Produksi perikanan dan kelautan semakin
meningkat. Hal tersebut tidak terlepas dengan luas wilayah perairan yang
dimiliki serta pengelolaan sumberdaya alam laut juga semakin membaik. Apalagi didukung
oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang selalu mendorong upaya kesejahteraan
masyarakat terutama masyasrakat pesisir. Wajar saja jika hasil yang didapatkan
juga terus meningkat baik itu produksi perikanan laut maupun perikanan
budidaya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
menyebut, jumlah potensi produksi perikanan Indonesia meningkat 2,1 juta ton
menjadi 7,9 juta ton dari semula 5,8 juta ton. Plt. Direktur Jenderal Perikanan
Tangkap KKP Zulficar Mochtar, peningkatan potensi jumlah produksi ikan didorong
dengan meningkatnya total stok ikan tersedia atau (maximum sustainable
yield/MSY) tahun ini. Potensi produksi ikan sekitar 80 persen dari total MSY.
"Hasil assesment stock akhir tahun 2015 lalu, MSY meningkat
menjadi 9,93 juta ton. Tahun 2013 hanya sekitar 7,3 juta ton. Ini potensi
(produksi) untuk Indonesia," ujar Zulficar.
Zulficar mengatakan, potensi produksi ikan
tersebut tersebar pada sebelas Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Potensi
produksi ikan terbesar berada pada wilayah perairan Laut Arafura hingga Laut
Timor, perairan Laut Flores hingga Selat Makassar, Samudera Hindia, dan Laut
Cina Selatan. Hal ini bisa menjadi peluang pemerintah untuk mendongkrak
percepatan pembangunan industri perikanan nasional sesuai arahan Presiden dalam
instruksinya No 7/Tahun 2016. Untuk itu, KKP perlu mencanangkan kebijakan
sektor kelautan dan perikanan yang tidak memberatkan terjadinya peningkatan
produksi dan pengelolaan secara berkelanjutan. Salah satunya, tutur dia,
mengimbangi reformasi kebijakan dengan investasi pada sektor kelautan dan
perikanan. (CNN Indonesia)
Meski diakui bahwa selama beberapa tahun
ini produski perikanan dan kesejahteraan nelayan terus mengalami peningkatan.
Dimana hasil tangkapan para nelayan terus bertambah jumlahnya. Hal ini
membuktikan bahwa masyarakat nelayan sudah merasakan dampak lebijakan
pemerintah yang memerangi Illegal Fishing
di tengah laut. Pasalnya, kapal-kapal pencuri ikan dari luar negeri ini sudah
mulai merasakan komitmen pemerintah untuk memberantas pelaku pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia.
Terbukti, beberapa kapal dari Negara
tetangga harus menanggung resiko penenggelaman atau pembakaran lantaran menyalahi
aturan yang ada di Indonesia sehingga mereka harus ditenggelamkan.
Penenggelaman ini sangat besar dampaknya pada kelesetarian sumberdaya alam
laut. Bukan hanya ikan-ikan yang melimpah tapi nelayan penangkap ikan merasakan
hasilnya dengan banyaknya hasil tangkapan setiap kali turun melaut.
Memang diakui bahwa Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti mengambil kebijakan untuk menenggelamkan kapal ikan
asing yang beroperasi di perairan Indonesia tanpa pilih merek. Meski kebijakan
tersebut ada pro dan ada kontra namun tetap dilakukan penenggelaman kapal ikan
setelah melalui proses yang berkekuatan hukum.
Kapal-kapal ikan yang ditenggelamakan
berasal dari Negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapure dan
lain-lain. Tapi Susi Pudjiastuti tetap menjalankan tugas tanpa ada rasa takut.
Mereka yang menyalahi autran pasti ditangkap untuk ditenggelamkan.
Penindakan pencurian ikan pun terus
dilakukan. Melalui Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang perikanan
tangkap. Dalam Pepres tersebut, asing dilarang masuk ke dalam sektor perikanan
tangkap, kapal asing yang ketahuan mencuri ikan ditangkap dan ditenggelamkan.
KKP menangkap 3 kapal asing pada 29 Juli 2017. Adapun sepanjang tahun ini total
kapal asing yang ditangkap sebanyak 29 unit, seluruhnya berasal dari Vietnam
dengan kapasitas 100 hingga 230 GT. Sementara sepanjang tahun 2016 ada 36 kapal
asing yang ditangkap. (Kumparan.com).
Bukan hanya itu, tapi juga beberapa
daerah juga menyadari pentingnya menjaga laut dari pencurian ikan sehingga para
nelayan ini juga secara tidak langsung dapat menjaga lautnya. Misalnya
melaporkan kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia kepada aparat
keamanan sehingga bisa ditindaki. Juga beberapa penguasa wilayah memang
melakukan perang terhadap pelaku pengeboman ikan, sehingga nelayan-nelayan yang
ingin menangkap ikan secara instan juga mulai mengurangi kebiasaannya. Kalau ini dilakukan berarti sumberdaya laut
akan tetap terjaga karena terumbu karang sebagai tempat atau rumah bagi
ikan-ikan akan terjaga. Sehingga ikan dapat hidup dengan tenang tanpa ada
gangguan lagi.
Sebab terumbu karang yang ada itu
merupakan tempat memijahnya ikan sehingga ini juga harus dijaga agar ikan
banyak yang tinggal dan berdiam diri di tempat itu. Kalau ini semua dijaga maka
penghasilan nelayan terus meningkat dan kesejahteraan nelayan sudah pasti
terjamin lantaran hasil yang didapatkan juga terus meningkat. Jadi peningkatan
produksi dan kesejahteraan nelayan tidak terlepas dengan menjaga lingkungan
atau sumberdaya alam dari tangan-tangan jahil yang sifatnya merusak.
Disamping itu, budidaya laut juga terus
digenjot sehingga hasilnya juga dapat dirasakan masyarakat. Kalau ini semua
tercipta tentunya pemasukan bagi Negara akan bertambah juga. Karena hasiu budidaya
juga dapat menopang produksi perikanan di tanah air. Apalagi kalau hasil
tangkapan ikan yang terus meningkat. Wajar saja kalau sektor perikanan ke depan
bisa memberikan hasil yang membanggakan bagi pemasukan devisa Negara. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar