Rabu, 22 November 2017

Adakah Dampak Penurunan BBM Pada Masyarakat ?



Meski diakui bahwa kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per tanggal 5 Januari 2016 merupakan angin segar bagi masyarakat di tanah air. Pasalnya, penurunan BBM ini menandakan bahwa pemerintah selalu ingin memperbaiki sistem perekonomian di tanah air, sehingga masyarakat dapat menikmatinya. Begitupula masyarakat pesisir yang memang tempatnya berada di daerah pesisir dan pekerjaan setiap harinya adalah menangkap ikan di laut.
Masyarakat pesisir dan khususnya nelayan yang juga menggunakan perahu motor untuk menangkap ikan. Tentunya mereka tetap membeli BBM untuk dipakai dalam mengoperasikan kapalnya. Namun, adanya penurunan BBM tahun ini bukanlah suatu hal yang sangat istimewa. Pasalnya, penurunan BMM dari harga Rp 7.300/liter menjadi Rp 7.150/liter itu bukanlah sesuatu yang istimewea. Sebab selisihnya hanya tipis sekali sehingga secara kasat mata pengarunhnya terkesan hampir tidak ada. Apalagi harga bahan pokok di pasaran belum turun. Sebab para penjual/pedagang juga merasa bingung lantaran selisihnya hanya sedikit sekali. Jadi kebanyakan pedagang di pasar tidak menurunkan barang dagangannya sebab hanya turunnyasedikit.
Olehnya itu, kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga BBM ini bukanlah suatu yang harus diapresiasi, tapi malah sebaliknya. Sebab jangan sampai penurunan BBM ini tidak bisa bertahan lama lalu kembali dinaikkan, maka jangan heran jika harga barang dipasaran langsung melonjak. Meski kenaikannya bisa kembali ke posisi Rp 7.300/liter tapi harga barang sudah naik dengan alasan harga BBM sudah naik. Mereka tidak mau tahu bahwa kenaikannya hanya kembali ke posisi semula sehingga harga barang tidak perlu naik.
Akan tetapi pedagang tidak mau tahu kalau harga BBM itu naik dan kembali ke posisi semula, terlebih jika melewati harga semula maka itu sudah jelas bahwa harga barang di pasaran akan melambung tinggi. Pedagang itu hanya melihat bahwa ada kenaikan BBM, maka berlomba-lombalah menaikkan barangnya. Jadi mulai sekarang pemerintah harus benar-benar tetap mempertahankan harga BBM ini agar tidak ada kenaikan harga produk dalam jangka waktu minimal satu tahu ke depan. Sebab kalau itu langsung berubah alias ada kenaikan maka harga barang dan perekonomian akan kembali bergolak. Padahal, selama ini perekonomian sudah mulai bagus dan masyarakat tidak ada lagi yang mengeluh hanya karena perputaran uang.
Namun tiba-tiba ada kebijakan baru untuk menurunkan harga BBM, maka itu sudah pasti terjadi pembicaraan dimana-mana. Tapi pengusaha dan ongkos transportasi tetap stagnan dan tidak bakalan turun. Jadi pemerintah sebagai penentu kebijakan, kalau harga BBM mau diturunkan, maka tidak perlu ragu dan tanggung-tanggung, Minimal harga turunnya mulai Rp 1.500-2000 baru ada pengaruhnya terhadap masyarakat terutama nelayan yang setiap harinya menangkap ikan. Jika hal itu dilakukan maka semua unsur bisa menyesuaikan karena kapan tidak ada penurunan harga bahan pokok termasuk tarif angkutan umum, maka masyarakat bisa melakukan aksi protes. Tapi kalau hanya diturunkan sebesar Rp 150/liter, maka itu tidak ada apa-apanya. Malah menanamkan kekhawatiran masyarakat terutama yang berdomisli di wilayah pesisir. Sebab mereka mengandalkan hasil jualan ikan, tapi harga ikan pun tidak ada peningkatan sehingga ini juga sangat berpengaruh dengan kegiatan mereka.
Olehnya itu, masyarakat pesisir atau nelayan selalu menjadi bulan-bulanan terhadap kebijakan pemerintah. Sebab mereka tidak pikirkan dampaknya di tengah masyarakat. Memang diakui bahwa niat baik pemerintah menurunkan BBM tersebut baik, meski hanya sedikit sekali tapi itu perlu diapresiasi, tapi disisi lain menjadikan masyarakat merasa deg-degan lantaran pemerintah ada keinginan mengeluarkan kebijakan naik turunnya BBM, jadi kalau misalnya tiga bulan ke depan tiba-tiba harga minyak dunia naik, maka tentunya pemerintah juga menaikkan harga BBM. Maka dengan kenaikan ini masyarakat langsung dihantui berbagai persoalan yang terjadi dilapangan. Mulai harga BBM yang naik juga harga bahan pokok dan transportasi ikut naik.
Olehnya itu, perhatian pemerintah terhadap masyarakat memang bagus terutama yang berdomisli di kota-kota besar, tapi yang tinggal di daerah pesisir juga sangat perlu diperhatikan. Sebab 60 % masyarakat tinggal di wilayah pesisir, sehingga pemerintah harus memberikan pertimbangan dalam menentukan naik atau turunnya BBM. Sebab BBM merupakan salah satu barang yang sangat vital dan bisa menyedot perhatian semua orang. Hal itu erat kaitannya dengan seluruh harga barang yang diperdagangkan di tanah air.
Jadi, BBM ini tidak boleh asal mengorek atau main-main sehingga perhatian masyarakat dialihkan ke arah itu. Padahal, pemerintah tidak perlu menurunkan harga BBM kalau hanya selisihnya sedikit. Sebab itu bisa menjadi boomerang bagi masyarakat itu sendiri. Jadi kebijakan pemerintah ini perlu ditinjau ulang. Namun apa lacur harga BBM sudah diturunkan dan  diberlakukan sehingga apapaun yang terjadi harus dipertahankan agar harga BBM yang ada sekarang bisa bertahan minimal setahun ataukah bisa selama lima tahun agar masyarakat tidak dibuat bingung.
Mudah-mudahan kedepan kalau pemerintah mengambil kebijakan harus memikirkan segala aspek agar tidak ada yang dirugikan. Karena saat ini ada kesan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah itu asal mencopot saja tanpa pertimbangan yang matang atau mencari tahu dampaknya bila ada kebijakan baru. Kenyataannya hanya selalu ingin dilihat bahwa ada kebijakan baru lagi yang ditelorkan. Padahal, tidak semua kebijakan itu cocok atau diterima oleh masyarakat sehingga inilah yang harus diperhatiakn baik-baik terutama masyarakat yang berdomisli di wilayah pesisir. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar