Bulan Puasa yang disebut juga sebagai
bulan penuh berkah, sehingga apapun yang dikerjakan manusia itu berkahnya
selalu ada dan pahalanya selalu dilipatgandakan. Wajar saja jika orang berlomba-lomba
berbuat kebajikan untuk memperoleh pahala. Namun, dibalik bulan suci ini masih
tetap ada penyimpangan yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini terutama
bagi seorang pedagang. Meski tidak semuanya pedagang itu terlibat dengan
tingkah laku yang kurang manusiawi.
Salah satu contoh adalah pedagang atau
penjual makanan di pasar-pasar trasdional atau bahkan di supermarket pun tetap
ditemui adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Memang diakui bahwa
bulan ramadhan tiba maka sebagian besar orang memanfaatkannya untuk mengais
rezeki melalui berbagai kegiatan. Ada penjual tiba-tiba muncul tapi ada pula
pedagang sudah lama menjual kebutuhan rumah tangga. Jadi bulan puasa ini banyak
hal yang bisa muncul. Salah satunya adalah banyak penjual makanan muncul alias “pedagang
musiman”, sehingga ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
Akan tetapi yang menjadi masalah adalah
pedagang di pasar-pasar yang telah lama menggelutinya, namun kecurangan pun
tidak bisa dihindari sehingga pedagang ini selalu berbuat curang dengan
berbagai cara. Termasuk pedagang musiman tersebut juga ikut melakukannya. Ada
yang membuat cendol dengan menggunakan zat pewarna yang menurut ahlinya itu
adalah zat yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Sehingga ini sangat tidak diperbolehkan.
Tidak heran jika petugas dari Balai Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) turun langsung
ke pasar-pasar tempat jajanan buka puasa untuk memeriksa pedagang yang menjual
makanan jadi. Ironisnya, hampir semua prodak makanan yang dijual itu rata-rata
memiliki zat yang berbahaya sehingga ini sangat meresahkan masyarakat. Meski pedagang
sebagai manusia biasa sudah tahu dan paham akan kelakuannya itu, tapi mereka
tidak menyadari bahwa perbuatan itu adalah salah. Istilahnya bahwa pedagang
tersebut belum jujur terhadap sesama orang.
Meski tim dari BPOM telah melakukan
sidak diberbagai tempat, namun saat pemeriksa telah pergi maka jualan yang
mengandung bahan berbahaya itu muncul lagi. Jadi apalah artinya pemeriksa kalau
tidak ingin dipatuhi oleh masyarakat (pedagang). Semua itu dilakukan demi untuk
menjaga kesehatan manusia terutama yang menjalankan ibadah puasa.
Nah, bagaimana kira-kira bisa berkembang
usahanya kalau baru persoalan menjual makanan sudah tidak jujur, dan Allah SWT
tidak menyukai orang-orang yang tidak jujur itu. Hal ini perlu diperhatikan
semua orang terutama bagi pedagang. Biar bagaimana gencarnya mencari rezki atau
berjualan kalau perlakuannya masih seperti itu, maka berkahnya sudah pasti
tidak ada.
Olehnya itu, bulan Ramadhan ini sebagai
bulan yang suci, maka janganlah berbuat sesuatu yang dapat menodai diri anda
sendiri. Mungkin secara tidak langsung anda mengatakan bahwa tidak ada orang
tahu perbuatannya itu, tapi Allah Maha Melihat dan tidak bisa disembunyikan
sehingga ini sama saja jika merugikan diri sendiri.
Kalau kita mau jujur berdagang, maka tidak
perlu ada tim pemeriksa turun lapangan (ke pasar-pasar) untuk menyidak prodak
makanan yang dijual oleh orang, karena itu tidak terlepas dengan kejujuran hati
seorang pedagang atau penjual. Alangkah indahnya kalau kita menjual dan orang
membelinya lalu memakannya dan terasa nikmat tanpa ada campuran zat yang
membahayakan itu. Maka siapa pun yang mengkonsumsinya pasti berdoa dan berkata
bahwa besok akan kembali membelinya karena sangat enak dimakan.
Hal seperti inlah yang harusnya dimiliki
seorang pedagang, bukannya egois dalam berjualan. Bulan puasa harusnya kita
hormati sehingga perbuatan yang tercelah itu harus dihindari. Jangan ada kesan
bahwa mumpung bulan puasa, maka kebutuhan masyarakat akan berbagai makanan
selalau dicarinya, sehinggga pedagang pun berbuat sesuatu yang tidak bagus
alias mencampurkan macam-amacm zat berbahaya di dalam makanannya demi untuk memperlihatkan
jualannya bagus dipandang mata dan disukai oleh orang.
Olehnya itu, untuk menghindari semua
ini maka pedagang harusnya berjualan
dengan jujur. Kalau berbohong itu sudah pasti bahwa dosanya ditanggung olehnya.
Dengan demikian, maka peran agama dalam membasmi kebohongan ini harus
digencarkan, karena kalau tidak dibasmi maka itu semakin kuat mengakar di dalam
diri manusia yang memang hobbynya berbohong. Jadi apalah artinya menjalankan
kewajiban dengan sholat lima waktu kalau kebohongan tetap melekat pada diri
sendiri.
Mudah-mudahan bulan ramadhan ini para
pedagang yang tadinya menjual makanan yang telah dicampur zat berbahaya, maka
melalui bulan puasa ini sebaiknya dihindari agar apa yang dikerjakan itu
mendapatkan pahala dan barang yang dijualnya itu mendapatkan berkah. Sebab
kalau tidak berkata jujur pada diri sendiri, maka itu tanda-tanda akan
mencelakan dirinya dimasa akan datang.
Semoga apa yang kita harapkan ini
mendapat ridho dari Allah SWT atas segala apa yang dikerjakannya. Jangan berbuat
curang kalau ingin selamat di dunia dan akhirat. Sebab orang-orang yang tidak
jujur itu akan dibenci oleh sang
pencipta termasuk sesama ummat manusia di muka bumi ini. Semoga bulan puasa ini
adalah bulan untuk menguji kejujuran para pedagang di tanah air dan khususnya
di daerah ini. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar