Dewasa
ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju sehingga apapun
kejadian di dunia seketika dapat langsung diketahui. Perkembangan itu
menujukkan bahwa hampir tidak ada jarak lagi antara negara yang satu dengan negara
lainnya. Wajar saja jika semua orang tidak bisa lagi disembunyikan mengenai
perkembangan yang terjadi di dunia.
Begitupula
dengan informasi Negara Islam di Suriah dan Irak atau ISIS yang merupakan salah
satu organisasi dari luar negeri yang sedang menjalankan aksinya. Meski organisasi
ini ditentang dunia karena pahamnya yang tidak sejalan dengan paham yang selama
ini diketahui oleh masyarakat. Bahkan organisasi ini dilarang berdiri di
Indonesia sehingga pihak aparat memperketat penjagaan jangan sampai ada yang
muncul di tanah air.
Namun,
belakangan ini beberapa orang dari Indonesia siap untuk bergabung di ISIS.
Mereka bergabung melalui perantara dari negara lain yang telah menanamkan jaringan
di Indonesia. Seperti halnya penangkapan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar
negeri karena ingin bergabung di ISIS.
Bukan
hanya itu, tapi juga di Sulsel ada warga yang sudah menjual rumahnya demi untuk
bergabung di ISIS. Hal tersebut menjadi perhatian kita semua sebab semakin
dilarang terbentuknya cabang ISIS di Indonesia tapi semakin banyak saja yang
tertarik untuk bergabung. Hal ini diakui bahwa “magnet” ISIS yang dilemparkan
ke tengah masyarakat di dunia semakin memberi harapan kepada orang yang ingin
bergabung.
Meski
kita ketahui bahwa perlakuan ISIS telah membuka mata kita yang menyimpang dan
melakukan kekerasan terhadap para tawanannya. Seperti halnya warga Negara Jepang
yang dihukum pancung oleh ISIS. Hal itu menunjukkan bahwa aksi yang dipertontonkan
organisasi ini merupakan hal yang patut diwaspadai lantaran tidak berprikemanusiaan.
Sebab mereka tidak segan-segan membunuh orang yang dianggap sebagai musuhnya
sehingga ISIS di tanah air sangat dilarang dan dianggap organisasi yang harus
ditumpas.
Akan
tetapi kenyataan dilapangan, semakin gencar pemerintah untuk menghalangi atau
memusuhi ISIS tapi semkain banyak yang tertarik. Apakah ini karena adanya informasi
atau tawaran yang dikeluarkan oleh ISIS bahwa siapa saja yang ingin bergabung
dan menjadi pejuang ISIS, maka digaji sebesar Rp 20 juta hingga 150 juta per
bulan. Melihat angka ini, maka siapapun bisa tergiur dengan gaji yang
ditawarkan tersebut.
Hal
ini membuktikan bahwa negara ini masih memiliki kelemahan yaitu ekonomi. Karena
kalau berbicara masalah ekonomi tentunya siapa saja bisa tergiur. Bisa
dibayangkan ISIS saja yang nyata-nyata tidak segan-segan membunuh orang tapi mereka semakin banyak yang simpati
dengan alasan jihad. Padahal, sebenarnya bukan tujuan untuk berjihad karena prilaku
dan sepak terjangnya tidak sesuai dengan norma-norma agama.
Akan
tetapi, orang semakin banyak yang ingin bergabung. Hal ini membuktikan bahwa
magnet ISIS terhadap semua orang semakin kencang terutama bagi generasi muda. Bukan
hanya laki-laki saja yang tertarik ingin bergaung di ISIS tapi juga perempuan
juga tertarik sehingga ini merupakan upaya yang perlu diwaspadai. Apalagi
generasi muda yang memiliki pemikiran masih labil dan sangat mudah terpengaruh
atau tergoda. Meski mereka tahu bahwa itu sangat tidak bagus, tapi kalau sudah
dirayu maka itu bisa saja tidak sempat lagi berfikir jernih, tapi karena
iming-iming yang selalu dinanti, sehingga ramai-ramai untuk bergabung.
Olehnya
itu, pihak yang berwenang harus benar-benar mewaspadai gerakan ISIS di tanah
air, karena tawaran ISIS ini membuat orang semakin menarik simpati kepadanya.
Meskipun selalu berbuat kejam dan kekerasan tapi itu hanya dipandang sebagai
perbuatan biasa saja lantaran matanya digelapkan dengan tawaran yang dijanjikan
itu.
Dengan
demikian, maka ISIS sebagai organisasi terlarang itu harus diwaspadai keberadaannya
sebab petugas bisa saja kecolongan kalau terlalu sibuk dengan urusan yang
lainnya. Buktinya banyak warga Indonesia yang telah bergabung tanpa diketahui
oleh petugas. Apalagi donatur ISIS semakin gencar mencari orang untuk
diberangkatkan ke negara asal ISIS.
Jadi
keberadaan organisasi ini sangat rapi
dalam merekrut anggota, sebab banyak yang bergabung tapi tidak terlacak oleh
petugas. Nanti hilang baru ketahuan bahwa mereka sudah bergabung. Hal ini
membuktikan bahwa perangkat sensor atau petugas yang menangani pelintas batas termasuk imigrasi ini masih
perlu diperkuat (diperketat). Sebab bergabungnya generasi muda ini di ISIS
membuktikan bahwa petugas di bidangnya masing-masing masih lemah karena masih
muda dimasuki oleh orang lain tanpa ketahuan.
Bahkan
pemerintah langsung membuat wacana untuk membentuk perpu tentang adanya warga
Negara Indonesia yang bergabung di ISIS. Namun wacana tersebut memunculkan berbagai
tanggapan dikalangan para pejabat. Salah satunya dari Wakil Ketua Komisi I DPR
Tantowi Yahya menilai tidak tepat wacana penerbitan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (Perppu) untuk menyikapi bergabungnya warga Indonesia
dengan kelompok radikal ISIS. (Kompas.com).
Olehnya
itu, sebagai negara hukum tentunya kita tidak serta merta membuat wacana yang
bisa membingunkan masyarakat. Mestinya yang harus diperkuat disini adalah intel
dan pengamanan diseluruh pintu-pintu yang keluar dari negara ini agar semuanya
bisa terperotek tanpa ada yang dirugikan secara finansial.
Mudah-mudahan
dengan adanya tulisan ini bisa ditarik hikma agar persoalan organisasi ISIS
yang menjadi pembicaraan semua kalangan agar selalu waspada dan sadar akan
gerakan ini. Namun ini juga perlu dipertegas bahwa janji ISIS kepada semua
orang yang ingin bergabung dengan mendapatkan puluhan juta rupiah itu hanya
trik nya saja agar banyak yang tertarik.
Semoga
bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua dengan kejadian-kejadian yang dipertontonkan
oleh ISIS agar kita sadar dengan sepak terjangnya.
Meski secara ekonomi sangat menggiurkan, tapi karena kekerasan yang ditonjolkan
sehingga ini harus diwaspadai. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar