Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi semua orang terutama bagi anak muda, mulai dari Sekolah Dasar (SD)
hingga perguruan tinggi. Semua itu harus dimulai pada bangku sekolah sebagai
wadah untuk melangsungkan proses belajar mengajar antara siswa dan gurunya.
Tanpa ada keduanya tentunya pengetahuan bagi anak-anak ini tidak akan bisa
bertambah.
Hal tersebut harus dibarengi dengan rasa
aman dan ketenangan yang mereka rasakan. Akan tetapi jika proses belajar
mengajar tidak disertai dengan rasa aman karena adanya gangguan dari dalam
maupun gangguan dari luar, maka itu tidak akan bisa berlangsung sesuai dengan
harapan semua seorang, terutama bagi orang tua yang masih ada anaknya duduk di
bangku sekolah.
Akan tetapi belakangan ini orang nomor
satu di Kota Makassar akan melakukan mutasi terhadap sejumlah kepala sekolah (kepsek)
yang dianggap tidak bisa menempatkan dirinya sebagai orang nomor satu
disekolahnya masing-masing. Bahkan sudah ada beberapa kepsek yang dicopot dari
jabatannya dan dijadikan sebagai guru biasa. Pencopotan ini terasa bagi hampir
semua kepala sekolah yang ada di Kota Makassar. Sebab siapa dan kapan saja
dirinya bisa “dilengserkan” dengan berbagai macam dalih.
Nah, adanya wacana untuk melakukan
mutasi besar-besar terhadap sejumlah kepsek di Kota Makassar ini membuat
sebgian masyarakat angkat bicara. Ada yang kurang setuju dengan tidakan Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, tapi
ada juga yang sepaham sehingga ini sudah pasti bahwa telah muncul benih-benih
yang kurang harmonis lagi di berbagai sekolah. Bahkan isu pencopotan ini jelas
sudah mengganggu kinerja para guru dan kepsek setiap harinya dalam menghadapi
siswanya. Mereka sudah merasakan adanya gangguan dan rasa tidak nyaman lagi
sudah mulai muncul dan ini mengganggu proses belajar megajar bagi seluruh
sekolah yang terkena issu pencopotan.
Terutama bagi kepsek yang diduga
melakukan pungutan liar (pungli) di sekolahnya sehingga akan segera diganti. Issu
tersebut sudah terdengar di mana-mana bahkan sudah sampai ke pusat sehingga
muncul tanggapan bahwa pencoptan di sejumlah kepsek di Makassar segera diakhiri
agar proses belajar mengajar segera normal kembali.
Memang diakui bahwa walikota memiliki
hak prerogatif dalam hal mengganti kepsek yang ada di kota ini. Akan tetapi
penggantian kepsek tersebut harus dilihat dan dicermati lebih jauh lagi karena
jangan sampai penggantian kepsek di sekolah itu dapat menurunkan kinerja para
guru dan cara belajar siswa.
Kalau itu benar terjadi maka dapat
dikatakan bahwa mutasi kepsek yang dilakukan walikota tersebut sudah menurunkan
mutu pendidikan di kota ini. Padahal, Makassar itu tergolong tingkat
pendidikannya bisa diperhitungkan di tingkat nasional dan internasional.
Buktinya beberapa siswa yang ada di Kota
Makassar sudah meraih piala dalam berbagai lomba di tingkat internasional,
sehingga ini dapat mengharumkan nama baik Kota Makassar. Hal tersebut tidak
terlepas dengan kepsek dan para guru pendidiknya karena mereka sudah menyatu
dengan baik. Akan tetapi bila ada kepsek baru tentunya harus beradaptasi dulu
baru bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkat mutu pendidikan.
Bisa dibayangkan kalau mutasi atau
pencopotan kepsek yang begitu besar maka itu sama saja kalau pendidikan anak
sekolah di Kota Makassar ini akan terganggu, apalagi kalau sudah menghadapi
ujian. Sebab berganti kepsek tentunya kebijakan itu juga berganti. Jangan hanya
kita bisa meroling tapi tidak memikirkan dampaknya pada anak didik. Sebab ada
pepatah mengatakan “Lain lubuk, lain ikannya. Lain pemimpin lain gayanya”. Jadi tidak heran jika sama-sama kepsek tapi
kebijakan dan wawasan yang dimilikinya itu berbeda, sehingga wajar jika setiap
sekolah harus menyesuaikan diri dalam berbagai hal yang ada.
Oleh karena itu, sebagai walikota
tentunya harus mencermati dan melihat langsung kinerja para kepsek ini. Sebagai
seorang pemimpin tidak boleh hanya menerima masukan dari bawahan lalu membuat
keputusan. Padahal sebelum ada keputusan harusnya dipelajari dan dicermati
laporan tersebut sehingga memutuskan sesuatu tidak keliru. Pasalnya, banyak
suara sumbang yang ada ditengah masyarakat bahwa sekarang ini issu pencoptan
kepsek itu sudah bukan lagi rahasia.
Bahkan ada orang tua murid yang
benar-benar kurang sepaham dengan tindakan walikota tersebut. Sebab ini dinilainya
kurang cocok melakukan mutasi besar-besaran tanpa mempertimbangkan secara
keseluruhan kasus yang dianggapnya dilakukan kepsek tersebut. Padahal, penggantinya
itu belum tentu bisa menyamai terlebih melebihi kinerjanya.
Nah, kalau itu terus dilakukan sepanjang
tahun, maka kapan sekolah ini bisa memberikan yang terbaik kepada siswanya.
Padahal ini sangat kurang baik dalam memacu kota Makassar sebagai kota dunia.
Sebab ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki siswa itu harus bersaing guna
mendapatkan yang terbaik.
Jadi diharapkan pencopotan kepsek ini
bisa memberi dampak positif terhadap sekolah yang diganti kepseknya, sehingga
siswa lebih giat belajar lagi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuannya.
Jangan sampai ada permasalahan yang dihadapi tapi kurang dikomunikasikan dengan
para pimpinan sehingga ini berdampak buruk bagi sekolah itu sendiri.
Ataukah hanya kamuplase saja pencopotan
kepsek ini untuk memasukkan orang-orang pilihan dari penentu kebijkan sehingga
yang tidak punya canel maka akan tersingkir dengan sendirinya, meski diketahui
bahwa mereka memiliki wawasan yang bagus tapi karena ada orang tertentu yang
akan diangkat sehingga yang baik saja disingkirkan sementara yang belum jelas
kinerjanya akan menjadi pemimpin.
Nah, kalau ini yang terjadi di Kota
Makassar, maka tunggulah akan berbagai cemoohan yang muncul dari bawah. Sebab
masyarakat sekarang sudah pintar dan tahu permasalahan yang terjadi di kota
ini, sehingga walikota tidak bisa seenaknya dalam melakukan kebijakan yang
kurang tepat. Semoga apa yang dilakukan walikota ini mendapat apresiasi dari
semua kalangan guna meningkatkan mutu pendidikan di kota ini. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar