Senin, 13 November 2017

Perubahan Pasti Terjadi !



Kemajuan teknologi dewasa ini tidak terbendung lagi, sehingga mau atau tidak memaksa masyarakat mengikutinya. Teknologi ini pun dianggap dapat merubah sesuatu yang lebih baik lagi. Wajar saja jika perubahan ini juga menimbulkan kekurangan dan kelebihan. Pastinya bahwa perubahan pasti terjadi, sehingga masyarakat harus menyiapkan diri untuk mengikuti perkembangan teknologi. Kapan masyarakat bermalas-malasan atau merasa membodohi diri sendiri maka akan terlibas dengan sendirinya.
Teknologi ini pun menyerang sendi-sendi kehidupan masyarakat sehingga diharapkan butuh kesiapan atau mental untuk menghadapi semua ini. Sebab kalau hanya tahunya bermalas-malasan maka akan tertinggal. Sebab teknologi tidak ada kekuatan yang dapat membendungnya. Semua serba teknologi, sehingga perlu mental dan kesiapan untuk menghadapinya.

Oleh karena itu, dampak salah satu teknologi yang ada di tengah masyarakat adalah adanya angkutan on line yang digagas oleh salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan. Mobil atau kendaraan on line ini sudah masuk di tengah-tengah masyarakat sehingga memaksa pemilik kendaraan umum atau pete-pete di Makassar harus melihat. Meski para sopir angkot dan bentor merasa tidak puas dengan keberadaan taksi on line (kendaraan on line) ini, sehingga menimbulkan rasa kecemburuan. Wajar  saja kalau keberadaan kendaraan on line  ini dan kendaraan umum dalam kota (pete-pete dan bentor) tidak terima, karena mereka merasa lahannya diambil alih oleh kendaraan on line.
Keberadaan kendaraan on line menjadi bumerang bagi sopir angkot dan bentor, sehingga menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berujung dengan melakukan protes dengan cara turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi atau berunjuk rasa.  Unjuk rasa yang dilakukan para sopir angkot dan bentor  di Kota Makassar yang berlangsung Rabu 1 November 2017 merupakan puncak kegelisahan mereka karena pemerintah dianggap kurang perhatikan dan tidak ada solusi untuk para sopir pete-pete.
Sopir ini langsung berunjuk rasa dan menempati titik-titik tertentu yang sudah diatur dan dikoordinir masing-masing oleh penanggungjawab demo. Mereka “melumpuhkan” jalan sehingga kendaraan umum (pete-pete) tidak ada yang beroperasi untuk menuntut kendaraan on line agar berhenti beroperasi di Kota Makassar. Mereka tidak tanggung-tanggung dalam melancarkan aksi demonya. Semua yang dicurigai langsung diperiksa dan digembosi. Bahkan ada salah satu mobil pribadi yang disangka adalah taksi on line terpaksa hancur lantaran dilempari batu dan sopirnya terluka.
Kejadian ini  membuat orang merasa tidak simpati karena aksi demo yang sebelumnya sudah sepakat turun jalan dengan aksi damai. Akan tetapi kenyataan di lapangan, aksi tersebut malah menjadi anarkis. Hal ini tidak sepantasnya dilakukan oleh para demonstran itu. Karena semua adalah manusia. Bisa melakukan aksi demoa tapi jangan merusak. Karena mobil itu adalah benda mati yang tidak tahu masalah. Jika mobilnya tusak tentunya membutuhkan biaya yang besar sementara keluarganya di rumah menunggu uang belanja. Bisa demo tapi jangan merusak karena kalau sudah rusak tentunya ini npertanda bahwa kita tidak bertindak sebagai manusia normal, tapi sudah melebihi dari manusia biasa.
Memang diakui bahwa demo yang dilakukan para sopir angkot ini tidak salah karena memang begitulah Negara demokrasi. Bisa menyampaikan pendapat atau unek-uneknya lewat aksi demo, tapi bukan merusak. Akan tetapi aksi yang berlangsung di Makassar ini sudah tidak terkendali lagi. Hal ini tidak terlepas dengan kemajuan teknologi, karena taksi on line sudah menerapkan sistem teknologi karena adanya aplikasi di hand phone (HP), sehingga yang menjalankan taksi on line adalah orang-orang yang mengerti teknologi dan ingin melakukan perubahan.
Kemajuan teknologi itu harus diterima, karena perubahan pasti terjadi sehingga para sopir pete-pete ini tidak seharusnya merasa cemburu atau terganggu karena rezeki itu sudah diatur oleh Allah WST, sehingga tidak boleh ada rasa cemburu. Kalau memang mau meningkat ya sopir angkot ini harusnya merubah pola pikirnya dan belajar mengetahui teknologi lebih jauh lagi agar bisa menjalankan sesuai dengan taksi on line ini. Pasalnya, kemajuan suatu daerah itu pasti terjadi  sehingga mental dan kesiapan segalanya harus siap melakukannya.
Jadi perubahan itu tidak ada yang bisa melawan. Semua bisa berubah dalam waktu sekejap. Olehnya itu, perlunya ada adaptasi agar perkembangan teknologi ini bisa diikuti sehingga ke depan apapaun perubahan yang terjadi di tengah masyarakat dapat diterimanya. Namun, kalau kita tidak siap menerima perubahan itu maka kita akan terlibas dengan sendirinya. Semua bisa berubah tinggal bagaimana orang pintar dalam mengikuti perubahan itu.
Oleh karena itu, aksi demo yang dilancarkan sopir pete-pete ini bukanlah solusi untuk menuntut kemauan atau tuntutannya. Semoga aksi semacam ini tidak terulang lagi karena itu bisa mencederai nama Kota Makassar yang selalu berunjuk rasa.  Mudah-mudahan aksi ini menjadi catatan dan perhatian pemerintah agar semua yang melancarkan provokasi diberi pemahaman agar semua pat dmenahan diri sambil mencari solusinya. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar