Kemajuan suatu kota bukan dilihat atau
ditentukan dari polesan yang dilakukan pemerintahannya. Pasalnya, polesan kota
yang dipercantik itu bukan jaminan terbebas dari segala macam persoalan. Salah satunya
adalah faktor alam yang tidak bisa dihindarkan seperti banjir saat musim hujan.
Begitupula dengan kota Makassar yang dijuluki sebagai Kota Metropolitan. Bahkan
sudah digembar gemborkan sebagai “Kota Dunia”. Namun demikian Kota Metropolitan
ini tidak terlepas dengan “Kota Banjir”.
Buktinya baru beberapa hari Makassar
diguyur hujan sudah banjir dimana-mana, padahal pemerintah kota sudah berupaya
dan melakukan perbaikan dan pengerukan selokan-selokan yang buntu saat musim
kemarau lalu. Tapi toh kenyataan sekarang banjir tetap menghampiri “Kota Daeng”.
Ada apa sebenarnya ? Dimana letak kesalahannya…… ? Mengapa mesti tetap banjir
padahal sudah dikeluarkan anggaran yang cukup besar untuk perbaikan drainase
diseluruh kota.
Hal ini menjadi catatan keprihatinan
bagi warga Makassar yang mendiami kota ini terutama di tempat-tempat yang rawan
akan banjir. Bahkan beberapa pekan lalu ada anak (bocah) yang terseret arus
banjir. Hal ini menandakan bahwa banjir ini sangat menyusahkan warga Makassar
sehingga pemerintah harus memperhatikan semua ini.
Memang diakui bahwa persoalan banjir
tidak bisa ditahan oleh siapapun karena ini merupakan faktor alam. Namun peran
manusia atas terjadinya banjir itu sangat besar. Sebab kalau manusianya sadar
tentunya banjir juga dapat diantisipasi. Seperti misalnya selokan yang sudah
dikeruk atau dibersihkan, maka masyarakat harus menjaganya dengan cara tidak
membuang sampah di sembarang tempat. Karena kalau sampahnya dibuang di selokan
atau drainase tentunya ini bisa menyumbat aliran air. Misalnya di gorong-gorong yang tidak terlihat
banyak sampah yang terdapat disitu, maka air pasti tidak bisa mengalir.
Kalau hal seperti ini tetap terjadi maka
tentunya banjir itu tidak bisa dihindari. Sebab banyak juga masyarakat asal
membuang sampahnya di sembarang tempat. Padahal tidak memikirkan dampaknya.
Nanti banjir baru mereka beteriak bahwa ini banjir. Padahal mereka tidak
menyadari kelakuannya bahwa ini juga tidak terlepas dengan kelakuan masyarakat
itu sendiri. Belum lagi pemerintah yang memang harus memperhatikan persoalan
drainase ini agar tidak terjadi penyumbatan di dalam gorong-gorong yang tembus
ke laut.
Bila dilihat sepintas banjir di Kota
Makassar tidak seharusnya terjadi karena sudah ada perbaikan saluran. Tapi saat
hujan ternyata banjir itu lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Ada apa ini ?
Siapa yang disalahkan ? Sedangkan yang paling parah banjirnya adalah di
Kecamatan Biringkananya. Dimana masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih
tinggi lantaran rumah tenggelam, karena ketinggian air di atas satu meter. Ini pertanda
kurang baik bagi masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dengan pengembang yang
membangun perumahan kurang perhatian terhadap drainase.
Sebab banyak pengembang asal membangun
perumahan tanpa disiapkan saluran pembuangan. Mereka sangat irit dalam
menyiapkan saluran sehingga akibatnya masyarakat itu sndiri yang menanggung
dampaknya,
Persoalan banjir ini dapat menyedot
anggaran yang tidak sedikit karena membuka posko pengunsian itu memerlukan
biaya yang cukup besar, disamping bantuan makanan, obat-obatan dan lain-lain.
Ini yang harus diperhatikan. Kalau tidak ada posko bantuan tentunya anggran itu
tidak perlu lagi di suit ke situ tapi karena terjadi banjir, maka harus
dilakukan tanpa ditawar-tawar lagi.
Jadi ke depan persoalan pemberian izin
bagi pengembang harus dikontrol. Jika tidak disiapkan saluran yang memadai
tentunya izinnya dapat dipertimbangkan. Karena bisa memberikan dampak buruk
bagi masyarakat yang menempati perumahan tersebut.
Olehnya itu, pengembang harus
memperhatikan saluran ini sebab kalau
kurang perhatian ini bisa memicu terjadinya banjir. Bukan hanya tahun ini tapi
tahun-tahun ke depan mungkin lebih parah lagi karena semakin banyak pengembang
yang membangun perumahan. Jadi pemerintah harus tegas dalam pemberian izin
perumahan sehingga pengembang juga tidak main-main dalam melakukan pembangunan
perumahan.
Jadi sekarang banjir sudah terjadi, maka
ini merupakan pelajaran bagi kita semua bahwa banjir itu bisa diantispasi kalau
masyarakat bersatu. Sebab terjadinya banjir ini selain memang faktor alam, tapi
peran manusia juga tidak terlepas dengan kejadian ini. Sebab tahun ini lebih
besar dibanding tahun sebelumnya. Jadi kalau memang banjir terpaksa terjadinya itu bisa
tidak sampai orang mengungsi karena ketinggian air bisa di bawah satu meter.
Ini terjadi karena air lambat mengalir ke laut lantaran salurannya sangat kecil
bahkan tersumbat.
Olehnya itu, masyarakat harus sama-sama
menjaga lingkungan masing-masing dan tidak menyalahkan orang lain. Karena semua
itu tidak terlepas dengan kebiasaan yang membuang sampah di sembarang tempat.
Semoga banjir kali ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa sampah itu
sangat penting untuk dibuang pada tempatnya. Bukannya di selokan. Karena kalau
sudah menyumbat saluran air maka air akan tidak bisa mengalir lagi.
Semoga kita semua menyadari bahwa banjir
sangat mengganggu aktifitas masyarakat. Jadi mari kita menyadari bahwa perlunya
menjaga lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar