Rabu, 22 November 2017

Bisakah Teroris Ditembak Bukan Peluruh Tajam ?



Aksi teroris di seluruh dunia tidak ada yang sepaham atau mendukung. Pasalnya aksi brutal menewaskan orang-orang yang tidak berdosa itu sehingga ini yang keliru dalam melancarkan serangan. Meski diketahui bahwa teroris itu pahamnya tidak seperti manusia kebanyakan, tapi mereka memiliki paham tersendiri yang sewaktu-waktu melakukan pembunuhan kepada orang yang tidak tahu menahu tentang teroris. Buktinya, beberapa hari lalu aksi teroris yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin Jakarta ini sempat menghebokan masyarakat. Sebab pelaku teroris meledakkan bom di beberapa tempat dan menembak masyarakat sipil dan petugas kepolisian yang tidak tahu apa-apa.

Hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua sebab aksi  teroris yang sudah memasuki Negara kita merupakan suatu perbuatan yang idak bisa dibiarkan. Bahkan perlakuan tersebut harus kita bersatu untuk melawannya sebab kalau dibiarkan tentunya ini bisa menjadi dilema tersendiri bagi kita. Apalagi Indonesia merupakan Negara berkembang dan selalu menghormati hak individual sehingga siapa saja bisa bertandang ke negeri yang kaya akan sumber daya alam ini.
Namun dibalik itu, ternyata banyak juga yang mengincar untuk menghancurkannya. Apalagi di negara ini tergolong sangat mudah mendirikan suatu organisasi sehingga ini juga terkadang disalahgunakan oleh pendirinya. Nah, dari organisasi inilah terkadang ada pengikutnya yang melenceng dan memasukui dunia lain. Artinya dunia lain ini seperti ISIS atau teroris yang sewaktu-waktu bisa menyerang dan menghancurkan apa saja.
Seperti halnya kasus bom yang meledak di kawasan Sarinah Jakarta. Kasus ini sempat membuat geger masyarakat dan bahkan pemerintah pun langsung menanggapi aksi teroris ini secara serius dengan mengeluarkan wacana untuk merevisi Undang-Undang Teroris yang ada di negeri ini. memang diakui bahwa aksi teroris yang terjadi di kawasan Sarinah memunculkan berbagai tanggapan yang beragam, sehingga satu sama lain selalu mengeluarkan pendapat yang berbeda-beda namun semuanya merasa prihatin atas kejadian tersebut.
Olehnya itu, setiap kali teroris beraksi di Indonesia semuanya langsung ditembak mati, sehingga untuk melacak jejaknya sangat sulit karena tidak ada yang dimintai tanggapannya. Namun jika bisa ataukah ada kebijakan baru dari instansi yang berwenang untuk memberikan toleransi berupa penggunaan peluruh tajam diganti dengan peluruh karet atau semacamnya yang  tidak langsung mematikan, tapi melainkan hanya melumpuhkan korban sehingga mereka bisa tertangkap dalam keadaan hidup. Jika ini dilakukan tentunya banyak membantu aparat keamanan lantaran terduga teroris itu bisa dimintai keterangan. Apakah memang betul dirinya yang teroris atau hanya perantara dan tidak tahu persoalan atakauh hanya salah tembak sehingga ditetapkan sebagai teroris.
Nah, kemungkinan seperti ini tetap harus didahulukan. Artinya kita sebagai Negara hukum tetap mengacu kepada hal pra duga tak bersalah. Sehingga terduga teroris yang tertembak itu bisa dimintai keterangan karena masih hidup. Akan tetapi kalau aparat keamanan langsung menggunakan peluruh tajam, maka tidak ada jalan lain dan langsung ditetapkan teroris karena untuk meminta kejelasan atau keterangan tidak ada karena langsung tewas di tempat. Olehnya itu, kedepan pemberantasan atau pencegahan teroris dengan menggunakan peluruh karet atau semacamnya bisa memberikan dampak yang luar biasa karena tersangkanya masih bisa diajak komunikasi. Tergantung nantinya penyidik kalau memang benar adalah teroris apalagi yang dicari-cari, maka ini bisa membantu aparat kepolisian dalam mengungkap kasus teroris yang ada di Indonesia.
Sebab kelihatannya Negara kita ini terkesan sudah menjadi sasaran tembak oleh sekelompok orang yang diduga adalah teroris. Seperti kasus di Poso yang dipelopori oleh Santoso sehingga aparat keamanan terpaksa melakukan tembak menembak antara petugas dan teroris. Meski tetap ada kelemahannya jika menggunakan peluruh karet sebab seperti kejadian di Poso itu memang sebaiknya peluruh tajam karena tidak kelihatan orangnya karena di dalam hutan. Jika peluruh karet kemungkinan besar masih bisa selamat lantaran temannya bisa mengevakuasi karena lawan masih jauh. Namun, jika kasusnya seperti di kawasan Sarinah, maka peluruh karet kemungkinan besar bisa digunakan karena masih di dalam gedung dan terlihat. Apalagi petugas sangat banyak yang diturunkan. Berbeda di lapangan terbuka terlebih di hutan.
Olehnya itu,  dengan wacana pemerintah ini untuk merevisi UU  Teroris bisa dimasukkan salah satu point tentang penggunaan peluruh karet. Jadi ada hal-hal tertentu peluruh karet itu digunakan, namun jika terjadi kontak senjata di lapangan apalagi di hutan maka tetap digunakan peluruh tajam. Disinilah perlunya aturan yang memang bisa memberikan dampak terhadap semua pelaku teroris. Disamping itu, rata-rata pelaku pengeboman ini adalah warga negara Indonesia sendiri sehingga ini juga menjadi pertanyaan besar. Mengapa orang Indonesia sering bergabung dengan kelempok teroris untuk membunuh bangsanya sendiri ? Ada apa sebanarnya dengan sistem pemerintahan kita ?
Melihat berbagai aksi yang terjadi di negara ini, maka pihak yang berkompoten harus introspeksi diri sebab kasus teroris bukan hanya satu atau dua kali terjadi. Sehingga ini menjadi perhatian kita. Apalagi bom yang terjadi di kawasan Sarinah merupakan tempat atau perkantoran yang penting. Belum lagi jaraknya dari Istana kepresidenan tergolong dekat sehingga ini harus menjadi perhatian terutama bagi anggota intelijen. Sebab untuk meredam atau mengetahui lebih awal aksi-aksi teroris itu tidak terlepas dengan para intelijen yang dimiliki kesatuan masing-masing intansi yang bergerak dalam bidang pengamanan.
Belum lagi BIN yang memang memiliki tugas untuk mencari tahu informasi apa saja yang dapat mengancam Negara ini dari berbagai gangguan sehingga itu sangat perlu diperketat dan lebih ditingkatkan kemampuannya setiap personil. Mudah-mudahan aksi teroris di negara ini bisa dicegah sebelum terjadi aksi serupa yang dapat menewaskan masyarakat yang tidak bersalah. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar