Kamis, 28 Desember 2017

Kota Metropolitan, Kota Banjir ?



Kemajuan suatu kota bukan dilihat atau ditentukan dari polesan yang dilakukan pemerintahannya. Pasalnya, polesan kota yang dipercantik itu bukan jaminan terbebas dari segala macam persoalan. Salah satunya adalah faktor alam yang tidak bisa dihindarkan seperti banjir saat musim hujan. Begitupula dengan kota Makassar yang dijuluki sebagai Kota Metropolitan. Bahkan sudah digembar gemborkan sebagai “Kota Dunia”. Namun demikian Kota Metropolitan ini tidak terlepas dengan “Kota Banjir”.

Buktinya baru beberapa hari Makassar diguyur hujan sudah banjir dimana-mana, padahal pemerintah kota sudah berupaya dan melakukan perbaikan dan pengerukan selokan-selokan yang buntu saat musim kemarau lalu. Tapi toh kenyataan sekarang banjir tetap menghampiri “Kota Daeng”. Ada apa sebenarnya ? Dimana letak kesalahannya…… ? Mengapa mesti tetap banjir padahal sudah dikeluarkan anggaran yang cukup besar untuk perbaikan drainase diseluruh kota.
Hal ini menjadi catatan keprihatinan bagi warga Makassar yang mendiami kota ini terutama di tempat-tempat yang rawan akan banjir. Bahkan beberapa pekan lalu ada anak (bocah) yang terseret arus banjir. Hal ini menandakan bahwa banjir ini sangat menyusahkan warga Makassar sehingga pemerintah harus memperhatikan semua ini.
Memang diakui bahwa persoalan banjir tidak bisa ditahan oleh siapapun karena ini merupakan faktor alam. Namun peran manusia atas terjadinya banjir itu sangat besar. Sebab kalau manusianya sadar tentunya banjir juga dapat diantisipasi. Seperti misalnya selokan yang sudah dikeruk atau dibersihkan, maka masyarakat harus menjaganya dengan cara tidak membuang sampah di sembarang tempat. Karena kalau sampahnya dibuang di selokan atau drainase tentunya ini bisa menyumbat aliran air.  Misalnya di gorong-gorong yang tidak terlihat banyak sampah yang terdapat disitu, maka air pasti tidak bisa mengalir.
Kalau hal seperti ini tetap terjadi maka tentunya banjir itu tidak bisa dihindari. Sebab banyak juga masyarakat asal membuang sampahnya di sembarang tempat. Padahal tidak memikirkan dampaknya. Nanti banjir baru mereka beteriak bahwa ini banjir. Padahal mereka tidak menyadari kelakuannya bahwa ini juga tidak terlepas dengan kelakuan masyarakat itu sendiri. Belum lagi pemerintah yang memang harus memperhatikan persoalan drainase ini agar tidak terjadi penyumbatan di dalam gorong-gorong yang tembus ke laut.
Bila dilihat sepintas banjir di Kota Makassar tidak seharusnya terjadi karena sudah ada perbaikan saluran. Tapi saat hujan ternyata banjir itu lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Ada apa ini ? Siapa yang disalahkan ? Sedangkan yang paling parah banjirnya adalah di Kecamatan Biringkananya. Dimana masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi lantaran rumah tenggelam, karena ketinggian air di atas satu meter. Ini pertanda kurang baik bagi masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dengan pengembang yang membangun perumahan kurang perhatian terhadap drainase.
Sebab banyak pengembang asal membangun perumahan tanpa disiapkan saluran pembuangan. Mereka sangat irit dalam menyiapkan saluran sehingga akibatnya masyarakat itu sndiri yang menanggung dampaknya,
Persoalan banjir ini dapat menyedot anggaran yang tidak sedikit karena membuka posko pengunsian itu memerlukan biaya yang cukup besar, disamping bantuan makanan, obat-obatan dan lain-lain. Ini yang harus diperhatikan. Kalau tidak ada posko bantuan tentunya anggran itu tidak perlu lagi di suit ke situ tapi karena terjadi banjir, maka harus dilakukan tanpa ditawar-tawar lagi.
Jadi ke depan persoalan pemberian izin bagi pengembang harus dikontrol. Jika tidak disiapkan saluran yang memadai tentunya izinnya dapat dipertimbangkan. Karena bisa memberikan dampak buruk bagi masyarakat yang menempati perumahan tersebut.
Olehnya itu, pengembang harus memperhatikan saluran ini  sebab kalau kurang perhatian ini bisa memicu terjadinya banjir. Bukan hanya tahun ini tapi tahun-tahun ke depan mungkin lebih parah lagi karena semakin banyak pengembang yang membangun perumahan. Jadi pemerintah harus tegas dalam pemberian izin perumahan sehingga pengembang juga tidak main-main dalam melakukan pembangunan perumahan.
Jadi sekarang banjir sudah terjadi, maka ini merupakan pelajaran bagi kita semua bahwa banjir itu bisa diantispasi kalau masyarakat bersatu. Sebab terjadinya banjir ini selain memang faktor alam, tapi peran manusia juga tidak terlepas dengan kejadian ini. Sebab tahun ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Jadi kalau  memang banjir terpaksa terjadinya itu bisa tidak sampai orang mengungsi karena ketinggian air bisa di bawah satu meter. Ini terjadi karena air lambat mengalir ke laut lantaran salurannya sangat kecil bahkan tersumbat.
Olehnya itu, masyarakat harus sama-sama menjaga lingkungan masing-masing dan tidak menyalahkan orang lain. Karena semua itu tidak terlepas dengan kebiasaan yang membuang sampah di sembarang tempat. Semoga banjir kali ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa sampah itu sangat penting untuk dibuang pada tempatnya. Bukannya di selokan. Karena kalau sudah menyumbat saluran air maka air akan tidak bisa mengalir lagi.
Semoga kita semua menyadari bahwa banjir sangat mengganggu aktifitas masyarakat. Jadi mari kita menyadari bahwa perlunya menjaga lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar