Dunia tiba-tiba “Meledak” akibat
pernyataan seorang pemimpin dunia yang dikenal suka melakukan argument yang
dapat menyinggung perasaan orang lain. Dialah Donald Trump Presiden Amerika
Serikat. Pernyataan yang dikeluarkannya itu membuat dunia dan Ummat Islam
dilukai akibat pengakuan bahwa Yerussalem itu adalah ibu Kota Israel.
Pernyataan ini membuat reaksi di seluruh
dinia baik memprotes secara langsung maupun melakukan aksi demonstrasi di kedutaan-kedutaan
Amerika Serikat di seluruh Negara,
termasuk Indonesia. Bahkan Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan keras
atas klaim sepihak itu. Pernyataan Trump itu merupakan pelanggaran berat atas
berbagai kesepakatan internasional yang telah dicapai untuk mendamaikan
Palestian dan Israel. “Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika
Serikat terhadap Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel,” Ucap Presiden. (Fajar, Jum’at 8 Desember 2017).
Indonesia meminta Trump mempertimbngkan
kembali keputusannya tersebut, sebab dampaknya akan sangat besar. Pengakuan
sepihak telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB,
dimana AS menjadi anggota tetapnya. “ini bisa mengguncng stabilitas keamanan
dunia,” ujarnya.
Keputusan Trump ini bisa membuat dunia
marah besar dan tidak menutup kemungkinan produk Amerika menjadi sasaran
kemarahan warga di seluruh dunia. Disamping itu bisa saja memicu terjadinya “perang
dunia ke-III” jika keputusan Trump ini tidak dicabut kembali. Pasalnya Yerussalem
itu adalah dihormati oleh Ummat Islam. Mereka menjaganya sampai matian-matian.
Siapapun yang ingin masuk dengan niat buruk, maka perlawanan tentu akan
disiapkan.
Jadi siapapun yang ingin menjadikannya
sebagai wilayah kekuasaan yang bisa mencederai perasaan dan kehormatan ummt
islam, akan dikecam dan terkecuali
Indonesia. Olehnya itu, sikap dan arogansi Presiden Amerika Serikat ini sangat
disesalkan oleh semua pihak karena kelakuannya itu bisa mengembalikan “bara
api” dan kembali menyala yang tadinya
sudah mulai redup bahkan boleh dibilang adem-adem saja meski sesekali ada yang
mengusik. Namun, dengan pernyataan yang tidak terduga itu membuat mata dunia terbelalak karena
keputusannya yang sepihak.
Kalau kita telusuri sejarahnya dimana
Yerussalem kota suci yang menjadi kota rebutan tiga agama; yaitu Islam, Yahudi
dan Kristen. Bahkan berabad-abad lamanya salah satu kota disengketakan,
sehingga ini menjadi perebutan hingga sekarang. Meski tetap dilaukan dialog
perdamaian antara Palestina dan Israel tapi terkadang mengalami jalan buntu.
Tapi dengan perjuangan yang gigih para tokoh Palestina, maka Yerussalem tetap
menjadi milik Palestina.
Dalam bahasa Ibrani, kota ini disebut
Yerushalayim, sementara dalam bahasa Arab disebut Al-Quds. Pada masa lalu, kota
ini pernah berulang kali direbut, ditaklukkan, dihancurkan dan dibangun
kembali. Jadi apalah artinya kota dibangun kalau dihancurkan kembali, lalu
dibangun lagi. Kini Palestina aman dan tidak pernah lagi dibicarakan tiba-tiba
hebo akibat ulah Trump yang tidak manusiawi itu. Bahkan ini sangat membahayakan
semua pihak karena kalau aksi protes yang dilancarkan di seluruh dunia bisa
saja terjadinya konflik yang berkepanjangan. Sebab ini menjadi barometer bahwa Yerussalem itu
tidak boleh ada yang mengganggunya. Jangankan merebutnya memasuki saja tanpa
niat baik akan segera diusir dari Yerussalem apalagi kalau mau dijadikan
sebagai Ibu Kota Israel.
Hal tersebut sangat disesalkan oleh
semua pihak atas pengakuan sepihak karena Trump sebagai Presdien adikuasa tapi
pemikirannya masih seperti anak “Sekolah
Dasar” yang terkesan tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Sebab kalau
pernyataan seperti itu dikeluarkan berarti sangsinya sangat besar karena sengaja
untuk menghancurkan Ummat Islam. Pernyataan ini membuat Ummat Islam sangat
terluka, karena Palestina sudah disetujui oleh Dewan Keamanan PBB sebagai Kota
Palestian.
Memang diakui bahwa perebutan Yerussalem berlangsung ribuan
tahun. Dimana tahun 1917 konflik Inggris vs Kekhalifaan Ottoman Turki. Tahun
1947, PBB menyetujui rencana partis wilayah itu menjadi dua Negara untuk Yahudi
dan Arab. Yerussalem jadi “kota internasiona” tidak menjadi wilayah siapapun.
Jadi sekarang ini pengakuan Trump untuk menjadikan Yerussalem sebagai ibu Kota
Israel itu sangat disayangkan karena sudah diakui oleh PPB sebagai kota
Internasional.
Oleh karena itu, pengakuan PBB ini harus
dihormati sebab kalau hanya mau mengaku-mengaku saja apalagi pengakuan sepihak itu
tidak berdasar. Kini terjadi pembunuhan dan jatuhnya korban jiwa lantaran orang
Palestina tidak terima Yerussalem dijadikan sebagai ibu Kota Israel. Tadinya
tidak perlu lagi aksi demonstrasi yang membawa mala petaka, tapi karena
perbuatan orang yang tidak terpuji akhirnya bentrok pun tidak terelakkan
anatara tentara Israel dan penduduk sipil
Palestina.
Hal ini menandakan bahwa perkembangan
dunia untuk perdamaian mengalami kemunduran. Padahal diharapkan perdamaian
dunia ini harus dipupuk dan dipertahankan. Kalau perlu tidak ada kejadian serupa
yang menimpa Negara tersebut seperti masa lalu. Jika ada perang mestinya Amerika
Serikat segera turun tangan untuk mendamaian. Jangan sebaliknya membuat gaduh
dunia hanya karena peryataan “bodoh” yang dikeluarkan Trump.
Semua ke depan tidak lagi main-main
dengan pernyataan seperti itu. Bukan hanya Trump tapi juga pemimpin dunia lainnya
harus berfikir positif jika mau mengeluarkan pendapat atau pernyataan. Semua ini
menjadi pelajaran bagi kita semua. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar