Kemajuan suatu kota tidak terlepas
dengan pemimpinnya. Pasalnya, kota berkembang tergantung kinerja seluruh staf
ditambah dengan masyarakatnya yang ingin
melihat kotanya berkembang. Seperti halnya dengan Kota Makassar yang
kini dijuluki sebagai “Kota Dunia”. Perkembangan kota “Daeng” ini terlihart
dengan banyaknya bangunan yang menjulang tinggi, disamping jalan-jalan kecil
diperlebar dan jalan rusak diperbaiki sehingga menambah suasana kota semakin baik.
Disamping itu, kebersihan kota semakin bagus juga menambah keasrian sehingga
masyarakat juga terasa nyaman dalam berkendara di dalam kota.
Meski diakui bahwa Kota Makassar merupakan
salah satu kota di Indonesia yang mendapatkan piala adipura karena
kebersihannya. Wajar saja kalau semua orang impikan kotanya maju dan
berkembang. Disamping perluasan jalan-jalan meski kemacetan tetap menghantui
masyarakat setiap harinya lantaran volume kendaraan tidak sebanding ruas jalan.
Namun diakui atau tidak suasana dalam kota masih tetap nyaman, walaupun jalan
tertentu terjadi kemacetan setiap harinya. Tidak salah kalau berbagai inovasi
dan rekayasa jalan dilakukan oleh instansi yang berwenang untuk mencegah
terjadinya kemacetan yang setiap harinya dirasakan masyarakat.
Akan tetapi kemacetan itu sudah menjadi
“sarapan pagi” bagi warga kota yang dikenal sebagai “Kota Metropolitan” ini.
Kota Makassar memang banyak perubahan dari tahun ke tahun, sehingga tampak
perkembangan kota ini semakin maju. Wajarlah kalau Moh. Dani Pomanto sebagai
pengendali kota ini banyak mendapat perubahan dengan ide-idenya yang cukup
bagus. Hal itu tidak disangka oleh masyarakat karena memiliki banyak ide. Bukan
hanya jalan yang menjadi prioritas, tapi sampai kepada lorong-lorong ditata
sedemikian rupa sehingga menghasilkan berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat.
Perkembangan kota Makassar ini tidak terlepas
dengan idenya yang bagus itu, sehingga wajar kalau diberikan support. Bahkan
idenya beberapa hari ini memberikan penghargaan kepada pahlawan untuk
diabadikan menjadi sebuah nama jalan di kota Makassar. Pergantian nama jalan
ini tidaklah salah sebab nama pahlawan memang pantas diberikan. Namun, perlu
diketahui bahwa nama jalan di sebuah kota itu tetap memiliki sejarah sehingga
nama itu tetap dipertahankan. Tapi karena penggantian nama jalan itu adalah
wewenang pemerintah, namun sebaiknya perlu memperhatikan sejarah, kesiapan
masyarakat, karena terkait dengan administrasi dan lain sebagainya. Disamping
itu, pemerintah perlu mengganti biaya yang timbul karena pergantian jalan
tersebut.
Memang diakui bahwa Walikota mengganti
nama jalan itu dengan berbagai pertimbangan. Padahal seharusnya nama jalan itu yang
sudah ada tidak perlu lagi diganti karena sama-sama memiliki nilai sejarah pada
masanya.
Kalau kita perhatikan berapa walikota
sebelumnya tidak pernah ada keinginan untuk mengutak atik nama jalan sebab nama
jalan itu memiliki nilai historis, sehingga siapapun walikotanya seharusnya
dipertahankan. Kalau memang mau memberikan penghargaan kepada pahlawan dengan
mengabadikan namanya di jalan, maka bisa dicarikan nama jalan yang belum lama terbentuk,
meski tetap memiliki resiko karena sudah ada penduduknya.
Akan tetapi kalau jalan yang sudah lama
dan mengakar, maka masyarakat terpaksa mengganti semua alamatnya. Hal tersebut
membuat rakyat semakin bingung dimana penggantian KTP terkesan susah, belum
lagi surat-surat lainnya. Sedangkan yang merasakan dampaknya adalah pemilik
perusahaan karena semua harus berubah dan kebanyakan pihak Bank biasanya tidak
mau kompromi kalau alamatnya berbeda. Hal ini bisa memicu adu argument di Bank
karena pihak Bank tidak mau tahu dengan pergantian itu, dan tetap memakai
alamat yang lama.
Bisa dibayangkan kalau pergantian nama
jalan memiliki banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat lantaran mulai dari
alamat rumah, KTP dan surat-surat lainya harus diganti. Bukan hanya itu, tapi
di jalan tersebut banyak perusahaan dan instansi pemerintah harus berubah. Hal
ini sangat disayangkan karena sepertinya pergantian nama jalan ini hanya untuk
mencari sensasi sehingga masyarakat dapat melihat sepak terjang seorang
pemimpin di kota ini. Walaupun diakui bahwa pengendali kota ini memiliki
segudang ide, tapi bukan untuk merubah sesuatu yang sudah jelas dan tidak ada
manfaatnya pada masyarakat jika itu dirubah, tapi malah sebaliknya yaitu
merugikan masyarakat tanpa disadari oleh pemilik kebijakan.
Diakui bahwa perubahan nama itu memang
bagus, tapi dilihat dulu nama jalan ini cocok atau tidak jika diganti dengan
nama lain. Meski itu adalah tokoh masyarakat (pahlawan) tetap harus dipikirkan
karena jangan sampai pergantian nama jalan menjadi boomerang bagi pemerintah
karena dinilai merusak tatanan yang sudah ada. Jadi pemberian nama pada sebuah
jalan sudah menjadi simbol dan sejarah bagi masyarakat Kota Makassar, sehingga
tidak perlu dilakukan pergantian nama sebab diganti atau tidak bukan menjadi
ukuran atau kemajuan bagi kota ini.
Jalan yang diganti itu tidak mengganggu
kemajuan kota sehingga tidak salah kalau nama jalan tersebut tetap
dipertahankan. Keinginan walikota mengganti nama jalan di Kota Makassar
ini suatu kemunduran, karena tidak ada
pengaruhnya bagi investor atau perkembangan kota. Sebab suatu jalan berubah
pasti lebih banyak kejelekannya dibanding kebaikannya. Jadi sangat diharapkan
siapapun yang menjadi pemimpin di kota ini tidak perlu merubah sesuatu yang
sudah paten apalagi tidak mengganggu kepentingan pemerintah.
Sebab kalau semua walikota nantinya
selalu ada pergantian nama jalan maka yakin saja bahwa kota ini akan semakin
kacau. Belum lagi kalau pergantian nama jalan hanya untuk membuat sensasi pada
masyarakat, itu tidak ada gunanya. Mudah-mudahan pergantian nama jalan ini
menjadi perhatian semua pihak agar tidak ada lagi rekayasa dan kepentingan
pribadi dalam mengganti nama jalan. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar