Kamis, 17 September 2015

Ramadhan, Menguji Kejujuran Pedagang



Bulan Puasa yang disebut juga sebagai bulan penuh berkah, sehingga apapun yang dikerjakan manusia itu berkahnya selalu ada dan pahalanya selalu dilipatgandakan. Wajar saja jika orang berlomba-lomba berbuat kebajikan untuk memperoleh pahala. Namun, dibalik bulan suci ini masih tetap ada penyimpangan yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini terutama bagi seorang pedagang. Meski tidak semuanya pedagang itu terlibat dengan tingkah laku yang kurang manusiawi.
Salah satu contoh adalah pedagang atau penjual makanan di pasar-pasar trasdional atau bahkan di supermarket pun tetap ditemui adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Memang diakui bahwa bulan ramadhan tiba maka sebagian besar orang memanfaatkannya untuk mengais rezeki melalui berbagai kegiatan. Ada penjual tiba-tiba muncul tapi ada pula pedagang sudah lama menjual kebutuhan rumah tangga. Jadi bulan puasa ini banyak hal yang bisa muncul. Salah satunya adalah banyak penjual makanan muncul alias “pedagang musiman”, sehingga ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.

Akan tetapi yang menjadi masalah adalah pedagang di pasar-pasar yang telah lama menggelutinya, namun kecurangan pun tidak bisa dihindari sehingga pedagang ini selalu berbuat curang dengan berbagai cara. Termasuk pedagang musiman tersebut juga ikut melakukannya. Ada yang membuat cendol dengan menggunakan zat pewarna yang menurut ahlinya itu adalah zat yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Sehingga ini sangat tidak diperbolehkan.
Tidak heran jika petugas dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)  turun langsung ke pasar-pasar tempat jajanan buka puasa untuk memeriksa pedagang yang menjual makanan jadi. Ironisnya, hampir semua prodak makanan yang dijual itu rata-rata memiliki zat yang berbahaya sehingga ini sangat meresahkan masyarakat. Meski pedagang sebagai manusia biasa sudah tahu dan paham akan kelakuannya itu, tapi mereka tidak menyadari bahwa perbuatan itu adalah salah. Istilahnya bahwa pedagang tersebut belum jujur terhadap sesama orang.
Meski tim dari BPOM telah melakukan sidak diberbagai tempat, namun saat pemeriksa telah pergi maka jualan yang mengandung bahan berbahaya itu muncul lagi. Jadi apalah artinya pemeriksa kalau tidak ingin dipatuhi oleh masyarakat (pedagang). Semua itu dilakukan demi untuk menjaga kesehatan manusia terutama yang menjalankan ibadah puasa.
Nah, bagaimana kira-kira bisa berkembang usahanya kalau baru persoalan menjual makanan sudah tidak jujur, dan Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang tidak jujur itu. Hal ini perlu diperhatikan semua orang terutama bagi pedagang. Biar bagaimana gencarnya mencari rezki atau berjualan kalau perlakuannya masih seperti itu, maka berkahnya sudah pasti tidak ada.
Olehnya itu, bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang suci, maka janganlah berbuat sesuatu yang dapat menodai diri anda sendiri. Mungkin secara tidak langsung anda mengatakan bahwa tidak ada orang tahu perbuatannya itu, tapi Allah Maha Melihat dan tidak bisa disembunyikan sehingga ini sama saja jika merugikan diri sendiri.
Kalau kita mau jujur berdagang, maka tidak perlu ada tim pemeriksa turun lapangan (ke pasar-pasar) untuk menyidak prodak makanan yang dijual oleh orang, karena itu tidak terlepas dengan kejujuran hati seorang pedagang atau penjual. Alangkah indahnya kalau kita menjual dan orang membelinya lalu memakannya dan terasa nikmat tanpa ada campuran zat yang membahayakan itu. Maka siapa pun yang mengkonsumsinya pasti berdoa dan berkata bahwa besok akan kembali membelinya karena sangat enak dimakan.
Hal seperti inlah yang harusnya dimiliki seorang pedagang, bukannya egois dalam berjualan. Bulan puasa harusnya kita hormati sehingga perbuatan yang tercelah itu harus dihindari. Jangan ada kesan bahwa mumpung bulan puasa, maka kebutuhan masyarakat akan berbagai makanan selalau dicarinya, sehinggga pedagang pun berbuat sesuatu yang tidak bagus alias mencampurkan macam-amacm zat berbahaya di dalam makanannya demi untuk memperlihatkan jualannya bagus dipandang mata dan disukai oleh orang.
Olehnya itu, untuk menghindari semua ini  maka pedagang harusnya berjualan dengan jujur. Kalau berbohong itu sudah pasti bahwa dosanya ditanggung olehnya. Dengan demikian, maka peran agama dalam membasmi kebohongan ini harus digencarkan, karena kalau tidak dibasmi maka itu semakin kuat mengakar di dalam diri manusia yang memang hobbynya berbohong. Jadi apalah artinya menjalankan kewajiban dengan sholat lima waktu kalau kebohongan tetap melekat pada diri sendiri.
Mudah-mudahan bulan ramadhan ini para pedagang yang tadinya menjual makanan yang telah dicampur zat berbahaya, maka melalui bulan puasa ini sebaiknya dihindari agar apa yang dikerjakan itu mendapatkan pahala dan barang yang dijualnya itu mendapatkan berkah. Sebab kalau tidak berkata jujur pada diri sendiri, maka itu tanda-tanda akan mencelakan dirinya dimasa akan datang.
Semoga apa yang kita harapkan ini mendapat ridho dari Allah SWT atas segala apa yang dikerjakannya. Jangan berbuat curang kalau ingin selamat di dunia dan akhirat. Sebab orang-orang yang tidak jujur itu  akan dibenci oleh sang pencipta termasuk sesama ummat manusia di muka bumi ini. Semoga bulan puasa ini adalah bulan untuk menguji kejujuran para pedagang di tanah air dan khususnya di daerah ini. Semoga!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar