Perkembangan Kota Makassar sangat cepat
sehingga harus dibarengi dengan kecepatan berfikir atau menata agar kota ini
tampak indah dan menarik wisatawan. Apalagi “Kota Daeng” merupakan salah kota
termacet di Indonesia sehingga ini menjadi perhatian bagi semua pihak. Pasalnya,
jalan-jalan kota yang terkesan sempit itu bila dibandingkan dengan volume
kendaraan yang setiap harinya bertambah, sehingga tercipta kemacetan
dimana-mana pada jam-jam tertentu.
Olehnya itu, beberapa ruas jalan harus
diperhatikan mengingat jalan-jalan tersebut ukuran atau lebarnya masih sama
tempo doloe, sehingga ini yang mendesak untuk dibenahi. Apalagi Makassar akan
menjadi “Kota Dunia” sehingga semuanya harus diperbaiki. Bukan hanya itu, tapi juga tempat-tempat
prostitusi yang terkesan sudah merambah dan berada dimana-mana sehingga kota
ini harus segera dibenahi secara keselruhan sebab kalau hal-hal seperti itu
tidak dilakukan maka dikhawatirkan lima tahun ke depan tempat prostitusi
semakin merajalela dan penikmatnya para generasi muda. Bahkan ada tempat
prostitusi dekat dengan masjid sehingga ini menjadi tantangan bagi orang-oramg
yang beriman.
Jadi wajar jika sekarang Walikota
Makassar Moh. Ramdhan Pomanto sebagai orang nomor satu di kota ini harus
mengambil inisiatif untuk melakukan pembenahan khususnya tempat prostitusi yang
setiap malam dibanjiri “hidung belang”. Tempat seperti ini tidak bisa berhenti
tanpa adanya kebijakan atau aturan yang tegas dari pemerintah sehingga semua
yang berprofesi sebagai “penjaja seks komersial (PSK)” bisa berhenti dengan
sendirinya. Sebab belakangan ini Jl. Nusantara yang dikenal sejak zaman dulu
itu sudah wajar jika dilakukan penutupan.
Meski secara ekonomi dan bisnis bagi orang-orang
yang punya tempat karaoke harus menanggung akibatnya. Sebab bisnis seks ini
juga diakui bahwa salah satu pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Makassar, karena semua tempat prostitusi tersebut menyetor dana retribusinya
kepada petugas yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penutupan tempat
prostitusi Jl. Nusantara Kota Makassar ini menjadi dilema tersendiri bagi
pemerintah Kota Makassar. Sebab kalau itu dilakukan maka yakin dan percaya
bahwa pemasukan PAD daerah ini akan berkurang.
Disamping itu, pekerja seks ini yang
mencapai ratusan bahkan bisa mencapai ribuan orang sehingga ini juga menjadi dilema
sebab penutupan itu berdampak pada orang yang kelihalangan pekerjaan atas
keberlangsungan hidup orang lain. Meski
ada tempat rehabilitasi bagi PSK yang terletak di Jl. Dg. Ramang tapi itu tidak
bisa menampung sekaligus, sehingga ini juga membutuhkan pemikiran yang cerdas.
Belum lagi para pegawai karaoke itu yang kehilangan pekerjaaan sehingga banyak
orang yang tiba-tiba “hidup miskin” karean tidak bekerja lagi.
Nah, akankah walikota menutup tempat
prostitusi di Jl. Nusantara itu ? kalau memang mau jujur seharusnya tempat
seperti itu tidak ada meski kita tahu bahwa hampir seluruh kota di dunia pasti
memiliki tempat hiburan malam guna menjaring tamu-tamu dari luar. Tempat
tersebut selalu berada di pinggir pantai atau tepatnya dekat dengan Pelabuhan
dimana kapal-kapal itu berlabu. Jadi peran walikota dalam memperbaiki tata kota
yang ada di daerah ini menjadi tantangan besar. Apalagi pernah diwacanakan
bahwa Jl, Nusantara ke depan itu harus dirubah menjadi tempat kuliner sehingga
tempat prostitusi itu harus ditutup.
Kalau ini menjadi kenyataan maka banyak
yang support namun tidak bisa juga dipungkiri bahwa penutupan tersebut tetap
menuai sorotan karena ada masyarakat yang tetap menyukai tempat itu, tapi ada
juga yang melarangnya dan tidak setuju, sehingga peran penting dalam
memperbaiki tatanan kota khususnya di daerah pesisir seperti jalan penghibur
hingga jalan Nusantatara perlu ketegasan pemerintah.
Olehnya itu, menutup tempat prostitusi
di Kota Makassar ini merupakan ujian berat bagi walikota sebab tempat semacam
itu sangat susah ditutup karena berbagai kepentingan didalamnya tetap bercampur
baur. Namun, kita juga bisa mengakui bahwa Walikota Surabaya yang sudah menutup
tempat atau lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, Dolly. Penutupan tersebut berhasil
tanpa ada gangguang yang berarti. Apakah Kota Makassar bisa mengikutinya ?
Memang diakui bahwa kalau Jl. Nusantara
itu ditutup berarti semua yang berkepentingan di tempat tersebut akan
kehilangan. Tinggal bagaimana strategi walikota untuk memberikan pemahaman
kepada seluruh pemilik tempat tersebut untuk mengubah bisnisnya. Sebab dalam
Al-Qur’an (QS: Al-Israa ayat 32) yang artinya “Dan janganlah kamu mendekati
zina ; (Zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Jadi menutup tempat prostitusi itu
memang sudah ada dalam Al Qur’an sehingga manusia tidak boleh takut dalam
mengambil resiko karena hal itu tetap dibiarkan maka sama saja kalau kita
membiarkan orang-orang berbuat yang tidak baik dan jalan yang buruk bagi siapa
saja yang telah melakukan perzinahan. Sebab berbuat zina itu merupakan suatu
perbutan yang dilarang oleh Allah SWT, memang kalau dilakukan saat masih di
dunia belum dirasakan akibatnya, tapi di Akhirat akan didapatkan.
Andaikan ada orang yang langsung mengetahui
balasan dari Allah SWT tentang perbuatan yang keji, maka sudah pasti bahwa
orang-oranag akan langsung menghindarinya, meski dibiarkan tidak seorang pun
yang mau mendekatinya. Tapi karena itu merupakan rahasia Allah SWT sehingga
orang sekarang terutama orang-orang modern yang selalu mengagungkan kehidupan
dunia, maka itu tidaklah terpikirkan.
Mudah-mudahan keberadaan tempat
prostitusi ini bisa menjadi pertimbangan orang nomor satu di Kota Makassar
dalam mengambil kebijakan sehingga tatanan kota ini memiliki estetika yang
memang dicari oleh para pelancong. Bukan tempat prostitusi yang dicari tapi
tempat-tempat kuliner yang menyajikan aneka jenis makanan khas daerah ini.
Apalagi Kota Makassar banyak produk yang “aneh” dan tidak dimiliki daerah lain
sehingga itu harus ditonjolkan di dunia luar.
Semoga apa yang diwacanakan walikota
Makassar ini bisa memberikan spirit bagi perkembangan kota yang tidak terkejar
oleh kota-kota lain di Indonesia. Meski tetap diakui bahwa Kota Makassar yang
berada di Kawasan Timur Indonesia itu tetap akan mengejar ketertinggalan dari
kota-kota di Pulau Jawa. Semoga apa yang dikehendaki oleh semua pihak bisa
dilaksanakan dan kita sama-sama melihat tujuan itu tanpa ada perbedaan. Semoga
!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar