Budidaya udang dan ikan merupakan
pekerjaan rutinitas bagi pembudidaya. Pasalnya, usaha budidaya ini sudah tidak
asing lagi bagi masyarakat yang berdomisli di daerah pertambakan. Akan tetapi
lain halnya dengan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau karena pekerjaannya
memang menangkap ikan di laut yang sudah menjadi pekerjaan rutinitasnya setiap
hari.
Meski menangkap ikan dilakukan dengan berbagai
cara alias instant dengan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan karena
memaki bom ikan, bius dan bahan beracun lainnya. Tidak salah jika aparat keamanan
tetap memburu mereka yang melakukan pelanggaran karena selain dapat
membahayakan dirinya juga dapat merusak lingkungan terutama di daerah terumbu
karang yang juga dikenal sebagai rumah ikan sehingga wajib untuk menjaganya.
Namun, banyak nelayan tetap menggunakan bom ikan sehingga lingkungan
disekitarnya menjadi tercemar dan terumbu karang akan mati.
Kalau kejadiannya seperti ini dan tetap berlangsung berarti lama atau
tidak semua terumbu karang akan mengalami kerusakan. Tentunya ikan pasti
berkurang karena tidak ada lagi tempat untuk berlindung atau memijah, sehingga
pola pikir ini harus disingkirkan dan diganti dengan pola pikir yang membangun.
Salah satunya adalah melakukan budidaya baik itu ikan maupun udang. Seperti halnya
yang dikembangkan Dinas Kelautan dan Perikanan Pangkep di Pulau Balang Lompo
Kecamatan Liukang Tupabbiring. Dimana kawasan tersebut dijadikan sebagai
kawasan sentra budidaya lobster.
Oleh karena itu, nelayan yang tadinya
selalu menangkap ikan di laut bisa melakukan usaha budidaya lobster karena
keduanya tidak saling bertentangan, malah budidaya lobster ini dapat meningkatkan
pendapatannya lantaran hasilnya juga jauh lebih baik. Sementara menangkap ikan
di laut tetap berjalan sehingga usaha ini sangat cocok dilakukan.
Lobster air laut merupakan salah satu
komoditas perikanan yang laris diburu. Ini karena permintaan lobster air laut
terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, peluang bisnis lobster air laut
masih terbuka sangat lebar. Terlebih, lobster air laut sangat diminati oleh
para pecinta makanan seafood. Bahkan, banyak restoran yang menyajikan
lobster air laut selalu laris diburu oleh konsumen.
Saat
ini peluang pasar menjalankan bisnis budidaya lobster air laut
masih sangat terbuka lebar, baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Kota-kota
besar di Indonesia merupakan tempat yang manjanjikan untuk menjual hasil dari
budidaya lobster ini. Sementara itu, untuk pasar internasional, beberapa negara
seperti Cina, Taiwan, Hongkong, dan negara-negara Asia lainnya menjadi tujuan
pasar yang utama.
Lobster air laut lebih diminati
dibandingkan lobster air tawar karena memiliki rasa yang lebih enak, sekaligus
memiliki ukuran yang lebih besar. Sebagai salah satu komoditi, lobster air laut
juga memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibanding lobster air tawar sehingga
dapat menjadi peluang bisnis menjanjikan. (https://www.pertanianku.com)
Memang diakui bahwa budidaya lobster
bagi masyarakat pulau tentunya masih baru sehingga dibutuhkan pendampingan agar
masyarakat dapat memahami bagaimana cara melakukan budidaya lobster tersebut. Olehnya
itu, masyarakat yang ingin melakukan usaha ini bisa belajar dengan serius pada
dinas kelautan dan perikanan. Pasalnya, lobster memiliki harga jual tinggi
meski masa pemeliharaanya tergolong lama tapi hasilnya lumayan bagus.
Disamping itu, nelayan juga tidak
terganggu dalam hal menangkap ikan di laut karena tidak ada perlakuan khusus
yang diberikan kepada budidaya lobster tersebut. Budidaya lobster menggunakan
keramba jaring apung sehingga pemerintah memang harus terlibat langsung karena
harga kerambanya juga tergolong mahal. Jadi sangat tepat jika Dinas Kelautan
dan Perikanan Pangkep menjadikan Pulau Balang Lompo sebagai sentra budidaya
lobster.
Untuk mendukung itu masyarakat juga
harus berubah pola pikirnya karena tentunya saling terkait satu dengan lainnya.
Misalnya masyarakat yang tadinya suka melakukan pengeboman ikan di laut harus
dihentikan kebiasaan tersebut karena kalau tetap dilakukan maka terjadi pencemaran perairan. Sementara budidaya
lobster harus berada pada lingkungan perairan yang sehat atau tidak tercemar.
Olehnya itu, masyarakat yang ada di
daerah tersebut benar-benar dapat menjaga lingkungan agar terbebas dari
berbagai pencemaran yang ada. Jangan sampai kita melakukan hal-hal yang kurang
baik sehingga usaha budidaya yang dilakukan dapat terpengaruh dengan aktivitas
yang bisa merugikan diri sendiri.
Masalahnya banyak masyarakat yang masih
mengabaikan masalah pencemaran sehingga memang harus ada penyuluhan dan
pemahaman agar prilaku yang selama ini mencari ikan menggunakan bahan peledak
itu harus dihentikan, karena kalau tidak dihentikan akan terganggu usaha
budidaya ini. Jadi sekarang dengan keinginan pemerintah untuk menjadikan Pulau
Blanag Lompo ini sebagai kawasan atau sentra produksi lobster harus didukung
oleh seluruh masyarakat tanpa kecuali agar apa yang dicanagkan itu dapat
berhasil.
Jadi sekarang mari kita selalu
berpikiran positif dan meruba pola pikir yang lama menjadi pola pikir yang baru.
Kalau sudah menyatu dalam diri kita maka itu menjadi modal usaha untuk
mengembangkan budidaya lobster ini dimasa datang. Bahkan kalau ini dianggap
berhasil dan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan menagkap ikan di laut, kemungkinan
besar nelayan tanpa disadari akan beralih ke usaha budidaya lobster ini meski
tidak ada yang mendorongnya karena itu merupakan kesadaran sendiri.
Tinggal bagaimana usaha tetap
berlangsung tanpa ada hambatan. Mudah-mudahan budidaya lobster ini dapat
berkembang sehingga pendapatan nelayan dapat meningkat. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar