Kamis, 28 Desember 2017

Yerussalem Milik Siapa ?



Dunia tiba-tiba “Meledak” akibat pernyataan seorang pemimpin dunia yang dikenal suka melakukan argument yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Dialah Donald Trump Presiden Amerika Serikat. Pernyataan yang dikeluarkannya itu membuat dunia dan Ummat Islam dilukai akibat pengakuan bahwa Yerussalem itu adalah ibu Kota Israel.
Pernyataan ini membuat reaksi di seluruh dinia baik memprotes secara langsung maupun melakukan aksi demonstrasi di kedutaan-kedutaan Amerika Serikat  di seluruh Negara, termasuk Indonesia. Bahkan Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan keras atas klaim sepihak itu. Pernyataan Trump itu merupakan pelanggaran berat atas berbagai kesepakatan internasional yang telah dicapai untuk mendamaikan Palestian dan Israel. “Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel,” Ucap Presiden. (Fajar, Jum’at 8 Desember 2017).

Indonesia meminta Trump mempertimbngkan kembali keputusannya tersebut, sebab dampaknya akan sangat besar. Pengakuan sepihak telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB, dimana AS menjadi anggota tetapnya. “ini bisa mengguncng stabilitas keamanan dunia,” ujarnya.
Keputusan Trump ini bisa membuat dunia marah besar dan tidak menutup kemungkinan produk Amerika menjadi sasaran kemarahan warga di seluruh dunia. Disamping itu bisa saja memicu terjadinya “perang dunia ke-III” jika keputusan Trump ini tidak dicabut kembali. Pasalnya Yerussalem itu adalah dihormati oleh Ummat Islam. Mereka menjaganya sampai matian-matian. Siapapun yang ingin masuk dengan niat buruk, maka perlawanan tentu akan disiapkan.
Jadi siapapun yang ingin menjadikannya sebagai wilayah  kekuasaan yang bisa  mencederai perasaan dan kehormatan ummt islam, akan dikecam dan  terkecuali Indonesia. Olehnya itu, sikap dan arogansi Presiden Amerika Serikat ini sangat disesalkan oleh semua pihak karena kelakuannya itu bisa mengembalikan “bara api” dan kembali menyala yang  tadinya sudah mulai redup bahkan boleh dibilang adem-adem saja meski sesekali ada yang mengusik. Namun, dengan pernyataan yang tidak terduga itu  membuat mata dunia terbelalak karena keputusannya yang sepihak.
Kalau kita telusuri sejarahnya dimana Yerussalem kota suci yang menjadi kota rebutan tiga agama; yaitu Islam, Yahudi dan Kristen. Bahkan berabad-abad lamanya salah satu kota disengketakan, sehingga ini menjadi perebutan hingga sekarang. Meski tetap dilaukan dialog perdamaian antara Palestina dan Israel tapi terkadang mengalami jalan buntu. Tapi dengan perjuangan yang gigih para tokoh Palestina, maka Yerussalem tetap menjadi milik Palestina.
Dalam bahasa Ibrani, kota ini disebut Yerushalayim, sementara dalam bahasa Arab disebut Al-Quds. Pada masa lalu, kota ini pernah berulang kali direbut, ditaklukkan, dihancurkan dan dibangun kembali. Jadi apalah artinya kota dibangun kalau dihancurkan kembali, lalu dibangun lagi. Kini Palestina aman dan tidak pernah lagi dibicarakan tiba-tiba hebo akibat ulah Trump yang tidak manusiawi itu. Bahkan ini sangat membahayakan semua pihak karena kalau aksi protes yang dilancarkan di seluruh dunia bisa saja terjadinya konflik yang berkepanjangan. Sebab  ini menjadi barometer bahwa Yerussalem itu tidak boleh ada yang mengganggunya. Jangankan merebutnya memasuki saja tanpa niat baik akan segera diusir dari Yerussalem apalagi kalau mau dijadikan sebagai Ibu Kota Israel.
Hal tersebut sangat disesalkan oleh semua pihak atas pengakuan sepihak karena Trump sebagai Presdien adikuasa tapi pemikirannya  masih seperti anak “Sekolah Dasar” yang terkesan tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Sebab kalau pernyataan seperti itu dikeluarkan berarti sangsinya sangat besar karena sengaja untuk menghancurkan Ummat Islam. Pernyataan ini membuat Ummat Islam sangat terluka, karena Palestina sudah disetujui oleh Dewan Keamanan PBB sebagai Kota Palestian.
Memang diakui  bahwa perebutan Yerussalem berlangsung ribuan tahun. Dimana tahun 1917 konflik Inggris vs Kekhalifaan Ottoman Turki. Tahun 1947, PBB menyetujui rencana partis wilayah itu menjadi dua Negara untuk Yahudi dan Arab. Yerussalem jadi “kota internasiona” tidak menjadi wilayah siapapun. Jadi sekarang ini pengakuan Trump untuk menjadikan Yerussalem sebagai ibu Kota Israel itu sangat disayangkan karena sudah diakui oleh PPB sebagai kota Internasional.
Oleh karena itu, pengakuan PBB ini harus dihormati sebab kalau hanya mau mengaku-mengaku saja apalagi pengakuan sepihak itu tidak berdasar. Kini terjadi pembunuhan dan jatuhnya korban jiwa lantaran orang Palestina tidak terima Yerussalem dijadikan sebagai ibu Kota Israel. Tadinya tidak perlu lagi aksi demonstrasi yang membawa mala petaka, tapi karena perbuatan orang yang tidak terpuji akhirnya bentrok pun tidak terelakkan anatara tentara Israel dan penduduk sipil  Palestina.
Hal ini menandakan bahwa perkembangan dunia untuk perdamaian mengalami kemunduran. Padahal diharapkan perdamaian dunia ini harus dipupuk dan dipertahankan. Kalau perlu tidak ada kejadian serupa yang menimpa Negara tersebut seperti masa lalu. Jika ada perang mestinya Amerika Serikat segera turun tangan untuk mendamaian. Jangan sebaliknya membuat gaduh dunia hanya karena peryataan “bodoh” yang dikeluarkan Trump.
Semua ke depan tidak lagi main-main dengan pernyataan seperti itu. Bukan hanya Trump tapi juga pemimpin dunia lainnya harus berfikir positif jika mau mengeluarkan pendapat atau pernyataan. Semua ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar