Belakangan ini berbagai peristiwa
terjadi dimuka bumi ini, baik itu masalah jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal
laut hingga peristiwa penembakan oleh kelompok teroris. Pasalnya, teroris
menjadi ancaman bagi suatu Negara karena sifat dan kekejamannya tidak pikir
panjang. Mereka langsung melancarkan aksinya tanpa ada rasa prikemanusiaan.
Meski diakui bahwa tragedi semacam ini bukanlah suatu kebetulan belaka tapi
memang sudah disiapkan atau sudah menjadi target oleh kelompok tertentu untuk
membuat onar dan kekacauan di suatu negera. Begitu pula halnya yang terjadi di Kota
Paris, Prancis baru-baru ini. Pembantaian manusia yang tidak bersalah ini
sehingga memunculkan berbagai tanggapan, ada yang mengungkapkan bahwa itu
teroris yang didalami kelompok ISIS dan berbagai tanggapan lainnya.
Tragedi Paris tak dipungkiri kembali
mengangkat pamor kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Maklum, ISIS
dituding sebagai otak di balik serangan berdarah di ibu kota Prancis tersebut.
Namun, rupanya ISIS tak hanya menargetkan Prancis. Menurut Menteri Luar Negeri
Irak, Ebrahim al-Jafari, kelompok militan ISIS juga menargetkan beberapa negara
yang dianggap musuh sebagai sasaran terornya. "Informasi yang berhasil
dikantongi sumber-sumber intelijen Irak sebelum serangan Paris beberapa negara
juga menjadi target dan kebanyakan negara Eropa termasuk Prancis. Begitu juga
dengan Amerika Serikat dan Iran," kata Ebrahim seperti dilansir Radio
Zamaneh. Negara-negara tersebut menjadi target ISIS karena dianggap telah punya
andil besar terhadap serangan besar-besaran di beberapa kantong kekuatan ISIS.
Tragedi Paris terjadi pada Jumat malam, 13 November 2015, di mana pelaku telah
melancarkan aksinya di enam lokasi berbeda di Paris. Korban meninggal mencapai
lebih dari 120 orang dan ratusan orang luka-luka. (viva.co.id)
Peristiwa memilukan ini menjadi
peringatan bagi seluruh pemimpin negara di dunia karena ISIS sudah menjadi
suatu ancaman besar bagi negara manapun di dunia. Sehingga pihak keamanan dan
para intelijen harus lebih diperkuat. Apalagi Indonesia sudah dikenal dengan
aksi teroris yang sering mengancam sehingga ini menjadi waspada. Belum lagi
adanya beberapa warga Negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS tanpa
diketahui oleh aparat yang berwenang di bidangnya. Pasalnya, ISIS dikenal
dengan kekuatan dan pengaruhnya yang kuat bagi calon anggota karena adanya
informasi bahwa yang bergabung itu akan digaji cukup fantastis, sehingga mereka
tidak pikir panjang dan tidak mau membuang-buang waktu untuk bergabung.
Wajar saja jika semakin gencar
pemerintah untuk menghalangi atau memusuhi ISIS tapi semkain banyak yang
tertarik. Apakah ini karena adanya informasi atau tawaran yang dikeluarkan oleh
ISIS bahwa siapa saja yang ingin bergabung dan menjadi pejuang ISIS akan
diberikan sejumlah uang. Buktinya Paris yang dikenal dengan kota yang ketat
dalam pemeriksaannya tetap menjadi incaran dan diporak-porandakan oleh kelompok
ini. Jika dilihat sepintas maka kelompok ini tidak bisa memasuki wilayah
Prancis karena ketatnya penjagaan, tapi toh mereka tetap lolos. Hal ini
membuktikan bahwa ISIS ini sangat kuat dalam berbagai segi karena mampu
menembus pertahanan negara yang memang sudah diincarnya.
Tragedi Paris menjadi catatan kecil bagi
siapapun pemimpin di dunia untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam berbagai
hal termasuk warganya yang bergabung dengan kelompok ISIS. Sebab bukan hanya remaja atau
orang dewasa saja yang tertarik untuk bergabung di ISIS, tapi juga sudah ada
orang yang kerjanya bagus dan bahkan sudah menjadi pimpinan di tempatnya itu,
tapi tetap tergiur untuk bergabung sehingga pekerjaannya pun ditinggalkan.
Apakah kelebihan ISIS ini sehingga banyak orang tertarik ? Padahal, sudah
diketahui bahwa kelompok ISIS ini sudah salah dalam menjalankan aksinya sebab
orang-orang yang tidak bersalah juga tetap menjadi target apalagi kalau sudah
kedapatan untuk mengintai. Mereka tidak segan-segan melakukan pembunuhan yang
sadis tanpa ada rasa kasihan. Padahal, di dalam ajaran Islam tidak boleh
membantai orang yang tidak bersalah, sehingga ISIS ini bukanlah penganut agama
yang benar. Kelompok ISIS ini sudah menjadi salah ancaman yang terbesar di muka
bumi ini sehingga semuanya harus waspada. Meski beberapa pemimpin dunia tetap
mengutuk tindakan ISIS tapi mereka pun tidak bisa berbuat banyak lantaran
aksinya tetap berjalan.
Jadi
keberadaan organisasi ini sangat rapi dalam merekrut anggota, sebab
banyak yang bergabung tapi tidak terlacak oleh petugas. Nanti hilang baru ketahuan
bahwa mereka sudah bergabung. Hal ini membuktikan bahwa perangkat sensor atau
petugas yang menangani pelintas batas
termasuk imigrasi ini masih perlu diperkuat (diperketat). Sebab bergabungnya
generasi muda ini di ISIS membuktikan bahwa petugas di bidangnya masing-masing
masih lemah karena masih muda dimasuki oleh orang lain tanpa ketahuan.
Peristiwa di Prancis baru-baru ini
menjadi pelajaran bagi pemimpin dunia untuk berjaga-jaga dalam aksi teroris.
Sebab teroris itu “nyata” tapi “tidak tampak” dipermukan sehingga orang biasa
sangat susah untuk mendeteksinya. Meski bergaul setiap harinya tapi mereka
tetap tidak tahu bahwa teman bergaulnya itu adalah kelompok yang dilarang oleh
pemerintah. Hal itu membuktikan bahwa komitmen (janji) dalam menjaga kerahasiaan
organisasinya tetap mereka pegang teguh sehingga siapapun yang akan mencoba
menelusuri mereka tetap tidak bisa. Inilah salah satu kelebihan yang dimiliki
kelompok ISIS dan para anggotanya.
Wajarlah kalau Negara Prancis yang
begitu ketat pengamanannya bisa lolos, sehingga negara lain pun harus berfikir
dua kali lipat. Oleh karena itu, setiap negara sepantasnya lebih memperkuat
pengamannyanya. Jangan hanya panas-panas tahi ayam, saat awal kejadian maka
pengamanan diperketat, tapi lambat laun mulai pudar lagi. Nanti kalau ada
kejadian baru bergegas kembali untuk memperketat. Jadi dengan kejadian ini maka
kita harus waspada dan menjaga keamanan demi bangasa negara. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar