Senin, 13 November 2017

Produksi Perikanan dan Kesejahteraan Nelayan



Produksi perikanan dan kelautan semakin meningkat. Hal tersebut tidak terlepas dengan luas wilayah perairan yang dimiliki serta pengelolaan sumberdaya alam laut juga semakin membaik. Apalagi didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang selalu mendorong upaya kesejahteraan masyarakat terutama masyasrakat pesisir. Wajar saja jika hasil yang didapatkan juga terus meningkat baik itu produksi perikanan laut maupun perikanan budidaya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, jumlah potensi produksi perikanan Indonesia meningkat 2,1 juta ton menjadi 7,9 juta ton dari semula 5,8 juta ton. Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar, peningkatan potensi jumlah produksi ikan didorong dengan meningkatnya total stok ikan tersedia atau (maximum sustainable yield/MSY) tahun ini. Potensi produksi ikan sekitar 80 persen dari total MSY. "Hasil assesment stock akhir tahun 2015 lalu, MSY meningkat menjadi 9,93 juta ton. Tahun 2013 hanya sekitar 7,3 juta ton. Ini potensi (produksi) untuk Indonesia," ujar Zulficar.

 Zulficar mengatakan, potensi produksi ikan tersebut tersebar pada sebelas Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Potensi produksi ikan terbesar berada pada wilayah perairan Laut Arafura hingga Laut Timor, perairan Laut Flores hingga Selat Makassar, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan. Hal ini bisa menjadi peluang pemerintah untuk mendongkrak percepatan pembangunan industri perikanan nasional sesuai arahan Presiden dalam instruksinya No 7/Tahun 2016. Untuk itu, KKP perlu mencanangkan kebijakan sektor kelautan dan perikanan yang tidak memberatkan terjadinya peningkatan produksi dan pengelolaan secara berkelanjutan. Salah satunya, tutur dia, mengimbangi reformasi kebijakan dengan investasi pada sektor kelautan dan perikanan. (CNN Indonesia)
Meski diakui bahwa selama beberapa tahun ini produski perikanan dan kesejahteraan nelayan terus mengalami peningkatan. Dimana hasil tangkapan para nelayan terus bertambah jumlahnya. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat nelayan sudah merasakan dampak lebijakan pemerintah yang memerangi Illegal Fishing di tengah laut. Pasalnya, kapal-kapal pencuri ikan dari luar negeri ini sudah mulai merasakan komitmen pemerintah untuk memberantas pelaku pencurian ikan di  wilayah perairan Indonesia.
Terbukti, beberapa kapal dari Negara tetangga harus menanggung resiko penenggelaman atau pembakaran lantaran menyalahi aturan yang ada di Indonesia sehingga mereka harus ditenggelamkan. Penenggelaman ini sangat besar dampaknya pada kelesetarian sumberdaya alam laut. Bukan hanya ikan-ikan yang melimpah tapi nelayan penangkap ikan merasakan hasilnya dengan banyaknya hasil tangkapan setiap kali turun melaut.
Memang diakui bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengambil kebijakan untuk menenggelamkan kapal ikan asing yang beroperasi di perairan Indonesia tanpa pilih merek. Meski kebijakan tersebut ada pro dan ada kontra namun tetap dilakukan penenggelaman kapal ikan setelah melalui proses yang berkekuatan hukum.
Kapal-kapal ikan yang ditenggelamakan berasal dari Negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapure dan lain-lain. Tapi Susi Pudjiastuti tetap menjalankan tugas tanpa ada rasa takut. Mereka yang menyalahi autran pasti ditangkap untuk ditenggelamkan.
Penindakan pencurian ikan pun terus dilakukan. Melalui Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang perikanan tangkap. Dalam Pepres tersebut, asing dilarang masuk ke dalam sektor perikanan tangkap, kapal asing yang ketahuan mencuri ikan ditangkap dan ditenggelamkan. KKP menangkap 3 kapal asing pada 29 Juli 2017. Adapun sepanjang tahun ini total kapal asing yang ditangkap sebanyak 29 unit, seluruhnya berasal dari Vietnam dengan kapasitas 100 hingga 230 GT. Sementara sepanjang tahun 2016 ada 36 kapal asing yang ditangkap. (Kumparan.com).
Bukan hanya itu, tapi juga beberapa daerah juga menyadari pentingnya menjaga laut dari pencurian ikan sehingga para nelayan ini juga secara tidak langsung dapat menjaga lautnya. Misalnya melaporkan kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia kepada aparat keamanan sehingga bisa ditindaki. Juga beberapa penguasa wilayah memang melakukan perang terhadap pelaku pengeboman ikan, sehingga nelayan-nelayan yang ingin menangkap ikan secara instan juga mulai mengurangi kebiasaannya.  Kalau ini dilakukan berarti sumberdaya laut akan tetap terjaga karena terumbu karang sebagai tempat atau rumah bagi ikan-ikan akan terjaga. Sehingga ikan dapat hidup dengan tenang tanpa ada gangguan lagi.
Sebab terumbu karang yang ada itu merupakan tempat memijahnya ikan sehingga ini juga harus dijaga agar ikan banyak yang tinggal dan berdiam diri di tempat itu. Kalau ini semua dijaga maka penghasilan nelayan terus meningkat dan kesejahteraan nelayan sudah pasti terjamin lantaran hasil yang didapatkan juga terus meningkat. Jadi peningkatan produksi dan kesejahteraan nelayan tidak terlepas dengan menjaga lingkungan atau sumberdaya alam dari tangan-tangan jahil yang sifatnya merusak.
Disamping itu, budidaya laut juga terus digenjot sehingga hasilnya juga dapat dirasakan masyarakat. Kalau ini semua tercipta tentunya pemasukan bagi Negara akan bertambah juga. Karena hasiu budidaya juga dapat menopang produksi perikanan di tanah air. Apalagi kalau hasil tangkapan ikan yang terus meningkat. Wajar saja kalau sektor perikanan ke depan bisa memberikan hasil yang membanggakan bagi pemasukan devisa Negara. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar