Kamis, 17 September 2015

Waspada, Sulsel Pasar Empuk Peredaran Narkoba (Refleksi Hari Anti Narkoba Internasional 26 Juni 2015)



Belakangan ini, kasus narkoba ditengah masyarakat semakin mencuat, sehingga informasi tentang narkoba terutama bagi pemakai hampir setiap hari menemui para pembacanya lewat media. Pasalnya, berita tentang banyaknya pemakai narkoba di daerah ini semakin tak terkendali termasuk para Bandar atau pengedar.
Berita tersebut sudah menjadi konsumsi masyarakat awam melalui berbagai informasi baik lewat media massa maupun media elektronik, sehingga ini sangat menarik untuk diangkat. Pasalnya, pengguna barang haram ini semakin bervariasi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ironisnya lagi, narkoba bukan saja dilakukan oleh para remaja dan masyarakat umum, tapi juga Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan anggota Polri pun tidak ketinggalan, sehingga tidak heran jika narkoba ini semakin diburuh oleh petugas yang berwenang dibidangnya.

Memang diakui bahwa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saat ini sudah menjadi fenomena umum di tengah masyarakat terutama bagi orang tua. Bahkan  persoalan narkoba ini sudah dijadikan sebagai “musuh” bersama, sehingga “perang” terhadap narkoba pun dikumandangkan secara terus menerus.
Meski sudah ada aparat kepolisian, tapi itu masih dianggap belumlah cukup untuk mengantisipasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tengah masyarakat. Sehingga dibutuhkna keterlibatan semua unsur yang ada dalam masyarakat, mulai dari individu, keluarga, institusi pemerintah, organisasi swasta sampai kepada lingkungan masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat dibutuhkan untuk memutus jaringan narkoba di tanah air. Sebab kalau dibiarkan terus menerus berkembang kasus narkoba ini, maka ke depan pasti sangat menyulitkan generasi muda, apalagi yang masih duduk di bangku sekolah. Bahkan Sulsel dianggap sebagai pasar empuk perederan narkoba sehingga itu perlu diwaspadai.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, dimana data tahun 2008 menunjukkan Jawa Barat menempati rangking pertama dalam jumlah pemakai narkoba yaitu 611,423 orang, disusul Jawa Timur sebesar 535,063 orang, Jawa Tengah 430,768, DKI Jakarta 286,494, Sumut 188,524, Banten 142,258, Lampung 115,252 dan rangking delapan adalah Sulawesi Selatan sebanyak 103,849 orang.
Akan tetapi bila dibandingkan sekarang ini, pengguna narkoba di Sulsel meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan hasil survey penyalahgunaan narkoba oleh BNN RI berjumlah 3.826.974 orang, dan diantaranya sebanyak 136.671 orang penyalahguna berada di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian 2012, prevalensi penyalahguna narkoba di Sulsel pada tahun 2011 sebanyak 1,9 % atau setara dengan 115.056 orang.
Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar menyatakan jumlah orang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba mencapai 200 juta per tahun. Angka ini didasarkan pada World Drug Report 2013 oleh Organisasi Dunia Penanganan Narkoba dan Kriminal (UNODC). "Pengguna narkoba tercatat sebanyak 315 juta orang pada usia produktif 15 hingga 64 tahun," kata Anang. (Tempo.co, Juni  2014).
Badan Narkotika Nasional memperkirakan jumlah pengguna narkoba di Indonesia akan terus meningkat. Tahun 2015, diprediksi angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang. “Untuk itu bahaya ini harus dicegah dengan mengubah paradigma. Sudah saatnya pendekatan hukum perlu diimbangi pendekatan rehabilitasi. Jika itu mampu dilakukan, mimpi Indonesia negeri bebas narkoba dapat tercapai, “ jelas Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional Yappi Manate.  (Facebook.com, Juli 2013))
Melihat data tersebut sangat memprihatinkan bagi semua orang terutama bagi generasi muda lantaran narkoba sudah dianggapnya seperti “makanan lezat” saja, sehingga untuk mencegahnya atau memutus jaringan narkoba ini dibutuhkan peran serta masyarakat. Sedangkan untuk memulai memutus jaringan ini tidak lain adalah generasi mudanya yang perlu diintensifkan, karena anak muda sebagai pewaris tahta Negara ini yang harus terbebas dari pengaruh narkoba.
Sementara kalau hanya berkutat pada orang tua, maka pemutusan jaringan narkoba ini tidak berjalan efektif sebab yang menjadi kunci disini adalah anak muda terutama bagi para pelajar dan mahasiswa. Namun, semua itu tidak lepas dengan pengawasaan orang tua karena faktor utama penyebab kasus narkoba ini tidak terlepas dengan peran orang tua di rumah.
Oleh karena itu, pengajaran yang diberikan orang tua kepada anaknya merupakan modal utama dalam menghadapi kehidupan ini. Sebab salah satu pencegahnya adalah iman dan moral yang baik. Kalau itu dilakukan maka yakin saja bahwa semua anak akan terhindar dari jurang yang sangat berbahaya itu.
Moral diajarkan di rumah untuk berperilaku yang baik dan menghindari semua kegiatan atau kelakuan yang dapat menjerat dirinya ke dalam kasus-kasus yang berdampak pada penyesalan seumur hidup. Sebab kalau sudah mencoba barang haram ini berarti orang tersebut sudah masuk dalam lingkarang setan yang ujung-ujungnya menjalani hidup ini dengan sengsara.
Sebab dalam kamus narkoba siapa berani mencoba berarti dia sudah termasuk orang yang “sakit” seumur hidup, karena penyakit ini tidak tidak bisa disembuhkan melainkan hanya bisa dipulihkan. Jadi kata “sembuh” bagi pengguna narkoba itu tidak ada dalam kamus.
Olehnya itu, mulai sekarang dan akan datang seyogyanya menghindari narkoba. Jangan sampai hanya mencari kenikmatan sesaat, tapi berakibat pada kesengsaraan sepanjang masa. Apalagi generasi muda yang masih labil dan bisa saja ikut dengan siapa saja asal diajak, meski sebenarnya sudah tahu bahwa narkoba itu bisa merusak dirinya sendiri, tapi toh bisa terpengaruh dengan rayuan gombal seseorang atau teman-temannya.
Padahal, yang diinginkan masyarakat atau para orang tua supaya pengguna narkoba ini menurun seiring dengan digencarkannya penangkapan bagi para pemakai atau bandar, baik yang ada di Makassar maupun di kabupaten/kota di daerah ini. Semoga aparat yang berwenang dapat memperlihatkan kinerjanya untuk memutus jaringan narkoba yang dapat menghancurkan generasi muda akan datang sehingga Sulsel terbebas dari cengkraman narkoba ini. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar