Kamis, 17 September 2015

Dilema Pemberantasan Geng Motor



Meski diakui bahwa Kota Makassar sebagai Kota Metropolitan yang tentunya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya adalah masalah pembangunan kota yang semakin melaju. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya bangunan gedung yang menjulang tinggi, sehingga perkembangan kota pun semakin diakui oleh banyak orang. Sedangkan kekurangannya adalah masalah prilaku atau moral sebagian anak remaja yang sukanya mencari perhatian dengan melakukan aksi-aksi yang kurang terpuji sehingga sorotan dari masyarakat pun muncul dan beragam.

Pasalnya, aksi ini cenderung sudah melewati batas kemanusiaan sehingga aksinya dicap sebagai aksi “menyesatkan” atau yang lebih populer dikenal sebagai geng motor. Padahal, sebagai anak remaja tidak seharusnya melakaukan aksi tersebut yang dapat membuat orang merasa was-was dalam menjalankan aktifitasnya. Padahal, Kota Makassar dikenal sebagai kota Metropolitan dan bahkan sudah dibuatkan take line sebagai Kota Dunia, sehingga segala persoalan harusnya dapat diantisipasi mengingat Kota Dunia itu harus indah, nyaman dan terbebas dari berbagai aksi kejahatan. Seperti halnya yang terjadi belakangan ini. Dimana aksi dan teror jalanan yang dilakukan oleh sekelompok anak muda atau sering disebut sebagai geng motor.
Aksi kejahatan atau teror jalanan ini merupakan masalah klasik sekaligus menjadi momok di tengah masyarakat karena rasa tidak nyamannya dalam menjalankan aktifitas di kota ini pada malam hari. Aksi teror jalanan ini sudah memakan banyak korban sehingga ini harus diberantas. Pasalnya, kalau aksi-aksi yang dilakukan anggota geng motor ini tidak ditangani dengan serius maka jangan heran jika korban selanjutnya akan lebih banyak lagi. Bukan hanya masyarakat biasa tapi penegak hukum alias polisi pun sudah menjadi korban kejahatan geng motor.
Memang diakui bahwa aksi yang dilakukannya itu tidak memandang “merek”, siapa saja yang terlena maka itu menjadi korbannya. Kalau dilihat sepintas aksi kejahatan geng motor sangat mudah diselesaikan karena rata-rata masih berstatus pelajar. Bisa dicek di semua sekolah yang melakukan aksi kejahatan ini, maka siapapun yang melakukan dan tertangkap maka pihak sekolah langsung memberikan sangsi yang berat, sehingga teman-temannya masih bisa berfikir.
Sedangkan kalau anaknya itu bukan anak sekolah alias putus sekolah, maka hukumannya diperberat jika tertangkap. Tapi anehnya banyak geng motor yang tertangkap, tapi tidak dipenjara alias dilepaskan kembali. Wajar saja jika kelakuannya semakin menggila lantaran mereka tidak dipenjara. Namun perlu diketahui bahwa disisi lain pelaku geng motor tidak ditahan dan usut punya usut eh ternyata anak polisis juga. Malah pangkat bapaknya lebih tinggi dari polisi yang menangkapnya. Jadinya susah untuk ditahan.
Nah, untuk menghindari semua ini maka tidak perlu dibebaskan kembali, tapi mereka harus menjalani hukuman sesuai dengan kelakuannya tanpa pandang bulu. Jadi efek jerahnya sudah ada. Biar orang tuanya berpangkat tinggi kalau anaknya ditangkap sama petugas maka itu harus dilaluinya dan orang tua tidak seharusnya mencapuri, tapi sebaiknya menghormati proses hukum yang berlaku agar anaknya tidak melakukannya lagi.
Wajar saja jika sekarang sudah banyak kejadian diluar dugaan  karena penindakan itu terkesan kurang dimaksimalkan. Sebab baru-baru ini seorang anggota polisis terkapar lantaran dibacok oleh anggota geng motor ini.
Kepala Kepolisian Kota Besar (Polrestabes) Makassar Kombes Pol Fery Abraham, mengatakan pihaknya telah membentuk tim pemburu geng motor. Tim khusus itu juga akan mengejar geng motor yang menjadi penyebab kecelakaan tunggal yang menewaskan Brigda Irsan, anggota Shabara Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat. Bahkan tim tersebut akan bekerja sepanjang waktu untuk memburu kawanan penjahat jalanan yang kerap memakan korban. “Kami buat dua tim khusus yang akan bergantian memburu geng motor maupun kriminal jalanan lainnya, seperti begal maupun balapan liar. Tidak dapat ditolerir tindakan anarkis maupun aksi ugal-ugalan yang membahayakan nyawa itu,” tegas Fery (Cakrawala Juli 2015).
Adanya penegasan dari orang nomor satu di kepolisian Kota Makassaar ini merupakan angin segar bagi masyarakat. Pasalnya, kalau aksi kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini tidak boleh dianggap biasa-biasa, tapi harusnya mendapat perhatian khusus. Bukan hanya pihak kepolisian tapi semua ikut terlibat, mulai dari orang tua di rumah, guru-guru di sekolah dan tokoh masyarakat. Sebab kapan tidak ada keseriusan maka itu bisa fatal akibatnya karena anak remaja ini pemikirannya masih labil dan itu dipahami oleh semua orang. Sehingga perlu adanya pembinaan yang lebih banyak lagi guna meredam aksi yang tidak terpuji itu.
Memang diakui bahwa aksi yang dilakukan geng motor ini sangat mengganggu seluruh aktifitas warga khusunya pada malam hari dan jam-jam tertentu. Kalau sudah ada yang menanganinya berarti setidaknya ada harapan untuk menciptakan rasa aman dan tenteram di tengah masyarakat.
Namaun, perlu dipikirkan bagi kita semua agar tindakan kejahatan yang dilakukan oleh geng notor ini tidak perlu ditawar-tawar lagi karena memang sudah meresahkan masyarakat. Sehingga ini harus mendapat perhatian yang serius guna memberantasnya. Jangan sampai Korban berjatuhan akan lebih banyak lagi.  
Mudah-mudahan dengan adanya keseriusan oleh pihak penegak hukum untuk memberantas geng motor ini dapat membuahkan hasil dan Kota Makassar kembali tercipta rasa aman dan nyaman, sehingga masyarakat bisa bebas beraktifitas di malam hari tanpa ada rasa takut dan was-was. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar