Senin, 14 September 2015

Wisma Negara, Bagaimana Kabarmu ?



Belum lama ini kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Makassar merupakan angin segar bagi daerah ini. Pasalnya, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo telah mencanangkan sejumlah proyek besar yang menjadi  andalan dalam mengembangkan Kota Makassar pada Khususnya dan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada umumnya, sehingga proyek ini mau atau tidak harus segera diselesaikan.
Akan tetapi dari sejumlah proyek tersebut tampaknya tidak bisa selesai tanpa adanya campur tangan orang nomor satu di negeri  ini. Namun  atas kunjungan presiden ini suatu pertanda bahwa proyek tersebut bakal terselesaikan melalui bantuan dana APBN. Meski tidak secara tidak langsung tapi itu sudah pasti akan dibantu.

Persoalannya mega proyek yang dicanangkan ini adalah Wisma Negara, Stadion Barombong, Jalan Layang Poros Maros-Bone, Kereta Api Trans Sulawesi Jalan Makassar-Parepare dan Underpras Simpang Lima Bandara. Akan tetapi yang menjadi  pertanyaan adalah pembangunan Wisma Negara yang telah mulai dibangun pada tahun 2009 lalu dan hingga kini belum ada tanda-tadan  kapan akan selesai.
Wisma negara yang berada di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) yang dicanangkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sejak tahun 2009. Namun hingga saat ini  sepertinya tidak ada perubahan (kemajuan) yang bisa dilihat dengan mata. Wisma Negara ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 549 Miliar, sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulsel yang tersedia baru Rp 65 miliar, sedangkan dari APBN  belum ada satu sen pun.
Melihat anggaran yang tersedia dari APBD ini masih jauh dari kebutuhan, sehingga mau atau tidak harus ada campur tangan pemerintah pusat untuk melihat pembangunan Wisma Negara ini selesai. Akan tetapi dari informasi yang berkembang di tengah masyarakat bahwa meskipun Presiden telah berkunjung ke Makassar yang sudah pasti bahwa sudah mendapat informasi langsung tentang pembangunannya, namun Presiden ini tidak menggubrisnya dengan serius. Malah sebaliknya yaitu kurang perhatian dan bahkan kabarnya akan membatalkannya proyek tersebut.
Sebab Wisma Negara ini dianggap hanya “pemborosan” dan tidak banyak bermanfaat kepada masyarakat luas. Bisa dibayangkan kalau Presiden berkunjung ke Sulsel dan itu pun tidak serta merta langsung bermalam ke Wisma Negara karena waktunya sangat terbatas sehingga Joko Widodo menanggapinya sebagai pembangunan yang belum bisa dilanjutkan alias dibatalkan. Entah rumor ini benar atau tidak karena beberapa orang telah mengungkapkannya bahwa proyek  itu akan dibatalkan.
Nah, kalau sudah mendapat respon seperti ini maka tentunya ini menjadi pekerjaan berat bagi seorang Gubernur Sulsel apakah mau diselesaikan atau dibatalkan saja. Semenetara kalau mau dilanjutkan itu membutuhkan ratusan miliar untuk penyelesaiannya. Sementara kalau dibatalkan tentunya ini menjadi preseden buruk karena apa yang diprogramkan itu tidak mampu diselesaikan, sehingga tanggapan masyarakat tentunya miring juga lantaran program gubernur ini tidak bisa direalisasikan.
Olehnya itu, pembangunan Wisam Negara ini merupakan salah satu uji kecepatan dalam menjalankan tugas lantaran apa yang dicanangkan ini belum bisa dinikmati oleh masyarakat. Padahal  pembangunannya sudah lama dimulai. Apakah ini hanya retorika atau hanya untuk menyenangkan masyarakat. Kalau memang tidak mampu mewujudkannya itu tidak perlu diprogramkan karena gubernur itu memiliki masa jabatan terbatas. Jika sudah sampai waktunya untuk tidak menjabat lagi maka itu sudah pasti bahwa pelanjutnya belum tentu meliriknya, karena mereka juga telah memiliki program tersendiri.
Nah, kalau memang masih mau dilanjutkan maka mulai sekarang melakukan berbagai terobosan untuk mempercepat pembangunannya karena waktu berjalan terus dan tidak terasa jabatan gubernur akan berakhir. Kalau ini digenjot masih sangat memungkinkan apakah melalui bantuan pada donatur (pengusaha) ataukah pemerintah pusat tetap diloby sehingga luluh hatinya untuk memberikan bantuan/anggaran melalui dana APBN. Kalau ini tidak diseriusi maka Wisma Negara hanya tinggal nama dan menjadi kenangan saja dalam benak masyarakat Sulsel bahwa sejatinya akan dibangun Wisma Negera di kawasan CPI ini tapi anggarannya tidak cukup sehingga dibatalkan.
Hal ini menjadi pembicaraan sepanjang sejarah, sehingga waktu tidak ada habisnya untuk membicarakannya. Setiap orang yang berkunjung di kawasan CPI ini pasti terlintas dan mempertanyakan bahwa katanya pernah akan dibangun Wisma Negara, tapi tidak jadi. Makanya ini merupakan pertaruhan yang harus segera direalisasikan. Sebagai penulis dan mengenal  betul sosok Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, maka apa pun yang akan diprogramkan untuk pembangunannya itu pasti dapat diselesaikan sebelum masa jabatannya berakhir. Meski banyak orang sana sini selalu mepertanyakan kinerjanya khusunsya pembangunan Wisma Negara ini, tapi yakin saja bahwa semua itu bisa terselesaikan tanpa ada yang dirugikan.
Kalau memang pemerintah pusat tidak akan membiayai atau membatalkan bantuannya, maka pemerintah Sulsel harus berupaya agar nama baik daerah ini tetap terjaga. Mari kita pikirkan bersama dan berjuang bersama demi mempertahankan nama baik daerah. Terutama bagi pengusaha yang ada di luar Sulsel, karena sedikit banyaknya pasti selalu dibicarakan bahwa orang Sulsel tidak mampu menyelesaikan sesuatu kalau sudah mulai membangun.
Persoalan ini bukan lagi kita lihat bahwa itu hanya maunya gubenrnur, tapi demi kemaslahatan orang banyak. Bisa dibayangkan kalau Wisma Negara ini berdiri kokoh di pesisir pantai tentunya daerah ini yang terangkat namanya. Kita tidak perlu berpikir yang picik, tapi marilah kita berfikir yang posistif agar apa yang dicanangkan pemerintah di daerah ini segera dapat terwujud demi untuk kita semua.
Mudah-mudahan kabar pembangunan Wisma Negara ini tidak tertelan oleh masa, sebab kapan tidak selesai tentunya ini menjadi pekerjaan rumah yang tidak nyaman bagi pejabat di daerah ini termasuk masyarakatnya. Semoga apa yang dicanangkan pemerintah daerah ini berjalan sesuai dengan targetnya. Semoga Wisma Negara tetap bediri kokoh !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar