Rabu, 04 November 2015

Perlukah Dilakukan Pencopotan Kepsek ?



Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi semua orang terutama bagi anak muda, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Semua itu harus dimulai pada bangku sekolah sebagai wadah untuk melangsungkan proses belajar mengajar antara siswa dan gurunya. Tanpa ada keduanya tentunya pengetahuan bagi anak-anak ini tidak akan bisa bertambah.
Hal tersebut harus dibarengi dengan rasa aman dan ketenangan yang mereka rasakan. Akan tetapi jika proses belajar mengajar tidak disertai dengan rasa aman karena adanya gangguan dari dalam maupun gangguan dari luar, maka itu tidak akan bisa berlangsung sesuai dengan harapan semua seorang, terutama bagi orang tua yang masih ada anaknya duduk di bangku sekolah.

Akan tetapi belakangan ini orang nomor satu di Kota Makassar akan melakukan mutasi terhadap sejumlah kepala sekolah (kepsek) yang dianggap tidak bisa menempatkan dirinya sebagai orang nomor satu disekolahnya masing-masing. Bahkan sudah ada beberapa kepsek yang dicopot dari jabatannya dan dijadikan sebagai guru biasa. Pencopotan ini terasa bagi hampir semua kepala sekolah yang ada di Kota Makassar. Sebab siapa dan kapan saja dirinya bisa “dilengserkan” dengan berbagai macam dalih.
Nah, adanya wacana untuk melakukan mutasi besar-besar terhadap sejumlah kepsek di Kota Makassar ini membuat sebgian masyarakat angkat bicara. Ada yang kurang setuju dengan tidakan  Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, tapi ada juga yang sepaham sehingga ini sudah pasti bahwa telah muncul benih-benih yang kurang harmonis lagi di berbagai sekolah. Bahkan isu pencopotan ini jelas sudah mengganggu kinerja para guru dan kepsek setiap harinya dalam menghadapi siswanya. Mereka sudah merasakan adanya gangguan dan rasa tidak nyaman lagi sudah mulai muncul dan ini mengganggu proses belajar megajar bagi seluruh sekolah yang terkena issu pencopotan.
Terutama bagi kepsek yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) di sekolahnya sehingga akan segera diganti. Issu tersebut sudah terdengar di mana-mana bahkan sudah sampai ke pusat sehingga muncul tanggapan bahwa pencoptan di sejumlah kepsek di Makassar segera diakhiri agar proses belajar mengajar segera normal kembali.
Memang diakui bahwa walikota memiliki hak prerogatif dalam hal mengganti kepsek yang ada di kota ini. Akan tetapi penggantian kepsek tersebut harus dilihat dan dicermati lebih jauh lagi karena jangan sampai penggantian kepsek di sekolah itu dapat menurunkan kinerja para guru dan cara belajar siswa.
Kalau itu benar terjadi maka dapat dikatakan bahwa mutasi kepsek yang dilakukan walikota tersebut sudah menurunkan mutu pendidikan di kota ini. Padahal, Makassar itu tergolong tingkat pendidikannya bisa diperhitungkan di tingkat nasional dan internasional.
Buktinya beberapa siswa yang ada di Kota Makassar sudah meraih piala dalam berbagai lomba di tingkat internasional, sehingga ini dapat mengharumkan nama baik Kota Makassar. Hal tersebut tidak terlepas dengan kepsek dan para guru pendidiknya karena mereka sudah menyatu dengan baik. Akan tetapi bila ada kepsek baru tentunya harus beradaptasi dulu baru bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkat mutu pendidikan.
Bisa dibayangkan kalau mutasi atau pencopotan kepsek yang begitu besar maka itu sama saja kalau pendidikan anak sekolah di Kota Makassar ini akan terganggu, apalagi kalau sudah menghadapi ujian. Sebab berganti kepsek tentunya kebijakan itu juga berganti. Jangan hanya kita bisa meroling tapi tidak memikirkan dampaknya pada anak didik. Sebab ada pepatah mengatakan “Lain lubuk, lain ikannya. Lain pemimpin lain gayanya”.  Jadi tidak heran jika sama-sama kepsek tapi kebijakan dan wawasan yang dimilikinya itu berbeda, sehingga wajar jika setiap sekolah harus menyesuaikan diri dalam berbagai hal yang ada.
Oleh karena itu, sebagai walikota tentunya harus mencermati dan melihat langsung kinerja para kepsek ini. Sebagai seorang pemimpin tidak boleh hanya menerima masukan dari bawahan lalu membuat keputusan. Padahal sebelum ada keputusan harusnya dipelajari dan dicermati laporan tersebut sehingga memutuskan sesuatu tidak keliru. Pasalnya, banyak suara sumbang yang ada ditengah masyarakat bahwa sekarang ini issu pencoptan kepsek itu sudah bukan lagi rahasia.
Bahkan ada orang tua murid yang benar-benar kurang sepaham dengan tindakan walikota tersebut. Sebab ini dinilainya kurang cocok melakukan mutasi besar-besaran tanpa mempertimbangkan secara keseluruhan kasus yang dianggapnya dilakukan kepsek tersebut. Padahal, penggantinya itu belum tentu bisa menyamai terlebih melebihi kinerjanya.
Nah, kalau itu terus dilakukan sepanjang tahun, maka kapan sekolah ini bisa memberikan yang terbaik kepada siswanya. Padahal ini sangat kurang baik dalam memacu kota Makassar sebagai kota dunia. Sebab ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki siswa itu harus bersaing guna mendapatkan yang terbaik.
Jadi diharapkan pencopotan kepsek ini bisa memberi dampak positif terhadap sekolah yang diganti kepseknya, sehingga siswa lebih giat belajar lagi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuannya. Jangan sampai ada permasalahan yang dihadapi tapi kurang dikomunikasikan dengan para pimpinan sehingga ini berdampak buruk bagi sekolah itu sendiri.
Ataukah hanya kamuplase saja pencopotan kepsek ini untuk memasukkan orang-orang pilihan dari penentu kebijkan sehingga yang tidak punya canel maka akan tersingkir dengan sendirinya, meski diketahui bahwa mereka memiliki wawasan yang bagus tapi karena ada orang tertentu yang akan diangkat sehingga yang baik saja disingkirkan sementara yang belum jelas kinerjanya akan menjadi pemimpin.
Nah, kalau ini yang terjadi di Kota Makassar, maka tunggulah akan berbagai cemoohan yang muncul dari bawah. Sebab masyarakat sekarang sudah pintar dan tahu permasalahan yang terjadi di kota ini, sehingga walikota tidak bisa seenaknya dalam melakukan kebijakan yang kurang tepat. Semoga apa yang dilakukan walikota ini mendapat apresiasi dari semua kalangan guna meningkatkan mutu pendidikan di kota ini. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar