Kamis, 07 Februari 2013

Pembangunan & Pembebasan

PRAKATA EDITOR

Pembangunan sejatinya untuk semua warga negara. Karena cita-cita bernegara adalah untuk kesejahteraan rakyat. Namun, di mana-mana, pembangunan selalu hanya dinikamti oleh para elit, baik elit ekonomi, elit sosial, maupun elit politik. Sementara rakyat kecil, tidak hanya dipinggirkan, tetapi juga dijadikan tumbal dari pembangunan itu.

Sejarah pembangunan adalah sejarah “menyakiti rakyat kecil”. Penguasa (ekonomi, sosial, politik) biasanya bermufakat melakukan kejahatan terhadap rakyat kecil.  Apalagi penguasa ekonomi, sosial, dan politik biasanya berkumpul pada diri seseorang. Dengan begitu, si penguasa tersebut menguasai seluruh sumber daya yang memungkinkan melakukan kejahatan secara struktural dengan menggunakan perangkat resmi negara. Aparatus negara digunakan untuk menyakiti rakyat kecil, padahal aparatus negara itu juga berasal dari orang-orang kecil.

Demokrasi liberal prosedural saat ini hanya menguntungkan mereka yang mempunyai uang dan menggerakkan preman. Karena itu, di berbagai lembaga negara penuh dengan preman, pencuri, dan perampok. Mereka adalah penjahat kelas kakap.  Mereka tidak hanya tidak tahu malu, tetapi memang mereka hanyalah hewan berwajah manusia.


Sayangnya, mereka yang harus dihukum mati di depan umum ini masih dihormati dan disanjung-sanjung. Sehingga yang memberi hormat dan yang dihormati sama-sama adalah manusia dengan pribadi-pribadi yang aneh, pribadi yang terbelah. Tidak bisa membedakan kejahatan dan kebaikan, sehingga tidak bisa juga membedakan orang jahat dan orang baik.

Sedikit sekali mereka yang memiliki kekuasaan peduli pada rakyat kecil. Karenanya, arena pembangunan yang seharusnya membebaskan manusia dari kemiskinan dan kebodohan, justru sebaliknya menjadi lahan eksploitasi terhadap rakyat kecil yang dilakukan oleh para penguasa. Rakyat kecil semakin miskin karena proses yang sistematis dan struktural.  

Selama ini struktur dan sistem sosial hanya menciptakan jurang semakin lebar, yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin melarat. Jika orang menjadi kaya karena kerja keras dan proses kreatif-inovatif pada dirinya, maka acungan jempol harus diberikan kepadanya. Sebaliknya, jika orang menjadi kaya karena menjadi “tukang sunat” di proyek-proyek negara, mengeksploitasi buruh dan orang miskin, maka dia harus dilawan secara bersama-sama.

Mereka yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, di mana saja dan kapan saja, harus dilawan secara bersama-sama dengan menggunakan semua instrumen dan cara yang ada. Dengan begitu, semua pihak berkontribusi pada upaya perbaikan sistem dan struktur sosial yang tidak adil, sistem dan struktur yang semakin memiskinkan rakyat kecil.

Kumpulan tulisan dalam buku tipis ini adalah sedikit potret buram dari pembangunan yang memiskinkan itu. Tulisan-tulisan dengan berbagai tema yang ditulis oleh penulis yang memiliki latar belakang berbeda ini, dimaksudkan untuk menyajikan beberapa data dan informasi, yang mungkin sangat berguna bagi siapa saja yang menginginkan perbaikan-perbaikan agar membuat bumi ini lebih adil. 

Kami sebagai editor mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan penulis yang menyumbangkan tulisannya untuk penerbitan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi mereka yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar