Penyu (turtle)
atau biasa disebut juga kura kura laut, tuturuga, dan
hen, adalah salah fauna atau hewan purba yang hidup di laut. Penyu
adalah salah satu satwa peninggalan zaman purba yang sampai sekarang masih
hidup. Karena itu, penyu dianggap sebagai fosil hidup. Penyu tergolong reptil yang
hidup di laut pada perairan dangkal hingga laut dalam di perairan tropis dan
subtropis. Penyu mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi. Karena itu, penyu menjadi
salah satu fauna laut yang paling banyak diburu.
Sebagai
salah satu kekayaan alam penting di perairan Nusantara, penyu harus
diperkenalkan secara luas kepada masyarakat. Tidak sekadar dikenal, tetapi
diharapkan mendorong anak-anak negeri ini untuk ikut melindungi dan
melestarikan hewan yang lemah lembut ini.
Penyu termasuk hewan air yang hidup di
laut. Penyu tergolong dalam kelas
Reptilia, ordo Testudines. Dari ordo ini
ada dua suku yaitu Dermochelidae dan Chelonidae. Penyu laut—bersama dengan ular, buaya dan
kura-kura—termasuk kelompok terbesar hewan melata berdarah dingin. Penyu menyesuaikan diri untuk hidup di
laut. Meskipun begitu penyu betina
bertelur di daratan pantai pasir dengan membuat lubang dan menimbun telurnya. Hewan ini mempunyai bentuk tubuh bulat pipih,
yang pada umumnya berukuran relatif besar dan terbungkus oleh perisai atau
cangkang. Penyu dapat tumbuh hingga
mencapai ukuran panjang 1,8 m dan berat 750 kg, terutama pada jenis penyu
belimbing (Dermochelys coriacea).
Perisai
bagian punggung cembung disebut karapas (carapace), sedangkan perisai
sebelah ventral (perut) disebut plastron. Kedua bagian itu digabungkan pada bagian
lateral bawah, terbungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk yang tebal.
Bentuk tubuh penyu ini tidak berubah dengan bentuk nenek-moyangnya sekitar 100
juta tahun yang lalu jika dikaji dari temuan-temuan fosilnya. Cangkang atau
perisai penyu melindunginya dari pengaruh lingkungan. Berbeda dengan kura-kura yang kulitnya berat
sehingga kura-kura berjalan sangat lambat, kulit penyu relatif ringan. Daya apung air mengurangi berat cangkang
penyu, sehingga hewan ini tidak perlu “menggendong” cangkangnya waktu bergerak
di dalam air. Kaki-kakinya berubah
menjadi bentuk sirip (flipper) atau dayung lebar yang agak memanjang
sedikit sehingga memberikan kemampuan penyu untuk bergerak bebas dan berenang
relatif cepat. Penyu tidak memiliki
gigi, tetapi dengan rahang berkulit zat tanduk menjadi pengganti alat mekanis
untuk mengunyah makanan.
Saat ini diperkirakan terdapat tujuh spesies atau jenis penyu yang masih
hidup di perairan tropis dan subtropis di dunia. Dari ketujuh spesies
penyu yang masih hidup, enam di antaranya hidup di perairan Indonesia, yaitu
penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas),
penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu lekang (Lepidochelys
olivacea), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu pipih (Natator
depressus). Semua spesies penyu
dilindungi oleh undang-undang, sehingga dilarang ditangkap dan diperdagangkan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar