Senin, 13 November 2017

NKRI Harga Mati !



Hari berlalu begitu cepat. Tidak terasa bangsa Indonesia akan memperingati lagi hari ulang tahunnya yang ke 72 tahun 2017.  Melihat perjalanan waktu yang begitu panjang sehingga tidak salah jika Negara sudah tergolong dewasa dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada. Artinya kita merdeka selama 72 tahun sehingga kedewasaan itu perlu dicerminkan kepada generasi muda. Kita merdeka dalam segala hal sehingga siapapun yang akan mencoba merongrong Negara ini harus dilawan.
            Namun perlu diingat bahwa apakah kita benar sudah merdeka ?  Jika melihat tahun yang sudah dilewatinya itu memang benar adanya bahwa bangsa dan Negara ini kita sepakat sudah merdeka. Akan tetapi masih banyak persoalan yang belum bisa diselesaikan sehingga ada juga yang berpendapat bahwa kita sebenarnya belum merdeka sepenuhnya walau sudah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Buktinya banyak persoalan kenegaraan atau pemerintahan yang terkesan belum dapat diselesaikan.
            Salah satunya adalah persoalan pangan atau beras, persoalan garam yang terjadi kelangkaan. Mana lagi persoalan politik yang hingga kini masih sering terjadi adu argumentasi antara satu instasi atau pejabat dengan pejabat lainnya. Belum lagi persoalan narkoba yang semakin hari semakin tidak terkendali. Bahkan ada indikasi bahwa Indonesia adalah Negara yang paling empuk dijadikan sebagai sasaran penjualan atau penyelundupan narkoba. hal tersebut terbukti lantaran sabu-sabu dipasok ke Indonesia dalam jumlah berton-ton.
Inilah yang yang harus kita perangi karena tanpa disadari kita sebenranya “dijajah” oleh bangsa luar melalui narkoba. Jadi penjajahannya itu bukan dalam bentuk fisik tapi mental generasi muda yang akan dihancurkan. Jadi momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesai (RI) ke 72 harus dipertahankan dalam berbagai sudut. Jangan sampai kita katakan bahwa kita sudah merdeka tapi semakin banyak persoalan yang belum diselesaikan sehingga kemerdekaan itu hanya sebuah kalimat yang sudah lama mendara daging meski persoalan belum diselesaikan.
Pasalnya, kata merdeka itu berarti kita sudah dapat menikmati hasilnya tanpa ada lagi keraguan dan ancaman. Bahkan kita sudah bersantai dan menikmati hari kemerdekaan itu. Tapi apa yang terjadi di lapangan ternyata masih banyak persoalan yang harus diselesaikan pemerintah. Belum lagi kapal illegal fishing yang memasuki wilayah perairan Indonesia untuk mencuri ikan. Hal ini pula yang menjadi persoalan yang harus kita perangi. Jadi kalau diperangi berarti kita belum merdeka lagi. Meski secara nyata dan diketahui masyarakat bahwa bangsa Indonesia adalah sudah merdeka.
Akan tetapi masih banyak warga yang miskin dan belum menikmati hasil kemerdekaan itu sehingga kita masih perlu melakukan langkah-langkah yang strategis guna memerangi berbagai persoalan. Belum lagi adanya aksi teroris yang selalu mengintai bangsa Indonesia. Hal tersebut juga menjadi perhatian kita semua bahwa meski kita sudah merdeka sesuai dengan pendiri negara ini tapi masih banyak masalah yang dihadapi. Kesemuanya itu harus dilawan.
Karena Negara Kesatuan Republik Indonesaia (NKRI) harga mati. Siapa pun yang akan mencoba merongrongnya harus dilawan. Tanpa pilih merek. Jadi Pancasila sebagai dasar Negara tidak boleh diganti karena itu sudah final dan tidak ada lagi tawar menawar untuk mencoba memasuki dengan paham lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kita memiliki ratusan bahasa dan memiliki suku yang berbeda-beda tapi tetap satu. Banyak pulau-pulau yang memisahkan kita tapi tetap kita menyatu dibawah naungan NKRI. Olehnya itu, teroris yang mencoba membuat ulah di Negara ini harus  dilawan.
Penulis teringat di zaman pemerintahan Orde baru (Orba) dimana kekuatan dari bawa tetap dibangun sehingga tidak ada lagi yang namanya teroris yang mampu menembusnya. Salah satu contoh di era Orba mulai dari RT, RW hingga Kepala Desa itu dipimpin oleh pensiunan TNI. Jadi para pemberontak dari luar akan berfikir dua kali karena orang yang ditugasi dalam menjaga lingkungan paling depan itu adalah mantan prajurit TNI.
Kita tahu bahwa TNI itu adalah orang pilihan dan mereka rela mati demi untuk mempertahankan Negara ini. Itulah salah satu kelebihan jika mantan prajurit yang ditugaskan di garis terdepan apalagi kita sangat jelas dipisahkan antara satu pulau dengan pulau lainnya. Wajarlah jika di era Orba aksi teroris yang akan memasuki wilayah Indonesia itu harus berpikir seribu kali karena sepertinya sangat susah menembus pertahanan terdepan. Jadi cocok memang kalau RT, RW dan Kepala Desa harus dipimpin oleh tentara dan termasuk bupati.
Akan tetapi di era sekarang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka yang memimpin garis terdepan itu orang yang tidak memiliki pegalaman walau ada juga yang tetap ada pengalamannya. Tapi namanya rakyat biasa yang selalu mengandalkan kepintarannya, tapi kurang menguasai strategi pengamanan atau ancaman musuh dari luar tidak kuasai karena memang bukan keahliannya itu. Sementara kalau psensiunan TNI itu sudah dipelajari. Jadi aksi-aski teroris yang akan masuk dengan mudah dapat diketahuinya.
Hal inilah yang perlu diperhatikan. Mengingat kita sudah merdeka selama 72 tahun. Jadi menyambut HUT RI yang ke 72 tahun ini harus kita tetap semangat menyambutnya,. Dan semua yang akan membuat onar atau kerusuhan di Negara ini harus dilawan karena itu NKRI Harga Mati ! Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar