Perkembangan kota disetiap daerah
mengalami kemajuan yang cukup membuat kita berbangga. Pasalnya, kemajuan
tersebut diikuti pula dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang akhirnya
membutuhkan sarana transportasi dan terminal sebagai tempat berkumpulnya jasa
angkutan (mobil) ke berbagai daerah tujuan.
Keinginan masyarakat untuk memakai jasa
angkutan berupa mobil angkutan umum ini sangat perlu mengingat angkutan umum
tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab tanpa adanya angkutan umum
berarti masyarakat bisa terhambat sampai ke tujuan. Bukan hanya itu, tapi juga
terminal merupakan salah satu faktor penunjang bagi bus atau mobil angkutan.
Meski kita ketahui bahwa terminal yang
ada sekarang sudah dibangun oleh pemerintah dengan anggaran biaya yang cukup
besar. Semua itu dilakukan untuk kepentingan masyarakat sehingga ada jaminan
keamanan di dalam terminal untuk mencari mobil angkutan sesuai dengan tujuan
mereka masing-masing.
Akan tetapi, belakangan ini sebut saja
Terminal Regional Daya, Kota Makassar yang sudah dibangun sehingga tampak
sangat refresentatif bagi calon penumpang untuk mencari mobil yang berangkat ke
daerah. Baik itu mobil angkutan umum antar daeah dalam provinsi maupun luar
provinsi, sehingga masyarakat diharapkan untuk memakai terminal ini sebagai
tempat “persinggahan” sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju daerah
tujuan.
Namun demikian, Terminal Daya yang ada
sekarang ini lambat laun mengalami suatu perubahan yang sangat drastis lantaran
masyarakat merasa tertekan jika memasuki terminal tersebut akibat ulah oknum
yang tidak bertanggungjawab. Pasalnya, banyak masyarakat yang ingin menggunakan
terminal daya ini untuk mencari mobil ke daerah, tapi karena oknum orang-orang
yang tidak bertanggungjawab tersebut sepertinya memaksa calon penumpang turun
dan tas atau barang bawaannya diambil untuk dibawakan ke mobil yang dituju
dengan membayar si pengangkt tas
tersebut dengan sejumlah uang yang telah ditentukan kepada calon penumpang.
Wajar saja jika banyak masyarat yang
enggan untuk masuk lagi ke terminal tersebut karena merasa tidak nyaman
lantaran orang-orang yang dimaksud itu
selalu memaksakan hekendaknya untuk mengangkat tas bagi calon penumpang lalu
dimintai uang. Kejenuhan masyarakat ini membuat mereka pindah tempat untuk
mencari mobil angkutran.
Maka tidak heran jika sekarang ini
muncul istilah “terminal bayangan” yang terdapat di depan Dinas Perhubungan
Provinsi Sulsel. Keberadaan terminal bayangan ini secara tidak langsung sangat
bagus menurut masyarakat karena tidak ada lagi pemaksaan untuk mengangkat tas.
Mereka turun dari pete-pete langsung menuju mobil yang diinginkan. Meski pihak
pemerintah telah berupaya keras untuk menghentikan operasional terminal
banyangan tersebut, tapi kenyataan di lapangan, terminal bayangan ini semakin
tumbuh subur. Hal ini sangat memprihatinkan, selain tidak adanya ketegasan dari
aparat pemerintah tentang larangan terminal bayangan tersebut, juga karena
memang calon penumpang itu sendiri yang menyukainya, sehingga mobil-mobil
angkutan kebanyakan tidak mau lagi masuk ke terminal karena mereka merasa
sangat mudah untuk mendapatkan penumpang.
Meski diakui bahwa terminal banyangan
ini sangat tidak strategis tempatnya karena selain mengganggu kendaraan para
pemilik took yang ada itu, juga merusak pemandangan bagi orang lain karena
selain berkerumun juga terkadang mengganggu arus lalulintas disekitar daerah
tersebut. olehnya itu, pihak pemerintah harus bersikap tegas dalam menegakkan
keberadaan terminal bayangan ini. Jangan ada kesan “pembiaran” terminal
bayangan ini sehingga tidak bisa diatur lagi oleh pemerintah atau yang
berwenang dibindangnya.
Untuk mencegah lebih meluasnya terminal
banyangan di daerah dan khususnya Kota Makassar, harusnya tegas dan “membasmi”
orang-orang yang sengaja mengganggu masyarakat bila masuk di dalam terminal.
Sebab kalau ini tetap berlangsung maka terminal bakal tidak mengalami
perkembangan. Sementara sangksi dari pemerintah terhadap pelaku yang melanggar
aturan dan membentuk terminal bayangan akan diberikan sangksi kepada pemilik
mobil.
Bukan hanya itu, tapi terminal bayangan
ini juga sudah mulai diikuti oleh mobil penumpang yang berplat hitam (pribadi),
bukan plat kuning (umum) sehingga ini sangat menggangu mobil-mobil resmi
angkutan penumpang. Hal ini harus
diperbaiki semua, sebab kalau hal ini terus berlangsung, maka ke depan terminal
bayangan tidak akan pernah hilang, malah bisa bertambah jumlahnya.
Oleh karena itu, pembiaran terminal
bayangan ini harus segera dihentikan karena selain “mengkerdilkan” terminal
asli juga merusak pemadangan. Begitu pula dengan mobil penumpang yang berpelat
hitam yang juga ikut ambil bagian di terminal bayangan. Sebab banyak kendaraan
pribadi dijadikan mobil angkutan terselubung, karena tidak ada ketegasan dari
aparat yang berwenang untuk melakukan tindakan.
Sebab mobil pribadi ini bisa memunculkan
berbagai permasalahan di tengah masyarakat. Salah satu contoh adalah adanya
kasus pencurian dengan cara “hipnotis” yang dilakukan oleh oknum tersebut. Begitupula
dengan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh sopir bekerjasama dengan beberapa
temannya. Sepintas yang duduk di dalam mobil tersebut adalah penumpang biasa,
padahal ternyata adalah temannya si sopir alias komplotannya, sehingga kasus
asusila ini kerap terjadi disamping melakukan pencurian karena barang bawaan si
korban ini langsung diambil.
Untung saja kalau tidak dihabisi nyawanya
untuk menghilangkan jejaknya. Berbeda jika mobil penumpang alias angkutan umum,
karena itu sudah terdaftar sehingga memang diharuskan naik mobil di dalam
terminal. Tapi karena berbagai kendala yang dihadapi di lapangan maka terminal
resmi ini mengalami kemunduran dalam melayani calon penumpangnya.
Mudah-mudaha ke depan setelah lebaran
idul fitri ini bisa diatasi atau dikembalikan sebagaimana fungsinya, sehingga
terminal bayangan ini tidak ada lagi. Semoga instansi yang berkompoten
benar-benar menegakkan aturan sehingga tidak terkesan adanya pembiaran terminal
banyangan ini beroperasi setiap harinya. Semoga aturan itu bisa ditegakkan
tanpa ada unsur lain yang ikut membonceng
didalamnya. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar