Rabu, 04 November 2015

Akankah Walikota Menutup Tempat Prostitusi ?



Perkembangan Kota Makassar sangat cepat sehingga harus dibarengi dengan kecepatan berfikir atau menata agar kota ini tampak indah dan menarik wisatawan. Apalagi “Kota Daeng” merupakan salah kota termacet di Indonesia sehingga ini menjadi perhatian bagi semua pihak. Pasalnya, jalan-jalan kota yang terkesan sempit itu bila dibandingkan dengan volume kendaraan yang setiap harinya bertambah, sehingga tercipta kemacetan dimana-mana pada jam-jam tertentu.

Olehnya itu, beberapa ruas jalan harus diperhatikan mengingat jalan-jalan tersebut ukuran atau lebarnya masih sama tempo doloe, sehingga ini yang mendesak untuk dibenahi. Apalagi Makassar akan menjadi “Kota Dunia” sehingga semuanya harus diperbaiki.  Bukan hanya itu, tapi juga tempat-tempat prostitusi yang terkesan sudah merambah dan berada dimana-mana sehingga kota ini harus segera dibenahi secara keselruhan sebab kalau hal-hal seperti itu tidak dilakukan maka dikhawatirkan lima tahun ke depan tempat prostitusi semakin merajalela dan penikmatnya para generasi muda. Bahkan ada tempat prostitusi dekat dengan masjid sehingga ini menjadi tantangan bagi orang-oramg yang beriman.
Jadi wajar jika sekarang Walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto sebagai orang nomor satu di kota ini harus mengambil inisiatif untuk melakukan pembenahan khususnya tempat prostitusi yang setiap malam dibanjiri “hidung belang”. Tempat seperti ini tidak bisa berhenti tanpa adanya kebijakan atau aturan yang tegas dari pemerintah sehingga semua yang berprofesi sebagai “penjaja seks komersial (PSK)” bisa berhenti dengan sendirinya. Sebab belakangan ini Jl. Nusantara yang dikenal sejak zaman dulu itu sudah wajar jika dilakukan penutupan.
Meski secara ekonomi dan bisnis bagi orang-orang yang punya tempat karaoke harus menanggung akibatnya. Sebab bisnis seks ini juga diakui bahwa salah satu pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar, karena semua tempat prostitusi tersebut menyetor dana retribusinya kepada petugas yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penutupan tempat prostitusi Jl. Nusantara Kota Makassar ini menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah Kota Makassar. Sebab kalau itu dilakukan maka yakin dan percaya bahwa pemasukan PAD daerah ini akan berkurang.
Disamping itu, pekerja seks ini yang mencapai ratusan bahkan bisa mencapai ribuan orang sehingga ini juga menjadi dilema sebab penutupan itu berdampak pada orang yang kelihalangan pekerjaan atas keberlangsungan  hidup orang lain. Meski ada tempat rehabilitasi bagi PSK yang terletak di Jl. Dg. Ramang tapi itu tidak bisa menampung sekaligus, sehingga ini juga membutuhkan pemikiran yang cerdas. Belum lagi para pegawai karaoke itu yang kehilangan pekerjaaan sehingga banyak orang yang tiba-tiba “hidup miskin” karean tidak bekerja lagi.
Nah, akankah walikota menutup tempat prostitusi di Jl. Nusantara itu ? kalau memang mau jujur seharusnya tempat seperti itu tidak ada meski kita tahu bahwa hampir seluruh kota di dunia pasti memiliki tempat hiburan malam guna menjaring tamu-tamu dari luar. Tempat tersebut selalu berada di pinggir pantai atau tepatnya dekat dengan Pelabuhan dimana kapal-kapal itu berlabu. Jadi peran walikota dalam memperbaiki tata kota yang ada di daerah ini menjadi tantangan besar. Apalagi pernah diwacanakan bahwa Jl, Nusantara ke depan itu harus dirubah menjadi tempat kuliner sehingga tempat prostitusi itu harus ditutup.
Kalau ini menjadi kenyataan maka banyak yang support namun tidak bisa juga dipungkiri bahwa penutupan tersebut tetap menuai sorotan karena ada masyarakat yang tetap menyukai tempat itu, tapi ada juga yang melarangnya dan tidak setuju, sehingga peran penting dalam memperbaiki tatanan kota khususnya di daerah pesisir seperti jalan penghibur hingga jalan Nusantatara perlu ketegasan pemerintah.
Olehnya itu, menutup tempat prostitusi di Kota Makassar ini merupakan ujian berat bagi walikota sebab tempat semacam itu sangat susah ditutup karena berbagai kepentingan didalamnya tetap bercampur baur. Namun, kita juga bisa mengakui bahwa Walikota Surabaya yang sudah menutup tempat atau lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, Dolly. Penutupan tersebut berhasil tanpa ada gangguang yang berarti. Apakah Kota Makassar bisa mengikutinya ?
Memang diakui bahwa kalau Jl. Nusantara itu ditutup berarti semua yang berkepentingan di tempat tersebut akan kehilangan. Tinggal bagaimana strategi walikota untuk memberikan pemahaman kepada seluruh pemilik tempat tersebut untuk mengubah bisnisnya. Sebab dalam Al-Qur’an (QS: Al-Israa ayat 32) yang artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina ; (Zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Jadi menutup tempat prostitusi itu memang sudah ada dalam Al Qur’an sehingga manusia tidak boleh takut dalam mengambil resiko karena hal itu tetap dibiarkan maka sama saja kalau kita membiarkan orang-orang berbuat yang tidak baik dan jalan yang buruk bagi siapa saja yang telah melakukan perzinahan. Sebab berbuat zina itu merupakan suatu perbutan yang dilarang oleh Allah SWT, memang kalau dilakukan saat masih di dunia belum dirasakan akibatnya, tapi di Akhirat akan didapatkan.
Andaikan ada orang yang langsung mengetahui balasan dari Allah SWT tentang perbuatan yang keji, maka sudah pasti bahwa orang-oranag akan langsung menghindarinya, meski dibiarkan tidak seorang pun yang mau mendekatinya. Tapi karena itu merupakan rahasia Allah SWT sehingga orang sekarang terutama orang-orang modern yang selalu mengagungkan kehidupan dunia, maka itu tidaklah terpikirkan.
Mudah-mudahan keberadaan tempat prostitusi ini bisa menjadi pertimbangan orang nomor satu di Kota Makassar dalam mengambil kebijakan sehingga tatanan kota ini memiliki estetika yang memang dicari oleh para pelancong. Bukan tempat prostitusi yang dicari tapi tempat-tempat kuliner yang menyajikan aneka jenis makanan khas daerah ini. Apalagi Kota Makassar banyak produk yang “aneh” dan tidak dimiliki daerah lain sehingga itu harus ditonjolkan di dunia luar.
Semoga apa yang diwacanakan walikota Makassar ini bisa memberikan spirit bagi perkembangan kota yang tidak terkejar oleh kota-kota lain di Indonesia. Meski tetap diakui bahwa Kota Makassar yang berada di Kawasan Timur Indonesia itu tetap akan mengejar ketertinggalan dari kota-kota di Pulau Jawa. Semoga apa yang dikehendaki oleh semua pihak bisa dilaksanakan dan kita sama-sama melihat tujuan itu tanpa ada perbedaan. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar