendaraan merupakan salah satu tolak ukur bahwa kota itu sudah berkembang. Pasalnya, meningkatnya jumlah kendaraan setiap bulannya  menjadikan Kota Metropolitan ini sulit mencari tempat parkir, apalagi toko dan hotel serta rumah makan tidak cukup tersedia tempat/lahan parkirnya, sehingga membuat juru parkir harus kerja keras untuk mengatur kendaraan yang ingin menikmati perparkiran.

Dilema Pemberantasan Geng Motor



Meski diakui bahwa Kota Makassar sebagai Kota Metropolitan yang tentunya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya adalah masalah pembangunan kota yang semakin melaju. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya bangunan gedung yang menjulang tinggi, sehingga perkembangan kota pun semakin diakui oleh banyak orang. Sedangkan kekurangannya adalah masalah prilaku atau moral sebagian anak remaja yang sukanya mencari perhatian dengan melakukan aksi-aksi yang kurang terpuji sehingga sorotan dari masyarakat pun muncul dan beragam.

“Pembiaran” Terminal Bayangan



Perkembangan kota disetiap daerah mengalami kemajuan yang cukup membuat kita berbangga. Pasalnya, kemajuan tersebut diikuti pula dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang akhirnya membutuhkan sarana transportasi dan terminal sebagai tempat berkumpulnya jasa angkutan (mobil) ke berbagai daerah tujuan.
Keinginan masyarakat untuk memakai jasa angkutan berupa mobil angkutan umum ini sangat perlu mengingat angkutan umum tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab tanpa adanya angkutan umum berarti masyarakat bisa terhambat sampai ke tujuan. Bukan hanya itu, tapi juga terminal merupakan salah satu faktor penunjang bagi bus atau mobil angkutan.

Menagih “Ketajaman” Perda Kebersihan



Kebersihan adalah bagian dari iman. Apa pun dan dimana pun kebersihan itu selalu dijaga, karena bersih itu merupakan suatu pertanda bahwa itu sesuai dengan keinginan banyak orang. Apakah di kampus, sekolah, kantor, rumah ataupun di lingkungan sekitar. Persoalannya, bersih adalah hak yang mutlak untuk kita lakukan. Sebab bersih sangat besar pengaruhnya terutama bagi lingkungan.
            Begitupula dengan Kota Makassar yang dikenal dengan Kota Metropolitan. Belum lagi keinginan pemimpin kota ini untuk menjadikan Kota Makassar sebagai “Kota Dunia” sehingga itu perlu dijaga berbagai permasalahan yang ada di dalamnya termasuk masalah kebersihan. Meski diakui bahwa Makassar ini sangat “menggiurkan” bagi wisatawan asing, namun karena berbagai masalah yang belum rampung diselesaikan, sehingga banyak yang menyayangkannya.

Waspada, Sulsel Pasar Empuk Peredaran Narkoba (Refleksi Hari Anti Narkoba Internasional 26 Juni 2015)



Belakangan ini, kasus narkoba ditengah masyarakat semakin mencuat, sehingga informasi tentang narkoba terutama bagi pemakai hampir setiap hari menemui para pembacanya lewat media. Pasalnya, berita tentang banyaknya pemakai narkoba di daerah ini semakin tak terkendali termasuk para Bandar atau pengedar.
Berita tersebut sudah menjadi konsumsi masyarakat awam melalui berbagai informasi baik lewat media massa maupun media elektronik, sehingga ini sangat menarik untuk diangkat. Pasalnya, pengguna barang haram ini semakin bervariasi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ironisnya lagi, narkoba bukan saja dilakukan oleh para remaja dan masyarakat umum, tapi juga Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan anggota Polri pun tidak ketinggalan, sehingga tidak heran jika narkoba ini semakin diburuh oleh petugas yang berwenang dibidangnya.

Ramadhan, Menguji Kejujuran Pedagang



Bulan Puasa yang disebut juga sebagai bulan penuh berkah, sehingga apapun yang dikerjakan manusia itu berkahnya selalu ada dan pahalanya selalu dilipatgandakan. Wajar saja jika orang berlomba-lomba berbuat kebajikan untuk memperoleh pahala. Namun, dibalik bulan suci ini masih tetap ada penyimpangan yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini terutama bagi seorang pedagang. Meski tidak semuanya pedagang itu terlibat dengan tingkah laku yang kurang manusiawi.
Salah satu contoh adalah pedagang atau penjual makanan di pasar-pasar trasdional atau bahkan di supermarket pun tetap ditemui adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Memang diakui bahwa bulan ramadhan tiba maka sebagian besar orang memanfaatkannya untuk mengais rezeki melalui berbagai kegiatan. Ada penjual tiba-tiba muncul tapi ada pula pedagang sudah lama menjual kebutuhan rumah tangga. Jadi bulan puasa ini banyak hal yang bisa muncul. Salah satunya adalah banyak penjual makanan muncul alias “pedagang musiman”, sehingga ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.

Ramadhan dan Kebutuhan Masyarakat



Memasuki bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang selalu ditunggu-tunggu oleh ummat islam di seluruh dunia. Pasalnya, bulan puasa ini merupakan bulan yang penuh berkah dan pengampunan serta tempat/waktu dimana banyak orang melakukan berbagi kegiatan positif yang pahalanya berlipat ganda. Wajar saja jika semua ummat Islam selalu menantikan bulan penuh rahmat ini.
Menyikapi masuknya bulan Ramadhan ini tidak terlepas dengan kebutuhan masyarakat akan konsumsi baik itu masalah lauk pauk maupun makanan ringan berupa kue-kue atau manisan yang dihidangkan pada saat berbuka puasa. Bulan Ramadhan ini selain banyak pahalanya bagi  orang yang berbuat kebaikan, tapi juga banyak pula “pengeluaran” yang dilakukan oleh ibu rumah tangga lantaran persiapan untuk berbuka itu selalu disiapkan makanan ringan berupa kue atau manisan sebagai makanan pembuka.

Senin, 14 September 2015

Poros Maritim dan Penyelundupan Narkoba (Refleksi Hari Anti Narkoba Internasional 26 Juni 2015)



Indonesia  merupakan negara kepulauan terbesar di dunia (the largest archipelagic country in the world) dengan wilayah laut yang lebih luas dari pada daratan, sehingga wajar jika banyak yang berminat untuk mengambil keuntungan dari sumber daya yang tersedia itu. Bukan hanya petani nelayan yang memakai alat tangkap secara tradisional, tapi juga nelayan yang sudah menggunakan alat tangkap yang modern.
Namun, belakangan ini pemanfaatan luas laut Indonesia telah bergeser kepada hal-hal yang jauh lebih tidak terpikirkan oleh masyarakat umum lainnya. Seperti halnya dengan memanfaatkan pulau tersebut sebagai “angin” segar dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, sehingga pelabuhan antar pulau dan antar Negara terbuka lebar.

Rumah Kos dan Perkembangan Kota



Perkembangan Kota Makassar semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi. Wajar saja jika masyarakatnya juga mengalami peningkatan yang luar biasa baik itu masalah Sumber Daya Manusia (SDM) maupun masalah pemanfaatan teknologi itu sendiri, sehingga apapun yang akan dilakukan warganya sangat mudah.
Olehnya itu, kehidupan sosial di Kota Makassar juga tergolong beragam, apalagi banyaknya pendatang baru dari desa yang memasuki Ibu Kota Provinsi Sulsel ini. Tak heran jika setiap tahunnya urbanisasi ini meningkat seiring dengan kemajuan kota yang tak terkendali. Wajar saja jika kota ini semakin diminati oleh orang dari luar, karena selain banyaknya perusahaan yang berinvestasi di daerah ini juga gedung pencakar langitnya yang semakin menjulang, kesemuanya itu membutuhkan karyawan atau tenaga kerja.

Akankah Sertifikasi PNS Jamin Kerja Profesional ?



Untuk meningkatkan kinerja dan keprofesionalan dibidangnya masing-masing, maka tentunya pemimpin harus memutar otak untuk mewujudkan hal itu. Betapa tidak jika kinerja dianggap belum maksimal oleh penentu kebijakan sehingga dilakukan berbagai upaya untuk itu. Salah satunya adalah adanya sertifikasi guru yang telah berlangsung selama ini.
Akan tetapi sertifikasi tersebut bukan hanya diperuntukan kepada guru sebagai orang yang mendidik anak-anak, namun sertifikasi ini juga telah diwacanakan oleh pemerintah  bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk meningkatkan kinerja dan bekerja secara profesional di bidangnya masing-masing.

Impor Garam di “Lumbung Garam”



Indonesia dikelilingi luas laut sekitar 70 persen dari luas daratan, sehingga dikenal sebagai negara maritim yang didalamnya memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat dikelola demi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,  terutama bagi masyarakat yang berdomisili di wilayah pesisir. Bahkan boleh dibilang masyarakat kita ini sebagian besar berada pada wilayah pesisir yang berpenghasilan biasa-biasa saja dan kehidupannya masih tergolong miskin bila dibandingkan kehidupan yang ada di perkotaan.

Wisma Negara, Bagaimana Kabarmu ?



Belum lama ini kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Makassar merupakan angin segar bagi daerah ini. Pasalnya, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo telah mencanangkan sejumlah proyek besar yang menjadi  andalan dalam mengembangkan Kota Makassar pada Khususnya dan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada umumnya, sehingga proyek ini mau atau tidak harus segera diselesaikan.
Akan tetapi dari sejumlah proyek tersebut tampaknya tidak bisa selesai tanpa adanya campur tangan orang nomor satu di negeri  ini. Namun  atas kunjungan presiden ini suatu pertanda bahwa proyek tersebut bakal terselesaikan melalui bantuan dana APBN. Meski tidak secara tidak langsung tapi itu sudah pasti akan dibantu.

Kamis, 23 Juli 2015

Tol Laut, Sudah Sampai Dimana ?



Pembangunan perikanan dan kelautan menjadi perhatian pemerintah, sehingga semua orang sudah mulai membicarakannya. Meski pembangunan tersebut masih terkesan jalan ditempat karena masih ada instansi terkait yang belum melakukan prioritas dalam memberikan penganggaran untuk perbaikan infrastruktur.  
Seperti halnya dengan adanya wacana yang digagas oleh Presiden Joko Widodo – Juyuf Kalla tentang Tol Laut untuk meningkatkan pembangunan dan perekonomian di tanah air. Memang diakui bahwa tol laut yang hingga sekarang menjadi pembicaraan hangat diberbagai kalangan, sehingga itu yang harus diprioritaskan.  Bahkan tol laut diyakini sebagai “motor” penggerak ekonomi di tingkat bawah atau dikenal dengan buruh dan nelayan.

Tol Laut dan Industri Perikanan



Dewasa ini, perkembangan teknologi  semakin tak terhindarkan sehingga apa saja bisa dilakukan oleh manusia. Wajar saja jika perkembangan dalam suatu daerah juga semakin jelas terlihat meski masih ada kekurangan ditemukan. Begitu pula dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf  Kalla yang berada pada era industrialisasi dan moderen sehingga wajar saja  jika ingin melihat bangsa Indonesia lebih maju yang diiplementasikan dalam suatu program yang memang menyentuh masyarakat melalui Kabinet Kerja.
Sebut saja pembangunan Tol Laut yang masuk dalam program kerjanya dan akan segera direalisasikannya. Meski saat ini masih dalam tahap pembicaraan untuk mencoba membangun tol laut. Tapi itu sudah pasti bahwa apa yang diprogramkan itu bisa diwujudkan. Apalagi Indonesia memiliki luas wilayah laut sekitar 70 % dari daratan, sehingga cocoknya memang tol laut harus diperjuangkan untuk diwujudkan.

Benjina dan Perbudakan Nelayan



Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam laut yang sangat melipah, sehingga banyak orang “jatuh cinta” dengan laut Indonesia. Wajar saja jika banyak tamu tak diundang memasuki perairan Indonesia untuk mengeruk sumber daya alamnya terutama ikan. Pasalnya, ikan yang ada di Indonesia itu masih sangat melimpah, sehingga ini perlu dipikirkan untuk dikelolah agar menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat khususnya yang berdosmisi di daerah pesisir.
Seperti halnya yang terdapat di laut Arafuru dimana ikan-ikan yang ada disitu tergolong sangat banyak dan bahkan terkadang dibuang oleh masyarakat setempat lantaran tidak bisa dimanfaatkan. Meski di daerah tertentu ikan-ikan tergolong mulai sulit ditemukan, namun di Ambon atau NTT ini sangat berlimpah.

Pesisir Itu Bertuan!



Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai pintu gerbang Kawansan Timur Indonesia (KTI) sehingga perhatian banyak orang tertuju ke daerah ini. Wajar saja jika Sulsel menjadi salah satu ikon negara ini di kawasan timur. Apalagi pembangunan semakin digenjot baik fisik maupun SDM dalam rangka meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Bukan hanya itu, tapi juga karena adanya kecintaan akan pembangunan di wilayah pesisir, sehingga orang pun berlomba melakukan penimbunan pesisir. Meski secara tidak sadar bahwa melakukan penimbunan itu merupakan hal yang kurang baik karena dapat merusak ekosistem, sehingga apa pun alasannya untuk menimbun pesisir pantai itu adalah sebuah pengrusakan ekosistem.

Punggawata dan Keamanan Makassar



Perkembangan pembangunan Kota Makassar semakin pesat sehingga memberikan nuansa yang cukup bagus bagi warganya. Tidak heran jika banyaknya wisatawan manca negara yang datang baik melalui pesawat maupun kapal laut. Buktinya beberapa kapal pesiar berlabuh di pelabuhan Makassar dan ini menunjukkan bahwa Makassar sudah semakin maju.
Kemajuan yang dialami ini tidak terlepas dengan pemerintahannya dan warganya yang semakin cerdas pula, sehingga tatanan kota semakin terlihat indah. Meski masih ada beberapa tempat yang perlu dibenahi apalagi sudah menyandang gelar sebagai Kota Metropolitan. Wajar saja jika perkembangan kota semakin maju seiring dengan perputaran waktu. Bahkan Makassar sudah dijadikan sebagai “Kota Dunia”, sehingga  berbagai kehidupan ada didalamnya. Baik itu kehidupan pada siang hari maupun kehidupan pada malam hari yang biasanya disebut sebagai “kehidupan malam” yang digandrungi oleh anak remaja (muda) sekarang ini.

Kamis, 19 Februari 2015

Poros Maritim dan Nelayan Kecil



Indonesia dikenal sebagai Negara maritim karena memiliki luas laut yang sangat fantastis, bahkan luasnya mencapai 70 persen dari luas daratan sehingga Presiden Joko Widodo melontarkan gagasan tentang poros maritim dan mendapat respon dari  berbagai kalangan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Gagasan ini sangat menyejukkan hati semua orang terutama bagi pelaku ekonomi kelautan baik nelayan besar maupun nelayan kecil.
Betapa tidak, jika poros maritim bisa segera diwujudkan untuk menjadi sebuah pembangunan yang tangguh, apalagi Bangsa Indonesia adalah bangsa pelaut. Wajar saja jika gagasan Presiden ini banyak yang bermimpi untuk segera menjadi kenyataan karena tanpa adanya keseriusan dalam menjalankan gagasan tersebut tentunya ini hanya menjadi sia-sia dan berubah menjadi sebuah catatan kecil yang pernah ditulis.

Ketika Masyarakat “Demam” Batu



Akhir-akhir ini, masyarakat memiliki aktifitas tambahan. Meski pekerjaan rutinnya setiap hari tetap dijalankannya. Tapi belakangan ini sebagian warga disibukkan dengan aktifitas tambahan. Pasalnya, warga terlihat sibuk menggosok batu untuk dijadikan sebagai cincin.
Sekarang batu menjadi favorit warga dan dimana-mana ada batu. Jika ada warga yang berkerumun di pinnggir jalan pasti disitu terdapat penjual batu. Sekarang masyarakat terkena “demam” Batu. Meski batu sebelumnya tidak memiliki nilai jual, tapi kini batu itu ibarat “uang” bagi masyarakat.

Jumat, 30 Januari 2015

Selamat Datang Menteri Maritim



Indonesia memiliki ribuan pulau yang tersebar seantero nusantara, sehingga dikenal dengan negara maritim. Tidak heran jika masalah kepulauan sangat krusial bila dicermati hingga saat ini. Persoalannya, pulau-pulau kecil dan besar yang ada di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi pembicaraan banyak orang. Apalagi bila mengingat kasus pulau yang diambil oleh negara tetangga Malaysia yaitu Pulau Sipadan dan Ligitan.
            Meski diakui bahwa persoalan pulau ini sering menimbulkan gesekan antar negara, bahkan antar provinsi seperti halnya yang terjadi antara Sulbar dan Kalimantan. Semua itu akibat adanya kepentingan yang terdapat  di dalamnya. Sehingga satu sama lain saling mengklaim masuk dalam wilayahnya.

Selasa, 27 Januari 2015

Stop Merusak Pesisir…..!



Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau, garis pantai sepanjang 81.000 km, dan luas lautan 5,8 juta km (75 % dari total luas wilayah Indonesia). Potensi pesisir, pulau-pulau, dan lautan sangat besar, yang terdiri dari sumber daya hayati dan non-hayati.
Sumber daya hayati, khususnya perikanan, merupakan salah satu sumber daya penting, baik untuk produksi pangan, bahan baku industri, obat-obatan, dan lain-lain. Sumber daya perikanan merupakan sektor ekonomi di mana masyarakat pesisir bergantung.  Karenanya, potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pemasukan devisa negara.

Penenggelaman Kapal

Catatan Tentang Penegakan Illegal Fishing

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau, garis pantai sepanjang 81.000 km, dan luas lautan 5,8 juta km (75 % dari total luas wilayah Indonesia), sehingga potensi pesisir, pulau-pulau, dan lautan juga sangat besar, yang terdiri dari sumber daya hayati dan non-hayati.
               Khusus Sulawesi Selatan memiliki panjang garis pantai sekitar 1.973,7 km dengan luas perairan laut 45.574,48 km2, yang terdiri dari 3 kawasan yakni Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone, serta memiliki hamparan pulau-pulau kecil dalam kawasan kepulauan Spermonde. Hal ini merupakan salah satu potensi yang cukup besar bila dikelola dengan baik, sehingga ke depan dapat menghasilkan devisa Negara yang cukup besar.
               Akan tetapi, walapun laut bisa menghasilkan uang banyak tapi kalau hasilnya selalu dicuri oleh kapal-kapal asing, sehingga Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 300 Triliun setiap tahunnya. Jika uang sebesar itu mampu kita ambil alih tentunya banyak yang bisa dibiayai oleh pemerintah, tapi karena kapal asing yang selalu menjarah hasil laut kita tanpa bisa berbuat banyak maka itu wajar-wajar saja kalau pencurian semakin merajalela.

Tol Laut dan Industri Perikanan



Dewasa ini, perkembangan teknologi  semakin tak terhindarkan sehingga apa saja bisa dilakukan oleh manusia. Wajar saja jika perkembangan dalam suatu daerah juga semakin jelas terlihat meski masih ada kekurangan ditemukan. Begitu pula dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf  Kalla yang berada pada era industrialisasi dan moderen sehingga wajar saja  jika ingin melihat bangsa Indonesia lebih maju yang diiplementasikan dalam suatu program yang memang menyentuh masyarakat melalui Kabinet Kerja.
Sebut saja pembangunan Tol Laut yang masuk dalam program kerjanya dan akan segera direalisasikannya. Meski saat ini masih dalam tahap pembicaraan untuk mencoba membangun tol laut. Tapi itu sudah pasti bahwa apa yang diprogramkan itu bisa diwujudkan. Apalagi Indonesia memiliki luas wilayah laut sekitar 70 % dari daratan, sehingga cocoknya memang tol laut harus diperjuangkan untuk diwujudkan.